STERILISASI
1.
Pada
wanita (MOW) metode operasi wanita/
Tubektomi
2. Metode operasi pria (MOP) / vasektomi
@1 metode operasi wanita (MOW)
/ tubektomi
Kontrasepsi ini bias juga disebut
juga kontrasepsi mantap pada wanita disebut tubektomi, yaitu tindakan
memotong tuba fallopi/ tuba uterine. Sedangkan pada pria kontrasepsi mantap
disebut vasektomi yaitu tindakan memotong vas deferens.
Tubektomi merupakan tindakan medis
berupa penutupan tuba uterine dengan
maksud tertentu untuk tidak mendapatkan keturunan dalam jangka panjang sampai
seumur hidup. Kadang-kadang tindakan ini masih dapat dipulihkan seperti semula.
Dahulu tindakan ini dilakukan atas
tindakan medis seperti kelainan jiwa, kemungkinan kehamilan yang dapat
membahayakan nyawa ibu atau penyakit keturunan kini tubektomi dilakukan untuk
membatasi jumlah anak.
Sterilisasi wanita adlah satu-satunya
metode kontrasepsi wanita yang permanen. Metode ini pertama kali dilontarkan
oleh hipocrates, tetapi metode ini tidak digambarkan dengan sempurna sampai
pada tahun 1834 oleh von Blundell. Pada saat ini sterilisasi wanita adalah
prosedur yang sangat berbahaya yang melibatkan pembedahan abdomen dan perawatan
dirumah sakit dengan waktu yang lama.
Cara melakukan sterilisasi telah
mengalami banyak perubahan. Pada abd ke 19, sterilisasi diakukan dengan
mengangkat uterus atau kedua ovarium. Pada tahun 50 an dilakukan dengan
memasukkan AgNO3 melalui kanalis servikalis kedalam tuba uterine. Pada
Akhir abad ke 19 diakukan dengan mengikat tuba uterine namun cara ini
mengalami banyak kegagalan sehingga dilakukanlah pemotongan dan pengikatan tuba
uterine. dulu, sterilisasi ini dibantu oleh anestesi umum dengan membuat
sayatan/ insisi yang lebar dan harus dirawat dirumah sakit. Kini, operasinya
tanpa dibantu anestesi umum dengan hanya membuat insisi kecil. Dan tidak perlu
dirawat dirumah sakit. Secara umum tjuan dari tubektomi adalah menghambat
perjalanan sel telur perempuan agar tidak dibuahi sperma.
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
A. KONTRASEPSI MANTAP WANITA PER
ABDOMINAL / TRANS ABDOMINAL
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.jpg)
1. Laparatomi saja tidak dianjurkan
untuk wanita karena diperlukan insisi yang panjang dan anestesi umum atau
anestesi spinal
2. Laparatomi hanya diperlukan bila cara
– cara kontap lainnya gagal atau timbul
komplikasi sehingga memerlukan insasi yang lebih besar
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.jpg)
Dapat dilakukan :
1. Sub umbilical / infra umbilical
Post partum
2. Supra pubis / mini pfanenestrel
Post abortus
Interval
dilakukan pada saat bukan post partum atau post abortus
Ad 1. Mini
- laparatomi sub umbilical / infra umbilical (post partum)
Prosedur tindakan :
a. Persiapan pre operatif :
-pengosongan kandung
kemih
- A dan anti sepsis
abdomen
b. neurolept – analgesia + anestesi local
c. insisi transversal 1 – 3cm sub umbilical / infra umbilical,
lapis demi lapis
d. manipulasi uterus untuk mengeluarkan tuba fallopi dari luka
insisi atau dengan memakairamathidodi tubal hook
e. oklusi tuba fallopi
dapat dilakukan
dengan berbagai car :
1. Ligasi + eksisi
2. Fimbrektomi
3. Ring
4. Elektra clips
Keuntungan mini
laparatomi post partum
a. Aman
b. Mudah
c. Wanita yang baru melahirkan umumnya
mempunyai motivasi tinggi untuk mencegah mendapatkan banyak anak
Kerugian
mini laparatomi post partum
a. Resiko komplikasi, kesalahan dan
kegagalan tekhnis sedikit lebih tinggi
b. Perdarahan yang mungkin terjadi lebih
banyak
c. Saat melahirkan, bakteri dapat masuk
ke rongga pelvis
Efektivitas mini
laparatomi post partum
1. Angka kegagalan 0 – 2,7 kehamilan per
100 wanita
2. Sebab- sebab terjadinya kehamilan
a. Kesalahan pembedahan
b. Rekanalisasi spontan tuba fallopi
c. Fistula timbul di dalam tuba
3. Yang harus selalu di ingat, bila
terjadi kehamilan karena reanastomisis atau fistula tuba, adalah kemungkinan
terjadinya kehamilan ektopik
Ad. 2 mini lparatomi supra pubis / mini
pfannestiel
Prosedur tindakan :
a. Persiapan pre operatif
-
Rambut
pubis dicukur
-
Pengosongan
kandung kencing sendiri
-
A
dan anti sepsis abdomen / pelvis
b. Neurolept analgesia + anestesi local
c. Insisi transversal 1,5 – 3 cm di atas
simfisis pubis
d. Manipulasi uterus
e. Oklusi tuba fallopi
f.
Penutupan
luka insisi, lapis demi lapis
Efektivitas
mini laparatomi supra pubis
1. Angka kegagalan 0,2 – 0,8 per 100
wanita
2. Ingat selalu kemungkinanterjadinya
kehamilan ektopik
Kontra indikasi mini laparatomi
1. Kontra indikasi absolute :
a. Infeksi peritoneum
b. Kehamilan
2. Kontra indikasi relative
a. Adhesi pelvis karena endometritis
b. Obesitas
c. Penyakit jantung
d. Hipertensi
Komplikasi mini
laparatomi
1. Komplikasi mayor
2. Komplikasi minor
Keuntungan mini
laparatomi
1. Mudah dipelajari
2. Dapat dikerjakan oleh setiap tenaga medis
3. Komplikasi umumnya hanya komplikasi
minor
4. Dapat dilakukan segera setelah
melahirkan
Kerugian mini laparatomi
1. Waktu operasi sedikit lebih lama
dibandingkan dengan laparoskopi
2. Sukar pada wanita yang sangat gemuk
3. Meninggalkan bekas luka parut
4. Rasa abdomen yang sakit singkat
5. Angka kejadian operasi lebih tinggi
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.jpg)
Merupakan gabungan dari
dua tindakan yaitu :
a. Laparaskopi
b. Oklusi tuba fallopi
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
1. Kontra indikasi absolute :
a. Infeksi peritoneal
b. Penyakit jantung
2. Kontra indikasi relative
a. Hernia umbilikalis
b. Obesitas yang ekstrem
c. Inflammasi pelvis yang akut atau
kronis
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
1. Persiapan pre operatif
a. Pengosongan kandung kencing sendiri
b. Rambut pubis tidak perlu dicukur
2. Pemberian neurolept analgesi
3. Insisi transversal 1 – 1,5 yang
superficial dari dinding kulit abdomen pada pinggir bawah umbilikalis
4. Pneuma peritoneum
Gas yang dipakai dapat :
a. Karbon dioksida
b. Nitrous oksida
c. Udara ruangan operasi
5. Trocar dengan tabungnya ditusukkan
melalui luka insisi super fisial dengan arah kaudal
6. Dalam posisi trendelenburg dilakukan
manipulasi uterus dengan cannula khusus dan dilakukan oklusi tuba fallopi
dengan cara koagulasi
7. Laparoskop dikeluarkan gas didalam
rongga abdomen dikeluarkan melalui tabung trocar, tabung trocar dikeluarkan,
sisa gas dikeluarkan melalui luka insisi
8. Luka insisi dittup
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
1. Komplikasi rendah
2. Cepat ( rata- rata 5 – 15 menit )
3. Insisi kecil sehingga luka parut
sedikit sekali
4. Dapat dipakai juga untuk diagnostic
5. Sangat berguna bila jumlah akseptor
banyak.
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
1. Resiko komplikasi dapat serius bila
terjadi
2. Lebih sukar dipelajari
3. Memerlukan keahlian dan ketrampilan
dalam membedah abdomen
4. Harga peralatannya mahal
5. Tidak dianjurkan digunakan segera
setelah post partum
B. KONTRASEPSI MANTAP WANITA PER VAGINAL
/ TRANS VAGINAL
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image005.jpg)
Dikenal
1. Kolpotomi posterior
2. Kolpotomi anterior
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.jpg)
1. Dapat dilakukan secara rawat jalan
2. Hanya memerlukan waktu 5 – 15 menit
3. Cukup dengan neurolept analgesia +
anestesi local
4. Rasa sakit post operatif lebih kecil
5. Tidak ada insisi abdominal
6. Peralatan yang dipakai lebih
sederhana
7. Morbiditas dan komplikasi mayor
rendah
8. Angka kegagalan rendah kira-kira 1%
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.jpg)
1. Uterus anteversi
2. Infeksi
3. Masa adnexa
4. Perlekatan –perlekatan
5. Obesitas ekstrem
6. Vagina yang sempit
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.jpg)
1. Persiapan pre operatif
Pengosongan kandung
kencing sendiri
2. Neurolept analgesia + anestesi local
3. Insisi dinding vagina transversal
sepanjang 3-5cm dengan gunting atau scalpel
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.jpg)
1. Angka kegagalan 0 – 5,2 %
2. Kegagalan komplikasi dan morbiditas
pad kolpotomi tampaknya tergantung pada saat dilakukan operasi
3. Bila terjadi kegagalan setelah
kolpotomi untuk kontap wanita kemungkinan terjadi kehamilan ektopik
4. Untuk mengurangi morbiditas dan
komplikasi sebagai calon akseptor harus dilakukan dengan baik.
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image005.jpg)
Pada kuldoskopi rongga
pelvis dapat dilihat melalui alat kuldoskop yang dimasukkan melalui fornix
posterior kedalam cavum douglass yaitu suatu kantong peritoneum yang terletak
diantara dinding depan rectum dan dinding belakang uterus.
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.jpg)
1. Tidak meninggalkan bekas luka parut
2. Hanya memerlukan neurolept analgesi +
anestesi local
3. Dapat dikerjakan secara rawat jalan
4. Peralatan lebih sederhana
5. Waktu komplikasi hanya 10 menit
6. Komplikasi dan morbiditas rendah
7. Elektro koagulasi jarang dikerjakan
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.jpg)
Posisi akseptor yaitu
posisi lutut dada mungkin kurang me nyenangkan baginya
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.jpg)
1. PID
2.
Infeksi local dari
vagina dan serviks
3. Cavum douglass yang terfixer
4. Kehamilan
5. Obesitas ekstrem
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.jpg)
1. Persiapan pre oeratif
a. Jangan makan pagi pada hari operasi
b. Lavement saat tiba dirumah sakit
c. Pengosongan kandung kencing sendiri
sesaat operasi
2. Neurolept analgesi + anestesi local
3. Dalam posisi lutut dada deengan kedua
paha tegak lurus pada meja operasi dan kedua lutut terbuka
4. Oklusi tuba fallopi dapat dilakukan
dengan :
Ligasi
Fimbriektomi
Clips
5. Luka tusukka dijahit dengan chromic
catgut OO dengan jahitan anka delapan yang longgar termasuk peritoneum dan
mucosa vagina
C. KONTRASEPSI MANTAP WANITA
TRANSCERVICAL / TRANSUTERINE
1. Merupakan metode kontrasepsi non
chirugis diman oklusi tuba fallopi dilakukan melalui cervix uteri
2. Metode kontap wanita transervical
belum banyak dikerjakan dan pada umumnya masih dalam tahap eksperimental
3. Untuk mencapai ostium tubae dapat
dilakukan dengan :
a. Melihat secara langsung histereskopi
b. Tanapa melihat secara langsung blind
delivery
4. Untuk oklusi tuba fallopi dilakukan
dengan :
a. Oklusi kimia
b. Oklusi mekanis
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.jpg)
a. Semua penyakit – penyakit tractus
genetalia wanita yang menghalangi invasi instrumental dari uterus
b. Infeksi traktus genetalia wanita
seperti vaginitis
c. Keadaan-keadaan dimana resiko tindkan
histereskopi akan menambah beratnya keadaan tersebut
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.jpg)
1. Persiapan pre operatif
2. Pemberian neurolept analgesi +
anestesi local
3. Tabung histereskopi dimasukkan
disusul oleh alat histereskop
4. Oklusi ostium tuba fallopi pada utero
tubal junction
a. Oklusi kimia
b. Perdarahan
c. Oklusi mekanis
d. Elektro koagulasi
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.jpg)
a. Perdarahan
b. Infeksi
c. Perforasi uterus
d. Luka bakar usus
e. Gejala – gejala karena masuknya gas
intra vaskuler
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.jpg)
a. Tidak diperlukan insisi
b. Dapat secara rawat jalan karena
prosedurnya cepat/singkat
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.jpg)
a. Resiko perforasi uteruss dan luka
bakar
b. Angka kegagalan tinggi
c. Resiko kehamilan ektopik
d. Oklusi tuba fallopi tidak segera
aktif
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
Pada cara ini operator
tidak melihat langsung kedalam cavum uteri untuk melokaliser orificium tubae
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image005.jpg)
1. Gejala-gejala karena vaso vagal
reflex
2. Rasa ringan pada daerah pelvis
3. Masuknya zat kimia intra vascular
4. Infeksi
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image005.jpg)
1. Pelaksanaan mudah
2. Dapat secara rawat jalan
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image005.jpg)
1. Kebanyakan kurang efektif setelah
satu kali pemberian seehingga akseptor perlu datang kembali untuk pemberian
selanjutnya
2. Beberapa zat kimia sangat toksik
terhadap jaringan sehingga mempunyai resiko merusak jaringan-jaringan sekitarnya
3. Daya kerja zat – zat kimia tidak
selalu dapat diketahui / diramalkan.
D. Cara
oklusi tuba fallopii
Ligasi
tuba fallopii
Ligasi
atau pengikatan tuba fallopii untuk mencegah perjalanan dan pertemuan
sprematozoa dan ovum merupakan salah satu cara okulasi tuba fallopii yang
paling tua.
Keuntungan ligasi tuba fallopii
1.
Hanya memerlukan keahlian / keterampilan
sedang-sedang saja
2.
Hanya memerlukan alat-alat sederhana
3.
Morbilitas rendah
Kerugian ligasi tuba fallopii
1.
Umumnya ireversibel
2.
Bila dikerjakan dengan laparotomi, memerlukan
hospitalisasi
Teknik ligasi tuba fallopii
1.
Ligasi biasa
2.
Ligasi + penjepitan
3.
Ligasi + pembelahan / pembagian (division) +
penanaman
4.
Ligasi + reseksi
5.
Ligasi + reseksi + penanaman
Ad 1.Ligasi biasa
a.
Ligasi biasa jarang dikerjakan lagi sekarang
karena angka kegagalannya tinggi
b.
Pernah dicoba untuk melakukan ligasi dengan dua
ikatan, tetapi menyebabkan terjadinya hydrosalpinx diantara kedua ikatan, sehingga
cara dengan dua ikatan ini tidak dipakai lagi
Keuntungan ligasi biasa :
1.
Mudah melakukannya
2.
Morbilitas rendah
3.
Potensi tinggi untuk reversibilitas
Kerugian ligasi biasa :
1.
Angka kegagalan tinggi (sampai 20%)
Ad2. Ligasi + penjepitan tuba fallopii teknik
madlener
a.
Bagian tengah tuba fallopii diangkat sehingga
membentuk suatu loop.
b.
Dasar dari loop dijepit dengan klem kemudian
diikat dengan benang yang tidak diserap (silk,cotton).
-
Angka kegagalan teknik madlener tinggi, karena
terjadi reanastomosis dan regenerasi jaringan pada daerah yang bekas dijepit
dengan klem.
IPPF (1973) menganjurkan agar tuba fallopii
jangan dijepit dengan klem.
-
Kadang-kadang dilakukan modifikassi madlener
dimana bagian atas dari loop dipotong.
-
Tehnik madlener sekarang sudah jarang
dikerjakan.
Keuntungan
teknik madlener
1. Morbiditas
rendah
2. Mudah
dikejakan
3. Dapat
dilakukan melalui beberapa cara dalam mencapai tuba fallopii.
Kerugian teknik madlener
1. Angka
kegagalan tinggi (1-2%)
Ad 3. Ligasi + pembelahan / pembagian (division)
+ penanaman
I.
Teknik
irving
a.
Tuba fallopii diikat pada 2 tempat dengan
benang yang dapat diserap kemudian dibagi diantara kedua ikatan.
b.
Ujung / puntung proximal ditanamkan kedalam
myometrium uterus.
c.
Ujung / puntung distal ditanamkan ke dalam
mesosalpinx.
Keuntungan teknik irving
1.
Hampir 100% efektif
Kerugian teknik irving
1.
Lebih sukar mengerjakannya
2.
Reversibilitas sangat rendah
II.
Teknik
wood
1.
Suatu cara bedah-mikro, dikerjakan pertama kali
oleh Wood di Australia (1973), sangat efektif dan potensi reversibilitas
tinggi.
2.
Cara ini disebut juga sebagai “ Atraumatic midampullary steri lization”
3.
Tehnik Wood
a. Pars
ampullaris tuba fallopii dibelah/dibagi (divisio).
b. Kedua
ujung / puntung yang dibelah / dibagi diikat dengan benang yang dapat diserap.
c. Ujung /
puntung medial ditanamkan kedalam kantong yang dibuat didalam mesosalpinx.
Keuntungan
teknik Wood
1.
Sangat efektif
2.
Tidak ada eksisi dari tuba fallopii
3.
Potensi reversibilitas tinggi
Kerugian teknik Wood
1. Mengerjakannya
lebih sukar
III.
Teknik
Cooke
1.
Suatu segmen tuba fallopii dijepit dan dirusak,
kemudian ujung proximal ditanamkan kedalam ligamentum rotundum.
Ad 4.ligasi + reseksi tuba fallopii
a.
Ligasi + reseksi (pemotongan / pembuangan)
suatu segmen tuba fallopii lebih mudah dikerjakan, karena itu lebih sering
digunakan dibandingkan cara-cara dimana ujung / puntung tuba fallopii
ditanamkan ke struktur jaringan disekitarnya
b.
Yang mana dikerjakan sampai sekarang adalah :
-
Salpingektomi
-
Tehnik pomeroy
-
Tehnik pritchard’s atau tehnik parkland
-
Fimbriektomi kroener.
I.
Salpingektomi
1. Salpingektomi
sebagai suatu cara kontap-wanita yang biasa / rutin, tidak / jarang dikerjakan,
karena prosedurnya luas, reversibilitas tidak ada dan morbilitas lebih tinggi
(perdarahan).
Keuntungan
salpingektomi :
1.
Sangat efektif (angka egagalan : 0-1,9%).
2.
Dapat dilakukan transabdominal atau
tranvaginal.
Kerugian salpingektomi :
1.
Ireversibel
II.
Teknik
pomeroy
1.
Merupakan teknik kontap- wanita yang paling
sering dikerjakan.
a. Bagian
tengah tuba fallopii dijepit dengan klem lalu diangkat sehingga membentuk suatu
loop.
b. Dasar
dari loop diikat dengan barang yang dapat diserap (plain catgut)
c. Bagian
loop di atas ikatan dipotong.
2.
Dengan diserapnya benang ikatan, maka
ujung-ujung / puntung-puntung tuba fallopii akan saling terpisah / menjauh.
3.
Teknik pomeroy memusnahkan tuba fallopii
sepanjang kurang lebih 3-4 cm.
Keunutngan teknik pomeroy :
1.
Mudah mengerjakannya
2.
Sangat efektif (angka kegagalan : 0-0,4%)
3.
Dapat dilakukan segera post-partum
4.
Dapat dikerjakan transabdominal atau transvaginal.
5.
Potensi reversibilitas tinggi.
6.
Morbiditas tinggi
Kerugian teknik pomeroy:
1.
Tidak ada.
III.
Teknik
pritchard’s = teknik parkland
1.
Suatu segmen kecil dari tuba fallopii
dipisahkan dari mesosalpinx
2.
Masing-masing ujung dari segmen tersebut diikat
dengan benang chormic kemudian dipotong diantara kedua ikatan dan segmen tuba
fallopii dibuang.
a. Teknik
ini banyak dipakai di Amerika Serikat
IV.fimbriektomi kroener
1.
Bagian 1/3 distal dari tuba fallopii diikat
dengan dua ikatan benang silk dan ujung fimbriae di eksisi.
a. Teknik
ini sangat efektif sebagai prosedur interval.
b. Pada
teknik ini tidak didapatkan gangguan suplai darah ovarium.
Keuntungan
fimbriektomi kroener :
1.
Hampir 100% efektif sebagai prosedur interval.
2.
Mudah dikerjakan baik transabdominal maupun
transvaginal.
Kerugian fimbriektomi kroener :
1.
Kurang efektif pada keadaan post-partum
(transabdominal).
Ad5.
Ligasi + reseksi + penanaman tuba fallopii
I.
Reseksi
Cornu
a.
Merupakan prosedur yang ekstensif yang
memerlukan laparatomi.
-
Utero-tubal junction diikat dengan benang yang
dapat di serap
-
Insisi tuba fallopii proximal dari ikatan,
membebaskannya dari mesosalpinx,
-
Myometrium uterus disekitarnya di eksisi
berbentuk baji (wedge excision) (untuk mencegah endometriosis dan kehamilan
ektopik), dan bagian proximal dari segmen distal tuba fallopii ditanam ke dalam
ligamentum latum.
Keuntungan Reseksi cornu:
1. Hanya
sebagian kecil tuba fallopii yang dilibatkan,sehingga hanya terjadi gangguan
minim pada suplai darah ligamentum latum dan ovarium.
Keuntungan Reseksi Cornu
1.
Angka kegagalan cukup tinggi (2,8-3,2%),
disebabkan regenerasi epitel tuba fallopii di daerah cornu.
2.
Dapat terjadi perdarahan hebat, umumnya dari
tuba fallopi, yang sukar diatasi.
3.
Risiko perlekatanpost-operatif tinggi.
4.
Ireversibel
5.
Memrlukan laparotomi.
II.
Teknik
Uchida
a.
Larutan garam fidiologi-adrenalin (1:1000)
disuntikkan di bawah serosa pars ampullaris, sehingga terjadi spasme vaskuler
lokal dan pembengkakan (ballooning) dari mesosalpinx, dan terjadi pemisahan
dari permukaan serosa dengan bagian muskularis tuba fallopii.
b.
Serosa di insisi dan dibebaskan ke belakang.
c.
Segmen sepanjang lima cm dari bagain proximal
tuba fallopii diputuskan / dipotong, ujung / tunggal yang pendek diikat dengan
benang yang tidak diserap, dan segmen tuba fallopii dibuang. Maka ujung /
tunggal tuba fallopii yang telah diikat secara otomatis membenamkan dirinya
dibawah serosa.
d.
Pinggir dari insisi serosa dikumpulkan sekitar
ujung distal tuba fallopii dan diikat secara ikatan-rangkaian-kantong (purse-string
suture) sehingga tuba fallopii ditinggalkan menonjol kedalam cavume abdomen.
Keuntungan Tehnik Uchida :
a.
Sangat efektif
Kerugian tehnik uchida :
a.
Mengerjakannya jauh lebih sukar dibandingkan
dengan metode-metode ligasi lainnya
Elektro-koagulasi / Thermo-koagulasi
(fulgurasi)
Adalah
tindakan “membakar” suatu segmendari tuba fallopii denga arus listrik frekuensi
tinggi atau dengan panas, sehingga terjadi okulasi dari tuba fallopii.
1.
Umumnya dikerjakan pada kontap-wanita interval
dengan mamakai alat endoskop yang dapat dimasukkan :
a. Transabdominal
: laparoskopi
b. Transcervical
: histeroskopi
c. Transvaginal
: kuldoskopi
2.
Dikenal dua macam elektro-koagulasi :
a. Elektro-
koagulasi unipolar
-
Dikembangkan pada tahun 1960-an
-
Arus listrik mengalir dari forseps laparoskop
melalui tubuh wanita ke suatu lempeng logam yang diletakkan di bawah
bokong atau paha wnaita.
-
Bahaya koagulasi unipolar : karena wanita merupakan bagian yang dilalui arus
listrik,maka dapat terjadi luka bakar pada jaringan / organ lain, terutama luka
bakar usus.
-
Elektro – koagulasi unipolar merusak 20-50%
dari tuba allopii.
b. Elektro
– koagulasi bipolar
-
Dikembangkan pada awal tahun 1970-an, untuk
mengurangi terjadinya luka bakar usus.
-
Arus listrik mengalir diantara kedua jepitan
dari forseps laparoskop sehingga hanya sebgaian kecil saja dari tuba fallopii
yang terlibat.
Thermo –
Koagulasi :
1.
Merusak tuba fallopii dengan panas, sehingga
shock dan luka bakar elektrik tidak terjadi pada jaringan / organ lain.
2.
Thermo – koagulasi belum banyak dipakai, dan
efektivitasnya masih belum diketahui dengan jelas.
Okulasi tuba fallopii dengan elektro –
koagulasi dapat dikerjakan dengan :
1. Koagulasi
saja
2. Koagulasi
+ pembagian (division)
3. Koagulasi
+ eksisi segmen tuba fallopii.
Penelitian – penelitian menemukan bahwa angka
kegagalan kurang lebih sama untuk ke-3 prosedur diatas, tetapi morbiditas lebih
tinggi pada koagulasi + eksisi (misalnya terjadi robekan mesosalpingeal dengan
akibat perdarahan).
Wheeless (USA) membandingkan koagulasi saja
dengan koagulasi + pembagian (divisio). Pada 1000 wanita yang dikerjakan
koagulasi saja, ditemukan 11 kegagalan / kehamilan (1,1%), yang umumnya
disebabkan oleh rekanalisasi tuba fallopii di daerah elektro-koagulasi.
Sedangkan pada teknik three burn.
keuntungan
elektro – koagulasi (fulgurasi)
1. Sangat
efektif (angka kegagalan 0,1-2%)
2. Dapat
sekaligus dipakai untuk diagnostik alat kandunganselama wanita mengerjakan
kontap- wanita.
3. Cepat
(memerlukan waktu 15-20 menit)
4. Dapat
secara rawat-jalan.
Kerugian elektro- koagulasi (fulgurasi)
1.
Memerlukan alat-alat yang mahal dan perawatan
alat-alat tersebut harus baik
2.
Umumnya ireversibel
3.
Risko morbilitas luka bakar tinggi (0,2-1,3%)
4.
Memerlukan keahlian / keterampilan.
Tubal clips
Tubal clips dipasang pada isthmus tuba fallopii,2-3 cm
dari uterus, melalui laparotomi, laparaskopi, kolpotomi atau kuldoskopi.
Tantalum
hemo-clips
a.
Terbuat dari tantalum, suatu logam yang
tidak bereaksi dengan jaringan
(non-tissue-reactive),mempunyai alur-alur pada bagian dalam nya
b.
Tantalum hemo-clips kurang efektif utnuk
okulasi tuba fallopii, dengan kegagalan >10%
c.
Untuk mengurangi angka kegagalan dan
mempertinggi efektivitasnya, dicoba dengan memasangdua tubal clips pada
masing-masing tuba fallopii
d.
Efektivitasnya tertinggi (angka kegagalan 0,9%)
Keuntungan tantalum hemo-clips :
1. Bentuknya
sederhana dan pemasangannya mudah
2. Potensi
reversibilitas tinggi
3. Murah
4. Dapat
dipasang dengan berbagai cara dalam mencapai tuba fallopiii.
Kerugian
tantalum hemo-clips
a.
Angka kegagalan tinggi (0-11%)
b.
Risiko kehamilan ektopik
Zat-zat
kimia
Banyak zat-zat kimia saat ini dalam penelitian
eksperimental untuk okulasi tuba fallopii, terutama dilakukan pada hewan
percobaan.
Cara kerja zat-zat
kimia
1.
Tissue adhesive
Zat
kimia akan menjadi padat sehingga terbentuk sumbat di dalma tuba fallopii.
2.
Sclerosing agent
Zat
kimia akan merusak saluran tuba fallopii dan menimbulkan fibrosis.
Zat-zat
kimia yang ideal untuk okulasi tuba fallopii harus:
1. Sedapatnya
diberikan dalam satu kali pemberian
2. Efektif
100%
3. Non-toksik
4. Murah
5. Tersedia
setipa saat
6. Terbatas
pada tuba fallopii, jangan tumpah kedalam rongga abdomen
7. Tidak
menyebakan rasa sakit
8. Stabil,
dengan masa kerja tak terbatas.
Keuntungan
zat-zat kimia :
1. Mengerjaknnya
mudah
2. Dapat
dikerjakan secara rawat-jalan
Kerugian zat-zat kimia
1.
Kebanyakan zat-zat kimia kurang efektif setelah
satu kali pemberian,sehingga akseptor harus datang kembali untuk pemberian
berikutnya
2.
Ada beberapa zat kimia ynag sangat toksis
3.
Beberapa zat kimia memerlukan alat-alat ynag
khusus untuk aplikasinya
4.
Ireversibel
5.
Dosis zat kimia sukar ditentukan sebelumnya.
Sinar laser
1.
Sinar laser sekarang mulai banyak dipakai dalam bidang kedokteran
2.
Halbrecht (israel) memeliti pemakaian sinar
laser CO2
3.
Masih harus dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
lamanya waktu penyinaran sinar laser
Keuntungan sinar laser
1.
Kerusakan tuba fallopii terbatas
2.
Morbilitas rendah
3.
Dapat dikerjakan dengan laparoskopi,
histeroskopi atau laparotomi
Kerugian sinar laser
1.
Memerlukan alat-alat yang harganya mahal
2.
Memerlukan latihan khusus
3.
Belum ditentukan standardisasi prosedur ini
4.
Potensi reversibilitas belum diketahui.
Ad.2
Kontrasepsi Mantap Pria Vasektomi ( Medis Operatif Pria = MOP)
Pendahuluan
Kontrasepsi mantap pria atau
vasektomi merupakan suatu metode kontrasepsi operatif minor pada pria yang
sangat aman, sederhana dan sangat efektif, memakan waktu operasi yang singkat
dan tidak memerlukan anastesi umum.
Tetapi diseluruh dunia, kontap-pria
masih merupakan metode yang terabaikan dan kurang mendapat perhatian, baik dari
pihak pria/suami maupun petugas medis ke keluarga berencana.
Dimasa lalu, hal tersebut disalahkan
pada sikap pihak pria/suami yaitu:
1. Pria lebih tertarik untuk menunjukkan
kejantanannya dari pada ikut bertanggung jawab dalam perencanaan keluarganya.
2. Pria takut bahwa tindakan kontap pria
akan melukai kehidupan seksnya
3. Menyamakan tindakan kontap pria
dengan pengebirian ( kastasi)
Disamping itu, sebab-sebab lain yang mungkin menyebabkan
kontap pria kurang mendapatkan minat yaitu :
a. Tersedianya metode kontrasepsi baru
lain
b. Prosedur-prosedur baru yang membuat
kontap wanita menjadi lebih aman dan lebih mudah dikerjakan dibandingkan
sebelumnya
c. Minat yang kurang dari petugas
keluarga berencana, yang umumnya terlatih dalam bidang kesehatan ibu dan anak
d. Angka perceraian yang sangat
meningkat
Sekarang, setelah penelitian-penelitian menunjukkan bahwa
tidak ada efek buruk pada pria terhadap kegairahan seksual, kemampuan ereksi
atau ejakulasi setelah menjalani kontap-pria, lebih banyak perhatian diberikan
kepada metode ini. Bahkan sekarang, untuk mengurangi rasa takut pihak pria akan
tindakan/istilah operasi yang selalu dihubungkan dengan pisau-operasi, telah
dikembangkan metode vasektomi tanpa pisau (VTP)
Saat ini, meskipun telah tersedia
fasilitas untuk tindakan reversal / pemulihan kembali / reanastomisis /
rekanalisasi vas deverens ( seperti juga pada kontap wanita), kontap pria atau
vasektomi dianggap sebagai suatu metode yang permanen dan keberhasilan
reversibilitas tidak dapat dijamin sepenuhnya. Hal ini sangat penting untuk
dikemukakan kepada calon akseptor pada saat konseling.
Dasar dari
kontap-pria
Oklusi vas
deferens, sehingga menghambat perjalanan spermatozoa dan tidak didapatkan
spermatozoa didalam semen/ejakulasi ( tidak ada penghantaran spermatozoa daro
testis ke penis)
Keuntungan
kontap-pria
1. Efektif
2. Aman, mordibitas rendah dan hampir
tidak ada mortalitas
3. Sederhana
4. Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10
menit
5. Menyenangkan bagi akseptor karena
memerlukan anestesi lokal saja
6. Biaya rendah
7. Secara kultural, sangat dianjurkan
dinegara-negara dimana wanita merasa malu untuk ditangani oleh dokter pria atau
kurang tersedia dokter wanita dan paramedis wanita
Kerugian
kontap-pria
1. Diperlukan suatu tindakan operatif
2. Kadang-kadang menyebabkan komplikasi
seperti perdarahan atau infeksi
3. Kontap pria belum memberikan
perlindungan total sampai semua spermatozoa, yang sudah ada di dalam sistem
reprodoksi distal dari tempat oklusi vasdeferens dikeluarkan
4. Problem psikologis yang berhubungan
dengan prilaku seksual mungkin bertambah parah setelah tindakan operatif yang
menyangkut sestem reproduksi pria
Kontra
indikasi kontap-pria
1. Infeksi kulit lokal, misalnya scabies
2. Infeksi truktus genetalia
3. Kelainan skrotum dan sekitarnya :
a. Varicocela
b. Hydrocele besar
c. Filarisasi
d. Hernia inguinalis
e. Orchiopexy
f.
Luka
perut bekas operasi hernia
g. Skrotum yang sangat tebal
4. Peyakit sistematik
a. Penyakit-penyakit perdarahan
b. Diabetes miletus
c. Penyakit jantung koroner yang baru
5. Riwayat perkawinan, psikologis atau
seksual yang tidak stabil
Persiapan
pre-operatif kontap pria
1. Hanya minim sekali
a. Rambut pubis sebaiknya dicukur
b. Tindakan a dan anti-sepsis daerah
skrotum dengan antiseptik ( larutan lodine)
1. Identifikasi dan isolasi vasdeferens
a. Kedua vas deferens merupakan dtruktur
paling padat di daerah mid-scrotum, tidak berpulgasi ( berbeda dengan pembuluh
darah)
b. Kesukaran kadang-kadang terjadi dalam
identifikasi dan isolasi vas deferens seperti pada keadaan-keadaan :
-
Kulit
skrotum tebal
-
Vas
deferens yang sangat tipis
-
Spermatic
cord yang tebal
-
Testis
yang tidak turun
-
Otot
tremaster berkontraksi dan menarik testis keatas
c. Kedua vas deverens harus di
identifikasi sebelum meneruskan prosedur kontapnya
d. Dilakukan immobilisasi vas deferens
diantara ibu jari dan jari telunjuk atau dengan memakai klem ( doek-klem atau
klem lainnya)
e. Dilakukan penyuntikan anestesi lokal
2. Insisi skrotum
a. Vas deferens yang telah di
immobilisasi di depan skrotum hanya ditutupi oleh otot dartos dan kulit skrotum
b. Insisi, horizontal atau vertikal,
dapat dilakukan secara
-
Tunggal,
di garis tengah (scrotal raphe)
-
Dua
insisi, satu insisi diatas masing-masing vas deferens
3. Memisahkan lapisan-lapisan
superfisial dari jaringan-jaringan sehingga vas deferens dapat di isolasi
4. Okulasi vas deferens
a. Umumnya dilakukan pemotongan/reseksi
suatu segmen dari kedua vas deferens (1-3cm), yang harus dilakukan jauh dari
epididimis
b. Ujung-ujung vas deferens setelah
dipotong dapat ditutup dengan
-
Ligasi
·
Dapat
dilakukan dengan chromic catgut (ini yang paling sering dilakukan)
·
Dapat
pula dengan benang yang tidak diserap (silk) tetapi kadang-kadang dapat
menyebabkan iritasi jaringan granuloma
·
Ligasi
tidak boleh dilakukan terlalu kuat sampai memotong vas deferens
·
Untuk
mencegah kedua ujung vas deferens agar tidak menyambung kembali (rekanalisasi),
ujung vas dapat dilipat kebelakang lalu diikatkan dijahitan pada dirinya
sendiri atau fascria dari vas deferens dapat ditutup di atas satu ujung
sehingga terdapat suatu harier dari jaringan fascia, atau ujung vas deferens
ditanamkan kedalam jaringan fascia.
-
Elektro-koagulasi
/ thermo-koagulasi
5. Penutupan luka insisi
a. Dilakukan dengan catgut, yang kelak
akan diserap
b. Pada insisi 1cm atau kurang, tidak
diperlukan jahitan catgut, cukup ditutup dengan plester saja
Vasektomi Tanpa Pisau (VTP)
Untuk mengurangi atau menghilangkan
rasa takut calon akseptor kontap pria akan tindakan operasi (yang umumnya
dihubungkan dengan pemakaian pisau operasi), dan juga untuk lebih menggalakkan
penerimaan pelaksanaan kontap pria.
Efek samping
dan komplikasi kontap pria :
-
Komplikasi
minor
1. Ecchymosis, terjadi pada 2-65%
Penyebab pecahnya
pembuluh darah kecil subkutan sehingga terjadi perembesan darah dibawah kulit
2. Pembengkakan (0.8-67%)
3. Rasa sakit
Terapi 2 dan butir
a. Kompres
b. Analgetik
c. Penunjang skrotum
-
Komplikasi
mayor
1. Hematoma
a. Insiden < 1%
b. Terjadi pembentukan masa bekuan darah
c. Pencegahan : hemostasis yang baik
d. Pengobatan :
Hematoma kecil : kompres
Hematoma besar : membuka kembali skrotum
2. Infeksi
a. Jarang terjadi, kira-kira < 2%
b. Infeksi dapat terjadi pada beberapa
tempat
·
Insisi
·
Vas
deferens
·
Epididimis
·
Testis
3. Sperm granuloma
Granuloma adalah suatu abses non
bakterial yang terdiri dari spermatozoa, sel-sel epitel dan merupakan respon
inflammatoir terhadap spermatozoa yang merembes kejaringan sekitar
Efek sistemik dari kontap pria :
a. Tidak ditemukan efek samping sistemik
dari prosedur kontap pria
b. Tidak ditemukan efek kontap pria
terhadap timbulnya penyakit jantung, karsinoma, penyakit paru-paru, saraf, dan
endokrin
Efek psikologis dari kontap pria :
1. Prosedur kontap pria hanya
menimbulkan efek lokal yaitu : okulasi vas deferens
2. Problem psikologis terjadi pada <
1-5% dari akseptor kontap pria dengan rasa takut yang timbul setelah kontap
pria dengan rasa takut yang timbul setelah kontap pria yang meliputi :
a. Rasa takut trauma tubuh
b. Rasa takut trauma seks
c.
Rasa
takut trauma sekeluarga
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image007.gif)
Alasan pemulihan kembali kontap (VASO-VASOSTOMI)
1. Menikah kembali setelah bercerai
2. Kematian seorang anak
3. Keinginan mempunyai anak kembali
4. Problem psikoligis yang disebabkan
oleh tindakan kontap-pria
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image007.gif)
1. End to end
2. Side to side
3. Vas to vas
4. Vas to epididimis
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image007.gif)
a. Rasa tidak enak
b. Hematoma pada < 10%
c. Efek dari anastesis pada < 10%
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image007.gif)
a. Istirahat 3-7 hari
b. Memakai suatu penunjang skrotum
selama 2-4 minggu
c. Abstihens dari senggama selama 10-4
minggu
d. Analisa semen selama setelah 3 minggu
– 3 bulan
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image007.gif)
1. Sebab-sebab kegagalan anatomis
a. Spermatic granuloma
b. Obstruksi di dalam bagian proximal
vas deferens
c. Tidak tepatnya penyambungan semen vas
deferens proximal dan distal
d. Kontap pria dilakukan pada bagian vas
deferens yang berkelok-kelok
e. Segmen fas deferens yang dibuang
terlalu besar
2. Kemungkinan sebab-sebab kegagalan
fungsional :
a. Perubahan-perubahan epididimis dan
testis
b. Trauma pada sistem saraf simpatis
c. Kualitas semen pra kontap pria yang
rendah
d. Fertilitas isteri rendah
e. Sperm aglutinating dan immobitizing
anti bodies
REFERENSI
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.jpg)
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.jpg)
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking