BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ciri anak sehat dpat dilihat dari segi fisik dan tingkah lakunya. Anak yang sehat akan merasa senang apabila diajak bermain, periang, mempunyai tubuh yang proporsional, dan penuh dengan semangat. Ia pintar bersosialisasi dengan yang lain. Kesehatan tubuh anak sangat erat kaitannya dengan makanan yang dikonsumsi. Banyaknya zat-zat tidak baik yang masuk ke dalam tubh melalui makanan sangat mempengaruhi kesehatan. Oleh karena itu, kita harus selalu menjaga pola makan. Melalui tulisan ini, saya akan menjabarkan mengenai manfaat pemenuhan gizi pada balita, macam-macam gizi yang diperlukan oleh anak sekaligus bahan makanan yang mengandung zat tersebut, dan contoh makanan yang layak untuk dikonsumsi untuk pemenuhan gizi.
Setiap ibu mendambakan seorang anak yang
sehat, namun beberapa dari mereka tidak mengetahui mengenai gizi-gizi yang
harus dipenuhi seorang anak agar dapat berkembang dengan baik. Mereka hanya
menyediakan makanan, yang seharusnya menjadi sumber gizi bagi tubuh, dengan
kurang berhati-hati. Beberapa faktor yang menyebabkan banyaknya masalah yang
timbul mengenai gizi buruk pada balita adalah faktor ekonomi, lingkungan, dan
ketidaktahuan orangtua. Keterbatasan ekonomi sering dijadikan alasan untuk
tidak memenuhi kubutuhan gizi pada anak, sedangkan apabila kita cermati,
pemenuhan gizi bagi anak tidaklah mahal,terlebih lagi apabila dibandingkan
dengan harga obat yang harus dibeli ketika berobat di Rumah Sakit.
Lingkungan yang kurang baik juga dapat
mempengaruhi gizi pada anak, sebagai contohnya, seringnya anak jajan
sembarangan di tepi jalan, karena melihat teman-temannya yang juga sedang jajan
sembarangan.Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah
kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak pada masa
pertumbuhan. Ibu biasanya justru membelikan makanan yang enak ke[ada anaknya
tanpa tahu apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak,
dan tidak mengimbanginya dengan makanan sehat yang mengandung banyak gizi.
1.2.
Tujuan
Tujuan
dibuatnya tulisan ini adalah:
1. Memberitahukan bahwa gizi sangat penting bagi kesehatan tubuh
1. Memberitahukan bahwa gizi sangat penting bagi kesehatan tubuh
2.
Memberitahukan kepada para ibu dan calon ibu untuk berhati-hati dalam
memiliki
makanan untuk sang buah hati.
3.
Memberitahukan pada masyarakat bahwa gizi merupakan suatu kebutuhan
yang
mendesak bagi tubuh,sehingga perlu dipenuhiagar tubuh menjadi sehat.
1.2
Perumusan Masalah
Masalah yang dapat dirumuskan oleh penulis
adalah :
1. Pembahasan gizi seimbang bagi balita
2. Prinsip gizi seimbang bagi balita
3. Cara pengelolahan makanan bagi balita
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi makanan
bagi balita
5. Pengaruh status gizi seimbang bagi
balita
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Gizi Seimbang Bagi Balita
Seorang
anak yang sehat akan tumbuh dan berkembang dengan normal. Secara fisik, anak
sehat dapat dilihat dari naiknya berat badan dan tinggi badan yang teratur dan
proporsional. Secara psikis, anak yang sehat akan terus bertambah cerdas,
perasaan bertambah peka dan dapat bersosialisasi dengan baik. Bukan hanya itu
saja, anak yang Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh gizi yang
terserap didalam tubuh.sehat tampak aktif, gesit dan gembira serta mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kesehatan seorang balita sangat
dipengaruhi oleh gizi yang terserap didalam tubuh. Kurangnya gizi yang diserap
tubuh mengakibatkan mudah terserang penyakit, karena gizi memberi pengaruh yang
besar terhadap kekebalan tubuh. Beberapa penyakit yang timbul akibat kurangnya
gizi antara lain diare, disentri, gondok, busung lapar, Defisiensi Kurang Kalori
Protein (KKP), Defisiensi Vitamin A, Defisiensi Yodium, Anemia, Marasmus,
Kwashiorkor dan beberapa penyakit lainnya. Meskiopun kekurangan gizi bukan
merupakan hal baik bagi balita, bukan berarti apabila seorang balita diberikan
asupan gizi secara berlebih (misalnya memberikan berbagai pil vitamin) akan
membuat tubuhnya menjadi kebal terhadap berbagai penyakit. Tubuh balita justru
akan mengalami kehilangan kemampuan untuk ’membentengi’ tubuh, sehingga
mempermudah masuknya penyakit.
Gizi
bukan hanya mempengaruhi kesehatan tubuh, tetapi dapat juga mempengaruhi
kecerdasan. Apabila gizi yang diperlukan oleh otak tidak terpenuhi, otak kan
mengalami pengaruh sehingga tidak dapat berkembang secara optimal, sesuai
dengan potensi genetiknya. Sejak masa kanak-kanak, otak manusia sudah mempunyai
dendrit yang berfungsi untuk mengantarkan rangsangan. Lebih banyak dendrit yang
terbentuk dalam otak berarti lebih banyak sinapsis yang berkempuan dalam
belajar. Jika pada puncak pembentukan dendrit gizi yang tersedia tidak cukup
maka jumlah sinapsis yang terbentuk akan berkurang sehingga mengakibatkan
fungsi mentalnya berkurang seperti: daya ingat dan kapasitas belajar kurang.
Pada anak usia dua sampai tiga tahun mulai mendapatkan masukan gizi-gizi yang
khusus, seperti seng dan vitamin A.
Hal
ini perlu diwaspadai karena mempunyai relevansi dengan perbanyakan sel tertentu
dan bagian dari otak yang pada akhirnya mengakibatkan gangguan kemampuan anak
dalam memecahkan masalah dan mengingat informasi serta mengurangi daya cipta.
Zat lain yang perlu diwaspadai adalah zat besi karena dapat mengakibatkan
kelainan fungsi otak dan kelainan pertumbuhan balita serta mudah terkena
infeksi.
ASI
merupakan sumber gizi pertama dan yang paling alami yang diberikan ibu kepada
anaknya. ASI banyak mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan air
yang berubah menjadi fondasi yang sangat kokoh untuk melindungi tubuh dari
penyakit. ASI juga mendukung kolostrum yaitu suatu zat kekebalan tubuh yang
khusus dan tidak pernah terdapat pada jenis makanan yang lain.
Berikut
adalah kelebihan-kelebihan ASI:
1. Mengandung nutrien yang diperlukan oleh
otak bayi:
a. Taurin semacam zat putih telur yang
hanya ada pada ASI
b. Laktosa, zat hidrat arang dari ASI
c. Asam Lemak Ikatan Panjang
2. Mengandung lebih banyak laktosa
3. Mengandung vitamin yang cukup
4. Mengandung cukup air
5. Mengandung garam, kalsium dan fosfat
yang tepat
6. Mengandung anti body
7. Mengandung sel darah putih hidup
8. Mengandung zat yang disebut faktor
bifidus yang membantu bakteri khusus yaitu Lactobacillus bifidus yang tumbuh
dalam usus bayi.
Meskipun ASI kaya akan gizi namun ASI tidak
diberikan seumur hidup. Setelah bayi berumur kurang lebih satu tahun, ia sudah
boleh memakan mkanan layaknya orang dewasa. Tetapi untuk tetap menjaga kekebalan
tubuhnya terhadap penyakit anak harus diberikan makanan yang sehat yaitu
makanan yang tidak mengandung kuman penyakit yang dapat membahayakan tubuh. Zat
makanan atau zat gizi yang diperlukan tubuh antara lain karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, mineral dan air. Karbohidrat diperlukan oleh tubuh sebagai
sumber energi utama. Apabila kekurangan karbohidrat tubuh kan terasa berat dan
lemah. Karbohidrat banyak terdapat pada umbi-umbian. Sedangkan lemak berfungsi
untuk melindungi organ tubuh, pelarut vitamin A, D, E dan K dan sebagai sumber
energi. Protein banyak terdapat pada keju, susu, kelapa dan avokad. Protein
berfungsi untuk mengganti sel-sel tubuh yang rusak banyak terdapat pada telur,
gandum dan kacang-kacangan. Vitamin berfungsi untuk memperlancar proses
pengolahan makanan. Vitamin banyak terdapat pada buah-buahan.
Makanan yang mengandung keenam zat gizi
tersebut disebut 4 sehat 5 sempurna. Sebaiknya anak perlu dibiasakan memakan
makanan yang sehat dengan menu seimbang yang di Indonesia dikenal dengan
sebutan 4 sehat 5 sempurna. Makanan yang terdiri dari nasi, lauk pauk, sayuran,
buah-buahan dan susu tersebut mengandung keenam gizi yang diperlukan tubuh.
Karbohidrat terkandung dalam nasi, lemak banyak terdapat pada lauk pauk,
protein terkandung dalam sayuran sedangkan buah-buahan dan susu banyak
mengandung vitamin, mineral dan air.
Tujuan
gizi bagi balita:
1. Memberitahukan bahwa gizi sangat penting
bagi kesehatan tubuh
2. Memberikan pada ibu dan calon ibu untuk
berhati-hati dalam pemilihan makanan untuk sang buah hati
3. Memberitaukan pada masyarakat bahwa gizi
merupakan suatu kebutuhan yang mendesak bagi tubuh sehingga perlu dipenuhi agar
tubuh menjadi sehat
4. Menjelaskan berbagai faktor fisiologis
yang mempengaruhi keadaan gizi anak balita.
5. Menyebutkan kebutuhan berbagai zat gizi
terhadap perkembangan berbagai organ tubuh anak balita.
6. Menjelaskan faktor di masyarakat yang
dapat mempengaruhi keadaan gizi anak balita
7. Menjelaskan pengaruh faktor sosioekonomi
orangtua pada keadaan gizi anak balita.
8. Menjelaskan pengaruh faktor pendidikan
orangtua pada keadaan gizi anak balita.
9. Menyebutkan masalah perkembangan tubuh
pada anak balita.
2.2
Prinsip Gizi Seimbang bagi Balita
Setelah
anak berumur satu tahun menunya harus bervariasi untuk mencegah kebosanan dan
diberi susu, serealia (seperti bubur beras, roti), daging, sup, sayuran dan
buah-buahan. Makanan padat yang diberikan tidak perlu di blender lagi melainkan
yang kasar supaya anak yang sudah mempunyai gigi dapat belajar mengunyah.
Kecukupan
gizi:
Golongan
umum: 1-3 tahun → BB 12 kg, TB 89 cm, Energi 1220 Kkal, Protein 23 gram
4-6
tahun → BB
18 kg, TB 108 cm, Energi 1720 Kkal, Protein 32 gram
Anak
dibawah lima tahun (balita) merupakan kelompok yang menunjukan pertumbuhan
badan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram
berat badannya. Anak balita justru merupakan kelompok umur yang paling sering
menderita akibat kekurangan gizi. Bila mengalami gizi buruk balita maka
perkembangan otaknya pun kurang dan itu akan berpengaruh kepada kehidupannya di
usia sekolah dan pra sekolah.
Melaksanakan
pemberian makanan yang sebaik-baiknya kepada bayi dan balita yang bertujuan
sebagai berikut:
1.
Memberikan
nutrien yang cukup untuk kebutuhan, memelihara kesehatan dan memulihkannya jika
sakit, melaksanakan berbagai jenis aktivitas, pertumbuhan dan perkembangan
jasmani serta psikomotorik.
2.
Mendidik
kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai dan menetukan makanan yang
diperlukan.
Adapun
prinsip gizi seimbang bagi balita adalah:
1.
Air
Bayi
yang menyusu pada ibunya masukkan air rata-rata:
Trimester
|
Kebutuhan
(ml/kg BB/hari)
|
I
|
175-200
|
II
|
150-175
|
III
|
130-140
|
IV
|
120-140
|
2. Energi
Menurut
FAO/WHO 1971
Umur
|
Kebutuhan
Energi (Kal/kg BB/hari)
|
3
bulan
|
120
|
3-5
bulan
|
115
|
6-8
bulan
|
110
|
9-11
bulan
|
105
|
Diatas
1 tahun
|
112
|
1-3
tahun
|
101
|
4-6
tahun
|
91
|
3. Protein
Umur
|
Kebutuhan
Protein (g/kg BB/hari)
|
6-11
bulan
|
3,5-2,0
|
1-3
tahun
|
2,5-2,0
|
4-6
Tahun
|
3,0
|
4.
Lemak
Pada masa bayi dan balita lemak masih
dianggap tidak perlu dalam jumlah banyak kecuali asam lemak essensial (asam
lenoleat dan arakidonat).
Lemak yang mengandung asam lemak essensial
bila kurang dari 0,1 % akan mengakibatkan gangguan seperti kulit bersisik,
rambut mudah rontok dan hambatan pertumbuhan. Maka dianjurkan sekurang-kurangnya 1% kalori
yang berasal dari asam lenoleat.
5.
Karbohidrat
Rekuiremen karbohidrat belum diketahui
dengan pasti. Bayi yang menyusu pada ibunya mendapat 40 % kalori dari laktosa.
Pada usia yang tua kalori dan hidrat arang bertambah jika bayi telah diberikan
makanan lain terutama yang mengandung banyak tepung misalnya bubur susu dan
nasi tim.
6. Vitamin dan mineral
Ca
|
Fe
|
Vit
A
|
Vit
B1
|
Vit
B12
|
Vit
B6
|
Vit
C
|
Vit
D
|
|
6-11
bln
|
0,6
gr
|
8
gr
|
1200
mg
|
0,4
mg
|
0,5
mg
|
6
mg
|
25
mg
|
400
unit
|
1-3
th
|
0,5
gr
|
8
gr
|
1500
mg
|
0,5
mg
|
0,7
mg
|
8
mg
|
30
mg
|
|
4-6
th
|
0,5
gr
|
10
gr
|
1800
mg
|
0,6
mg
|
0,9
mg
|
9
mg
|
40
mg
|
2.3
Cara Pengelolahan Makanan Bagi Balita
Pemberian
makanan pada balita, sebagaimana halnya kelompok usia lain yang lebih tua,
harus memenuhi kebutuhan balita itu, yang meliputi kebutuhan kalori serta
kebutuhan zat-zat gizi utama yang meliputi 5 komponen dasar, yakni hidrat
arang, protein, lemak, mineral dan vitamin (termasuk air dalam jumlah yang
cukup). Kesemua zat gizi ini memiliki fungsi masing-masing, serta harus
terdapat secara bersamaan pada suatu waktu.
Kebutuhan
gizi bagi balita memerlukan:
Energi. Zat gizi yang mengandung energi terdiri
dari protein, lemak dan karbohidrat. Tiap gram protein maupun karbohidrat
memberi energi sebanyak 4 kilokalori, sedangkan tiap gram lemak 9 kilokalori.
Dianjurkan supaya jumlah yang diperlukan didapatkan dari 50-60 % karbohidrat,
25-35% lemak selebihnya 10-15% protein.
Mineral
dan Vitamin.
Susu sapi merupakan sumber yang baik dari beberapa vitamin dan mineral seperti
kalsium dan fosfor. Tiap 500-600 ml susu mengandung kurang lebih 0,7-0,8 gr
kalsium dan cukup fosfor bagi pembentukan tulang dan gigi. Menu yang setiap
harinya mengandung susu, daging, ayam, ikan, telur sayur, buah dan serealia
(nasi, roti, kentang, mie), akan mengandung cukup vitamain dan mineral.
Cairan. Pada umumnya anak sehat memerlukan 1000
sampai 1500 ml air setiap harinya. Pada keadaan sakit sep[erti infeksi dengan
suhu tubuh tinggi, diare atau muntah masukan cairan harus ditingkatkan untuk
menghindari kekurangan cairan.
Waktu
makan
|
Komposisi
|
Pagi
|
Bubur
beras atau roti dioles mentega, telur, daging atau iakan dan susu satu gelas.
|
Siang
|
Nasi
Daging,
ayam, ikan, telur, tahu/ tempe
Sayur seperti tomat, wortel dan bayam
Buah sepeti pisang, jeruk, pepaya apel dan
satu gelas susu.
|
Sore/
Malam
|
Nasi
atau roti dioles mentega
Daging,
ayam, ikan tahu atau tempe
Sayur-mayur
Buah atau pudding
Satu gelas susu
|
Bahan
makanan.
Beberapa jenis bahan makanan dapat langsung dimakan misalnya buah-buhan dan
susu. Namun banyak bahan makanan yang memerlukan pengolahan terlebih dahulu
sebelum dapat dimakan misalnya beras, tepung, minyak dan lain-lain.
Hidangan
makanan untuk balita.
Hidangan merupakan jenis makanan yang disajikan untuk dimakan. Misalnya
hidangan untuk makan malam yang terdiri dari nasi telur dadar dan sayuran.
Cara
mengolah makanan balita:
Menu
anak lebih dari 1 (satu) tahun sama dengan orang dewasa hanya saja tidak pedas
dan konsitensi agak lunak dengan memperhatikan menu seimbang yaitu nasi, lauk
hewani, lauk nabati, sayur, buah dan bila ada ditambah susu dan ASI sebaiknya
tetap diberikan.
Menu
tanpa nasi untuk anak
- Mie + bakwan + sayur + buah
- Roti + mentega + jam sele + telur + susu + selada/tomat + air + buah
- Kentang goreng + taoge + tahu + buah
- Bubur beras + tahu + telur + buah
- Lemper + buah/kroket + buah
- Lontong + pecel (gado-gado) + buah
- Bubur beras + buah
- Lumpia + buah
Cara Pemberian Makan
Agar lebih berhasil dalam memberikan
makan kepada anak, orang tua harus mempunyai taktik, pedoman pemberian makan
yang lebih baik terperinci adalah sebagi berikut (Apriadji, 1996).
a) Jangan
memaksakan anak–anak untuk menghabiskan makanan dengan segera. Apakah ia akan
makan dalam waktu singkat ataukah lama sekali, itu tidak penting. Yang harusnya
anda perhatikan adalah bagaimana perkembangan selera makannya, porsi makannya.
Kalau ia sudah bisa lebih leluasa makan beragam bahan makanan yang kita berikan
dan lagi menyisakan makanannya berarti hal ini merupakan perkembangan yang
menggembirakan.
b) Anak
harus diberi kebebasan untuk menentukan dengan siapa ia makan. Kalau ia makan sendiri janganlah begitu saja menyeretnya
kemeja makan. Jika anda berpandangan bahwa anak harus dilatih untuk makan
semeja dengan bapak/ibu dan saudaranya yang lain, tanamkanlah hal itu secara
halus dengan diberi pengertian–pengertian, tetapi kalau anak masih bersikeras
ingin makan sendiri, berikan kesempatan itu. Sebab akan tiba sendiri waktunya di mana ia merasa lebih
enak makan bersama-sama. Tidak ada salahnya jika orang tua berinisiatif
mengundang teman–temannya sebaya untuk makan bersama–sama.
c) Peralatan makan bagi anak sebaiknya disediakan secara
khusus, misalnya kursi dan meja di buat lebih kecil, di cat dengan warna merah
meriah dan diberi gambar–gambar yang menyenangkan bagi anak–anak, hal ini
penting untuk merangsang nafsu makannya. Namun demikian tidaklah
terlalu mutlak benar.
d) Anak–anak biasanya tidak
menyukai makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin, makanan hangat lebih
cocok baginya.
e) Anak–anak harus dibiasakan makan tiga kali sehari. Di antara waktu makan tersebut diberikan makanan selingan
(jajanan). Tetapi jika anak menginginkan maka kitapun bisa memberikannya makan
lebih dari tiga kali, misalnya empat atau lima kali. Terutama
jika anak hanya mampu menghabiskan makanan sedikit setiap kali makan.
f) Penyajian
makan harus dibuat semenarik mungkin. Dalam hal ini kreasi orang tua memang
memegang peranan penting.
g) Perkenalkan
bermacam–macam bahan makanan padanya. Kalau memang memungkinkan olahlah bahan
tersebut masakan/makanan kegemarannya. Mula–mula berikan sedikit dahulu sampai
kemudian ia merasa benar-benar sudah mengemarinya.
h) Ketika
anak sedang makan pembicaraan mengenai makanan yang disukai dan yang tidak
disukai sebaiknya dihindarkan. Apalagi jika hal itu menyangkut selera makan
anak kita. Dan satu hal yang patut diperhatikan, jangan memberikan makanan yang
kurang menyenangkan terhadap makanan yang disukai anak kita.
i) Latihan bagi
anak kita agar ia mempunyai kebiasaan makan yang baik sangatlah diperlukan.
Baik sekali jika orang tua membiasakan diri tidak memberikan makanan bergula
terlalu berlebihan, selain dapat merusak gizi makanan bergula akan
menghilangkan nafsu makan.
j) Jika anak
sudah bisa menentukan sendiri seberapa banyak makanan yang diinginkan (dan bisa
dihabiskan ) biarkanlah ia mengambilnya sendiri.
Banyak orang tua bingung
memutuskan pola asuh makan ynag bagaimana yang baik untuk anak–anaknya.
Informasi gizi sebenarnya kini sudah banyak tersebar melalui berbagai media
massa. Oleh karena itu orang tua bisa menilai dirinya sendiri apakah pola makan
mereka saat ini sudah memenuhi anjuran gizi seimbang. Kalau jawabannya sudah, maka mereka tinggal menerapkan
pada anaknya yang masih balita. Kebiasaan makan yang baik yang ditanamkan sejak
anak masih kecil akan berpengaruh terhadap status gizi anak tersebut (Khomsan,
2002).
2.4. Menu Pemberian Makanan
Amalia mengatakan, Sebelum menyusun menu harus dipertimbangkan
berbagai persyaratan makanan untuk si kecil, sebagai berikut :
1. Cukup
Energi dan Zat Gizi
Susunan
makanan yang cukup energi dan zat gizi untuk tumbuh
kembang optimal si kecil adalah susunan hidangan
seimbang yang terdiri atas tiga golongan bahan makanan yaitu sumber
zat pembangun, sumber zat pengatur tubuh, dan makanan sumber tenaga.
2. Pola
Menu Seimbang
Pola
menu seimbang adalah pengaturan makanan yang sehat dengan susunan hidangan menu
sesuai dengan kebutuhan gizi esensial dalam jumlah yang ideal serta disesuaikan
dengan daya toleran si anak.
Menurut
Lie 1985, menu yang seimbang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Menghasilkan
cukup energi yang diperlukan tubuh
b. Memenuhi
kebutuhan protein untuk pertumbuhan, mekanisme pertahanan, perbaikan jaringan
yang rusak, dan pemeliharaannya
c. Mengandung
cukup lemak untuk mamberikan asam lemak esensial dan melarutkan vitamin yang
larut lemak
d. Memberikan
vitamin dan mineral dalam jumlah yang ideal.
3. Porsi
Makanan
Porsi
makanan pada Balita harus mempunyai kandungan air dan serat yang sesuai dengan
daya toleransi, tekstur makanannya agak lunak (mudah dicerna), porsinya kecil
dan sering. Pembagian waktu pemberian makanan pada Balita dalam satu hari
sebagai berikut :
a. Makan
pagi
b. Selingan
pagi
c. Makan
siang
d. Selingan
sore
e. Makan
malam
f. Sebelum
tidur
Makanan
selingan sangat diperlukan, terutama jika porsi makanan yang utama yang
dikonsumsi si kecil pada saat makan pagi, siang, malam belum
mencukupi.Pemberian makanan selingan tidak boleh berlebihan, karena dapat
menyebabkan nafsu makan si kecil pada saat menyantap makanan utamanya berkurang
akibat kekenyangan oleh makanan selingan. Pemilihan menu makanan
selingan juga perlu diperhatikan. Pemilihan makanan harus sesuai dengan
fungsinya, yaitu sebagai berikut:
(1) Mencukupi asupan nutrisi yang mungkin
kurang pada saat pemberian makan pagi, siang, atau sore.
(2) Memperkenalkan aneka ragam jenis makanan
yang terdapat dalam makanan selingan.
(3) Mengatasi masalah pada anak yang sulit
makan nasi
(4) Untuk mencukupi kebutuhan kalori terutama
pada anak-anak yang banyak melakukan aktivitas.
Makanan
selingan diberikan pada si kecil hanya pada waktu antara makan pagi dan makan
siang (sekitar pukul 9.00 – 10.00) dan antara pemberian makan siang dan makan
malam (antara pukul 15.00 – 16.00).
4. Memilih
Bahan Makanan
Bahan makanan untuk usia balita harus dipililh yang tidak
merangsang, rendah serat, dan tidak mengandung gas. Dlam merencanakan menu
untuk si kecil, terdapat tujuh golongan makanan untuk yang dapat
digunakan, antara lain :
a. Nasi dan
penggantinya sebagai sumber
b. Lauk hewani sebagai sumber
protein hewani
c. Kacang-kacangan
sebagai sumber protein nabati
d. Sayur-sayuran sebagai sumber
zat pengatur
e. Buah-buahan sebagai
sumber zat pengatur
f. Susu sebagai
sumber tenaga, protein, dan pengatur
g. Minyak dan lemak sebagai
sumber tenaga.
2.4.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Makanan bagi Balita
Faktor-faktornya
dipengaruhi oleh:
1.
Umur
2.
Berat
badan
3.
Diagnosis
dari penyakit dan stadium (keadaan)
4.
Keadaan
mulut sebagai alat penerima makanan
5.
Kebiasaan
makan, kesukaan, dan ketidaksukaan, akseptabilitas terhadap jenis makanan dan
toleransi anak terhadap makanan yang dilberikan
6.
Jenis
dan jumlah makanan yang diberikan
7.
Kapan
saan yang tepat pemberian makanan
Faktor makanan balita juga disebabkan oleh
gangguan atau kelainan nafsu makan:
1. Anoreksian
Anoreksian adalah keadaan nafsu makan atau
sama sekali tidak ada. Merupakan keluhan yang sering dikemukakanoleh banyak
orang tua mengenai anaknya.
Anoreksia disebabkan oleh berbagai factor,
berupa penyakit organis, psikologis atau pengaturan makanan yang kurang baik.
Keluhan anoreksia tanpa penyakit organis yang nyata lebih sering ditemukan pada
tunggal, anak yang umurnya banyak berbeda dengan kakaknya dan pada anak yang
orang tuanya telah berusia lanjut. Anoreksia yang menyertai penyakit organis
akan menghilangkan bila anak telah sembuh dari penyakit primernya.
Berbagai penyakit infeksi baik yang
mendadak maupun yang menahun, kelainan bawaan misalnya pada jantung dan saluran
pencernaan serta mungkin pula karena defisiensi gizi sendiri, misalnya
defisiensi besi sering kali menjadi penyebab anoreksia pada anak. Gangguan
psikologis terdapat anak keluarga yang sedang mengalami kesulitan rumah tangga,
suasana makan yang kurang menyenangkan, tidak pernah makan bersama dengan orang
tua, dipaksa makan-makanan yang tidak disukai. Anoreksia perlu segera mendapat
perhatian karena mungkin merupakan segala sesuatu penyakit yang harus segera
diobati. Anoreksi mungkin hanya bersifat sementara, sebagai variasi normal
dalam nafsu makan sehari-hari. Anoreksia munkin bersifat sesungguhnya, yaitu
bila anak sebenarnya masih menyukai jenis makanan yang lain. Kadang-kadang
terdapat anak yang hanya menyukai jenis makanan tertentu dan tudak bernafsu
untuk mencoba makanan baru, lebih-lebih pola makanan yang baru tersebut berbeda
banyak dalam hal warna, bentuk, konsistensi dibandingkan dengan makanan yang
disukainya.
Pengobatan terhadap anoreksia terdiri dari:
a.
Memperbaiki
faktor pnyebabnya, baik karena gangguan organis maupun psikolosis.
b.
Memperbaiki
defisiensi gizi yang telah terjadi dengan pengaturan makanan yang sesuai dan
pemberian preparat vitamin.
c.
Obat-obat
perangsang nafsu makan misalnya Cyproheptadine, Pizotifen dan sebagainya hanya
diberikan bila perlu dan jelas tidak ditemukan penyebab yang nyata dari
anoreksia tersebut.
2.
Pika
Pika
ialah nafsu makan yang aneh, yaitu penderita menunjukkan nafsu makan terhadap
berbagai atau salah satu obyek yang bukan tergolong maka, misalnya tanah,
pasir, rumput, bulu, selimut wol, pecahan kaca, kotoran hewan, cat keing,
dingding tembok dan sebagainya. Terdapat golongan anak dibawah umur 3 tahun,
biasanya diatas 1 tahun, sebab bayi yang sedang belajar merangkak dan anak
sapihan wajar bila suak memasukan benda-benda yang dipegangnya kedalam
mulutnya.
Keadaan
tersebut merupakan gejqala normal, sebagai suatu tahap perkembangan oral dalam
usaha memperoleh pengalaman keputusan dan mengadakan eksporasi dunia luar
dengan jalan menggunakan mulutnya. Pada penderita pika, tingkah laku demikian
sering disertai kesukaan untuk bermain dengan benda-beda kotor termasuk
eksterna. Pika mungkin terdapat penderita yang menderita defisiensi gizi,
mungkin pula pada penderita retardasi mental. Tetapi pika terdiri pengawasan
yang ketat agar penderita tidak memakan benda-benda yang mungkin berbahaya
untuk kesehatannay, misalnya mengakibatkan keracunan dan infeksi. Selain itu
kepada penderita diberikan obyek yang tidak berbahaya, yang dapat digunakan
untuk menggigit, mengunyah dan dipermainkan dengan mulutnya. Bila terdapat
defisiensi izi, hendaknya diberikan terapi yang sesuai.
3.
Diare
Diare
dapat disebabkan oleh berbagai sebab, baik kelainan usus maupun diluar usus,
tetapi mungkin pula karena makanan yang kurang cocok komposisinya. Diare juga
lebih sering ditemukan pada bayi dan balita yang minum susu botol karena
kontaminasi.
4.Kolik
Kolik
ialah suatu kumpulan gejala, terutama berupa serangan paroksiamal dari perasaan
nyeri perut yang dapat disertai dengan wajah kemerahan atau kebiruan. Kelaiana
ini dapat terjadi pada masa bayai muda, biasanya dibawah 3 bulan. Penyebabnya
mungkin terlalu banyak mengandung karbohidrat, gangguan emosi an lain-lain.
Dengn
memperhatikan dan memperhitungkan faktor-faktor tersebut diatas, umumnya tidak
akan terjadi banyak kekeliruan dalam mengatur makanan untuk seorang bayi maupun
anak balita.
2.5.
Pengaruh Status Gizi Seimbang Bagi Balita
Pertumbuhan
dan perkembangan anak ditntukan sebagian oleh faktor keturunan, akantetapi
lingkungan mempunyai peran yang besar. Faktor-faktor lingkungan berperan dalam
tumbuh kembang anak ialah masukan makanan (diet), sinar matahari, lingkungan
yang bersih, latihan jasmani, keadaan kesehatan.
Bagi
pertumbuhan bagi yang penting tentunya pemberian makanan yang kualitas maupun
kuantitasnya baik hingga bayi dapat tumnuh normal, tidak terlalu kurus akan
terjadi juga tidak kegemukan. Penting pula perawatan bayi itu harus sedemikian,
hingga tetap sehat. Tiap kali bayi menderita sakit, seperti penyakit infeksi,
nafsu makannya akan berkurang sedangkan kebutuhan energi dan zat-zat meningkat
pada tiap infeksi, baik yang ringan maupun yang berat.
Pengaruh
status gizi dapat dilihat dari segi:
1.) TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA
Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan
yang tinggi akan lebih memahami makanan dan memiliki makanan yang baik untuk
anak balita.
2.) SOSIAL BUDAYA
Ada sebagian masyarakat yang mempunyai adat
istiadat tertentu terutama tentang pemberian makanan yang boleh dan tidak
boleh. Misalnya, tidak boleh makan telur jika ada luka, karena akan menyebabkan
terjadinya pembusukan pada luka dan lain sebagainya. Seharusnya telur merupakan
sumber gizi yang tnggi kadar protein dan baik untuk penyembuhan luka.
3.) SERAT MAKANAN
Serat baik untuk kesehatan pencernaan.
Anak-anak yang diberi makanan yang berserat akan baik untuk untuk kesehatan dan
pertumbuhannya.
4.) KEMUDAHAN CERNA
Nutrient dalam bahan makanan yang lazim
tersedia biasanya mudah dicerna. Persentase nutrien yang dapat diasimilasi
dalam sebagian besar bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari cukup tinggi,
misalnya untuk karbohidrat 97% dan lemak 95%. Walaupun demikian beberapa faktor
dapat dipengaruhi proses kemudahan cerna tersebut, diantaranya cara menyimpan,
mengolah dan memasak bahan makanan, serta terdapatnya bahan senyawa lain secara
bersamaan. Misal, susunannya menjadi lebih kecil; buah yang dikupas atau
disimpan terlalu lama akan kehilangan vitamin C; absorpsi besi akan meningkat
bila diperlukan vitamin C dan merendah bila ada susu atau teh.
5.) RASA KENYANG
Selain terhadap kepuasan dan terpenuhnya
rasa kenyang, pemberian makanan harus dapat pula memenuhi persyaratan segi
kesehatan. Beberapa jenis makana mempunyai nilai rasa kenyang yang tinggi,
berarti cepat memberikan rasa kenyang, seperti susu, telur, makanan yang
berlemak. Sedangkan roti, kentang, daging tanpa lemak, ikan, sayur buah
mempunyai nilai rendah. Nasi, gula, atau jenis karbohidrat lain yang banyak
dikonsumsi di Indonesia, akan menyebabkan bertambahnya sekresi getah lambung
6.) SUMBER MAKANAN
Tersedianya makanan sangat mempengaruhi
status gizi seseorang. Semakin sulit atau jauh mendapat makanan yang mengandung
gizi akan semakin sulit juga bagi seseorang untuk mendapatkan makanan yang
mengandung cukup gizi atau gizi yang baik.
7.) AUTOSINTESIS VITAMIN
Ada beberapa jenis vitamin ternyata dapat
dalam tubh individu sendiri. Misalnya sintesis vitamin K, biotin dan asam
pantotenat hanya mungkin berlangsung bila terdapat bakteri flora usus. Tetapi
belum diketahiu dengan pasti mekanisme pembentukan vitamin ini dikaitkan dengan
jumlah kebutuhan tubuh sendirdi. Jenis makanan atau keadaan flora usus tertentu
dapat mempengaruhi pembentukan vitamin, seperti kejadian beri-beri pada
beberapa kelompok penduduk di Kobe, Jepang, sebagai akibat adanya bakteri usus
jenis lain yang dapat menghancurkan vitamin.
8.) PENGRUH OBAT
Beberapa jenis antimikroba dapat
mempengaruhi status gizi anak, walaupun tidak sampai tahap MEP. Perubahan
status gizi ini biasanya terjadi melalui mekanisme adanya kelainan dasar berupa
kelainan struktur salura cerna, misalnya hiportropi mikrovilus atau stomatitis,
yang kemudian dapat mengakibatkan malabsorbsi, nafsu makan berkurang atau
diare. Secara unum telah dikenal bahwa pemberian antibiotik berspektrum luas
untuk waktu yang cukup lama dapat menyebabkan stomatitis, diare, atau
berkurangnya sintesis vitamin K (Derivat ampisilin, Kloramfenikol). Pemberian
INH dapat menimbulkan gejal defisiensi piridoksin.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
Balita
masih sangat rawan terhadap berbagai macam penyakit. Hal ini terjadi karena
sistem kekebalan tubuhnya belum benar-benar terbentuk. Oleh karena itu anak
harus diberikan asupan gizi yang cukup. Gizi tersebut akan membantu membentuk
sistem kekebalan tubuh yang kuat, sehingga anak tidak mudah sakit. Untuk
menyediakan gizi yang cukup bagi balita, hanya diperlukan menu sehat seimbang
yang dikenal dengan nama 4 sehat 5 sempurna yang terdiri atas
nasi,lauk-pauk,sayuran,buah-buahandansusu.
1.
Anak
yang sehat akan tumbuh dan berkembang dengan normal.
2. Anak yang sehat akan terus bertambah
cerdas, perasaan bertambah pekat dan dapat bersosialisasi dengan baik.
3. Kesehatan seorang anak sangat dipengaruhi
oleh gizi yang diserap didalam tubuhnya.
4. Gizi bukan hanya mempengaruhi kesehatan
tubuh, tetapi dapat juga mempengaruhi kecerdasan.
5. Asi merupakan merupakan sumber gizi pertama
dan yang paling alami.
6. Asi mengandung kolostrum yakni suatu zat
kekebalan tubuh yang khusus dan tidak pernah terdapat pada jenis makanan yang
lain.
7. Anak dibawah lima tahun (balita) merupakan
kelompok yang menunjukan pertumbuhan badan yang peset sehingga memerlukan
zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram setiap badannya.
8. Balita yang mengalami gizi buruk maka
perkembangan otaknya akan berkurang dan akan berpengaruh pada kehidupannya di
usia sekolah.
3.2.
Kritik dan Saran
Penulis
menyadari bahwa penulisan makalah inijauh dari sempurna. Maka dari itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Adapun
saran yang bisa penulis sampaikan yakni kita kususnya calon bidan harus bisa
memberikan pengetahuan tentang gizi kepada para orang tua supaya orang tua bisa
memberikan gizi yang cukup bagi anak-anaknnya. Terutama, memberikan pengertian
kepada mereka bahwa ASI merupakan sumber fizi pertama dan yang paling alami
bagi anaknya.
DAFTAR PUSTAKA
Santosa,
Sugeng. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT. Rieneka Cipta.
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Akhyar,
M.Salman. 2004. Biologi
SMA Kelas XI.
Jakarta: Grafindo
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking