Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info

Dinsdag 30 April 2013

GIZI SEIMBANG BAGI BALITA



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Ciri anak sehat dpat dilihat dari segi fisik dan tingkah lakunya. Anak yang sehat akan merasa senang apabila diajak bermain, periang, mempunyai tubuh yang proporsional, dan penuh dengan semangat. Ia pintar bersosialisasi dengan yang lain. Kesehatan tubuh anak sangat erat kaitannya dengan makanan yang dikonsumsi. Banyaknya zat-zat tidak baik yang masuk ke dalam tubh melalui makanan sangat mempengaruhi kesehatan. Oleh karena itu, kita harus selalu menjaga pola makan. Melalui tulisan ini, saya akan menjabarkan mengenai manfaat pemenuhan gizi pada balita, macam-macam gizi yang diperlukan oleh anak sekaligus bahan makanan yang
mengandung zat tersebut, dan contoh makanan yang layak untuk dikonsumsi untuk pemenuhan gizi.
Setiap ibu mendambakan seorang anak yang sehat, namun beberapa dari mereka tidak mengetahui mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi seorang anak agar dapat berkembang dengan baik. Mereka hanya menyediakan makanan, yang seharusnya menjadi sumber gizi bagi tubuh, dengan kurang berhati-hati. Beberapa faktor yang menyebabkan banyaknya masalah yang timbul mengenai gizi buruk pada balita adalah faktor ekonomi, lingkungan, dan ketidaktahuan orangtua. Keterbatasan ekonomi sering dijadikan alasan untuk tidak memenuhi kubutuhan gizi pada anak, sedangkan apabila kita cermati, pemenuhan gizi bagi anak tidaklah mahal,terlebih lagi apabila dibandingkan dengan harga obat yang harus dibeli ketika berobat di Rumah Sakit.
Lingkungan yang kurang baik juga dapat mempengaruhi gizi pada anak, sebagai contohnya, seringnya anak jajan sembarangan di tepi jalan, karena melihat teman-temannya yang juga sedang jajan sembarangan.Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu biasanya justru membelikan makanan yang enak ke[ada anaknya tanpa tahu apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak mengimbanginya dengan makanan sehat yang mengandung banyak gizi.
1.2. Tujuan
Tujuan dibuatnya tulisan ini adalah:
1. Memberitahukan bahwa gizi sangat penting bagi kesehatan tubuh
2. Memberitahukan kepada para ibu dan calon ibu untuk berhati-hati dalam
memiliki makanan untuk sang buah hati.
3. Memberitahukan pada masyarakat bahwa gizi merupakan suatu kebutuhan
yang mendesak bagi tubuh,sehingga perlu dipenuhiagar tubuh menjadi sehat.
1.2 Perumusan Masalah
Masalah yang dapat dirumuskan oleh penulis adalah :
1. Pembahasan gizi seimbang bagi balita
2. Prinsip gizi seimbang bagi balita
3. Cara pengelolahan makanan bagi balita
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi makanan bagi balita
5. Pengaruh status gizi seimbang bagi balita




BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Gizi Seimbang Bagi Balita

Seorang anak yang sehat akan tumbuh dan berkembang dengan normal. Secara fisik, anak sehat dapat dilihat dari naiknya berat badan dan tinggi badan yang teratur dan proporsional. Secara psikis, anak yang sehat akan terus bertambah cerdas, perasaan bertambah peka dan dapat bersosialisasi dengan baik. Bukan hanya itu saja, anak yang Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh gizi yang terserap didalam tubuh.sehat tampak aktif, gesit dan gembira serta mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh gizi yang terserap didalam tubuh. Kurangnya gizi yang diserap tubuh mengakibatkan mudah terserang penyakit, karena gizi memberi pengaruh yang besar terhadap kekebalan tubuh. Beberapa penyakit yang timbul akibat kurangnya gizi antara lain diare, disentri, gondok, busung lapar, Defisiensi Kurang Kalori Protein (KKP), Defisiensi Vitamin A, Defisiensi Yodium, Anemia, Marasmus, Kwashiorkor dan beberapa penyakit lainnya. Meskiopun kekurangan gizi bukan merupakan hal baik bagi balita, bukan berarti apabila seorang balita diberikan asupan gizi secara berlebih (misalnya memberikan berbagai pil vitamin) akan membuat tubuhnya menjadi kebal terhadap berbagai penyakit. Tubuh balita justru akan mengalami kehilangan kemampuan untuk ’membentengi’ tubuh, sehingga mempermudah masuknya penyakit.
Gizi bukan hanya mempengaruhi kesehatan tubuh, tetapi dapat juga mempengaruhi kecerdasan. Apabila gizi yang diperlukan oleh otak tidak terpenuhi, otak kan mengalami pengaruh sehingga tidak dapat berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi genetiknya. Sejak masa kanak-kanak, otak manusia sudah mempunyai dendrit yang berfungsi untuk mengantarkan rangsangan. Lebih banyak dendrit yang terbentuk dalam otak berarti lebih banyak sinapsis yang berkempuan dalam belajar. Jika pada puncak pembentukan dendrit gizi yang tersedia tidak cukup maka jumlah sinapsis yang terbentuk akan berkurang sehingga mengakibatkan fungsi mentalnya berkurang seperti: daya ingat dan kapasitas belajar kurang. Pada anak usia dua sampai tiga tahun mulai mendapatkan masukan gizi-gizi yang khusus, seperti seng dan vitamin A.
Hal ini perlu diwaspadai karena mempunyai relevansi dengan perbanyakan sel tertentu dan bagian dari otak yang pada akhirnya mengakibatkan gangguan kemampuan anak dalam memecahkan masalah dan mengingat informasi serta mengurangi daya cipta. Zat lain yang perlu diwaspadai adalah zat besi karena dapat mengakibatkan kelainan fungsi otak dan kelainan pertumbuhan balita serta mudah terkena infeksi.
ASI merupakan sumber gizi pertama dan yang paling alami yang diberikan ibu kepada anaknya. ASI banyak mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan air yang berubah menjadi fondasi yang sangat kokoh untuk melindungi tubuh dari penyakit. ASI juga mendukung kolostrum yaitu suatu zat kekebalan tubuh yang khusus dan tidak pernah terdapat pada jenis makanan yang lain.
Berikut adalah kelebihan-kelebihan ASI:
1. Mengandung nutrien yang diperlukan oleh otak bayi:
a. Taurin semacam zat putih telur yang hanya ada pada ASI
b. Laktosa, zat hidrat arang dari ASI
c. Asam Lemak Ikatan Panjang
2. Mengandung lebih banyak laktosa
3. Mengandung vitamin yang cukup
4. Mengandung cukup air
5. Mengandung garam, kalsium dan fosfat yang tepat
6. Mengandung anti body
7. Mengandung sel darah putih hidup
8. Mengandung zat yang disebut faktor bifidus yang membantu bakteri khusus yaitu Lactobacillus bifidus yang tumbuh dalam usus bayi.
Meskipun ASI kaya akan gizi namun ASI tidak diberikan seumur hidup. Setelah bayi berumur kurang lebih satu tahun, ia sudah boleh memakan mkanan layaknya orang dewasa. Tetapi untuk tetap menjaga kekebalan tubuhnya terhadap penyakit anak harus diberikan makanan yang sehat yaitu makanan yang tidak mengandung kuman penyakit yang dapat membahayakan tubuh. Zat makanan atau zat gizi yang diperlukan tubuh antara lain karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Karbohidrat diperlukan oleh tubuh sebagai sumber energi utama. Apabila kekurangan karbohidrat tubuh kan terasa berat dan lemah. Karbohidrat banyak terdapat pada umbi-umbian. Sedangkan lemak berfungsi untuk melindungi organ tubuh, pelarut vitamin A, D, E dan K dan sebagai sumber energi. Protein banyak terdapat pada keju, susu, kelapa dan avokad. Protein berfungsi untuk mengganti sel-sel tubuh yang rusak banyak terdapat pada telur, gandum dan kacang-kacangan. Vitamin berfungsi untuk memperlancar proses pengolahan makanan. Vitamin banyak terdapat pada buah-buahan.
Makanan yang mengandung keenam zat gizi tersebut disebut 4 sehat 5 sempurna. Sebaiknya anak perlu dibiasakan memakan makanan yang sehat dengan menu seimbang yang di Indonesia dikenal dengan sebutan 4 sehat 5 sempurna. Makanan yang terdiri dari nasi, lauk pauk, sayuran, buah-buahan dan susu tersebut mengandung keenam gizi yang diperlukan tubuh. Karbohidrat terkandung dalam nasi, lemak banyak terdapat pada lauk pauk, protein terkandung dalam sayuran sedangkan buah-buahan dan susu banyak mengandung vitamin, mineral dan air.
Tujuan gizi bagi balita:
1. Memberitahukan bahwa gizi sangat penting bagi kesehatan tubuh
2. Memberikan pada ibu dan calon ibu untuk berhati-hati dalam pemilihan makanan untuk sang buah hati
3. Memberitaukan pada masyarakat bahwa gizi merupakan suatu kebutuhan yang mendesak bagi tubuh sehingga perlu dipenuhi agar tubuh menjadi sehat
4. Menjelaskan berbagai faktor fisiologis yang mempengaruhi keadaan gizi anak balita.
5. Menyebutkan kebutuhan berbagai zat gizi terhadap perkembangan berbagai organ tubuh anak balita.
6. Menjelaskan faktor di masyarakat yang dapat mempengaruhi keadaan gizi anak balita
7. Menjelaskan pengaruh faktor sosioekonomi orangtua pada keadaan gizi anak balita.
8. Menjelaskan pengaruh faktor pendidikan orangtua pada keadaan gizi anak balita.
9. Menyebutkan masalah perkembangan tubuh pada anak balita.
2.2 Prinsip Gizi Seimbang bagi Balita
Setelah anak berumur satu tahun menunya harus bervariasi untuk mencegah kebosanan dan diberi susu, serealia (seperti bubur beras, roti), daging, sup, sayuran dan buah-buahan. Makanan padat yang diberikan tidak perlu di blender lagi melainkan yang kasar supaya anak yang sudah mempunyai gigi dapat belajar mengunyah.
Kecukupan gizi:
Golongan umum: 1-3 tahun BB 12 kg, TB 89 cm, Energi 1220 Kkal, Protein 23 gram
4-6 tahun BB 18 kg, TB 108 cm, Energi 1720 Kkal, Protein 32 gram
Anak dibawah lima tahun (balita) merupakan kelompok yang menunjukan pertumbuhan badan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita justru merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi. Bila mengalami gizi buruk balita maka perkembangan otaknya pun kurang dan itu akan berpengaruh kepada kehidupannya di usia sekolah dan pra sekolah.
Melaksanakan pemberian makanan yang sebaik-baiknya kepada bayi dan balita yang bertujuan sebagai berikut:
1.      Memberikan nutrien yang cukup untuk kebutuhan, memelihara kesehatan dan memulihkannya jika sakit, melaksanakan berbagai jenis aktivitas, pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta psikomotorik.
2.   Mendidik kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai dan menetukan makanan yang diperlukan.
Adapun prinsip gizi seimbang bagi balita adalah:
1.      Air
Bayi yang menyusu pada ibunya masukkan air rata-rata:
Trimester
Kebutuhan (ml/kg BB/hari)
I
175-200
II
150-175
III
130-140
IV
120-140
2.   Energi
Menurut FAO/WHO 1971
Umur
Kebutuhan Energi (Kal/kg BB/hari)
3 bulan
120
3-5 bulan
115
6-8 bulan
110
9-11 bulan
105
Diatas 1 tahun
112
1-3 tahun
101
4-6 tahun
91
3.     Protein
Umur
Kebutuhan Protein (g/kg BB/hari)
6-11 bulan
3,5-2,0
1-3 tahun
2,5-2,0
4-6 Tahun
3,0
4.   Lemak
Pada masa bayi dan balita lemak masih dianggap tidak perlu dalam jumlah banyak kecuali asam lemak essensial (asam lenoleat dan arakidonat).
Lemak yang mengandung asam lemak essensial bila kurang dari 0,1 % akan mengakibatkan gangguan seperti kulit bersisik, rambut mudah rontok dan hambatan pertumbuhan. Maka dianjurkan sekurang-kurangnya 1% kalori yang berasal dari asam lenoleat.
5.     Karbohidrat
Rekuiremen karbohidrat belum diketahui dengan pasti. Bayi yang menyusu pada ibunya mendapat 40 % kalori dari laktosa. Pada usia yang tua kalori dan hidrat arang bertambah jika bayi telah diberikan makanan lain terutama yang mengandung banyak tepung misalnya bubur susu dan nasi tim.
6.     Vitamin dan mineral

Ca
Fe
Vit A
Vit B1
Vit B12
Vit B6
Vit C
Vit D
6-11 bln
0,6 gr
8 gr
1200 mg
0,4 mg
0,5 mg
6 mg
25 mg
400 unit
1-3 th
0,5 gr
8 gr
1500 mg
0,5 mg
0,7 mg
8 mg
30 mg

4-6 th
0,5 gr
10 gr
1800 mg
0,6 mg
0,9 mg
9 mg
40 mg

2.3 Cara Pengelolahan Makanan Bagi Balita
Pemberian makanan pada balita, sebagaimana halnya kelompok usia lain yang lebih tua, harus memenuhi kebutuhan balita itu, yang meliputi kebutuhan kalori serta kebutuhan zat-zat gizi utama yang meliputi 5 komponen dasar, yakni hidrat arang, protein, lemak, mineral dan vitamin (termasuk air dalam jumlah yang cukup). Kesemua zat gizi ini memiliki fungsi masing-masing, serta harus terdapat secara bersamaan pada suatu waktu.
Kebutuhan gizi bagi balita memerlukan:
Energi. Zat gizi yang mengandung energi terdiri dari protein, lemak dan karbohidrat. Tiap gram protein maupun karbohidrat memberi energi sebanyak 4 kilokalori, sedangkan tiap gram lemak 9 kilokalori. Dianjurkan supaya jumlah yang diperlukan didapatkan dari 50-60 % karbohidrat, 25-35% lemak selebihnya 10-15% protein.
Mineral dan Vitamin. Susu sapi merupakan sumber yang baik dari beberapa vitamin dan mineral seperti kalsium dan fosfor. Tiap 500-600 ml susu mengandung kurang lebih 0,7-0,8 gr kalsium dan cukup fosfor bagi pembentukan tulang dan gigi. Menu yang setiap harinya mengandung susu, daging, ayam, ikan, telur sayur, buah dan serealia (nasi, roti, kentang, mie), akan mengandung cukup vitamain dan mineral.
Cairan. Pada umumnya anak sehat memerlukan 1000 sampai 1500 ml air setiap harinya. Pada keadaan sakit sep[erti infeksi dengan suhu tubuh tinggi, diare atau muntah masukan cairan harus ditingkatkan untuk menghindari kekurangan cairan.
Waktu makan
Komposisi
Pagi
Bubur beras atau roti dioles mentega, telur, daging atau iakan dan susu satu gelas.
Siang
Nasi
Daging, ayam, ikan, telur, tahu/ tempe
Sayur seperti tomat, wortel dan bayam
Buah sepeti pisang, jeruk, pepaya apel dan satu gelas susu.
Sore/ Malam
Nasi atau roti dioles mentega
Daging, ayam, ikan tahu atau tempe
Sayur-mayur
Buah atau pudding
Satu gelas susu
Bahan makanan. Beberapa jenis bahan makanan dapat langsung dimakan misalnya buah-buhan dan susu. Namun banyak bahan makanan yang memerlukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dapat dimakan misalnya beras, tepung, minyak dan lain-lain.
Hidangan makanan untuk balita. Hidangan merupakan jenis makanan yang disajikan untuk dimakan. Misalnya hidangan untuk makan malam yang terdiri dari nasi telur dadar dan sayuran.
Cara mengolah makanan balita:
Menu anak lebih dari 1 (satu) tahun sama dengan orang dewasa hanya saja tidak pedas dan konsitensi agak lunak dengan memperhatikan menu seimbang yaitu nasi, lauk hewani, lauk nabati, sayur, buah dan bila ada ditambah susu dan ASI sebaiknya tetap diberikan.
Menu tanpa nasi untuk anak
  • Mie + bakwan + sayur + buah
  • Roti + mentega + jam sele + telur + susu + selada/tomat + air + buah
  • Kentang goreng + taoge + tahu + buah
  • Bubur beras + tahu + telur + buah
  • Lemper + buah/kroket + buah
  • Lontong + pecel (gado-gado) + buah
  • Bubur beras + buah
  • Lumpia + buah

Cara Pemberian Makan
    Agar lebih berhasil dalam memberikan makan kepada anak, orang tua harus mempunyai taktik, pedoman pemberian makan yang lebih baik terperinci adalah sebagi berikut (Apriadji, 1996).
a)      Jangan memaksakan anak–anak untuk menghabiskan makanan dengan segera. Apakah ia akan makan dalam waktu singkat ataukah lama sekali, itu tidak penting. Yang harusnya anda perhatikan adalah bagaimana perkembangan selera makannya, porsi makannya. Kalau ia sudah bisa lebih leluasa makan beragam bahan makanan yang kita berikan dan lagi menyisakan makanannya berarti hal ini merupakan perkembangan yang menggembirakan.
b)      Anak harus diberi kebebasan untuk menentukan dengan siapa ia makan. Kalau ia makan sendiri janganlah begitu saja menyeretnya kemeja makan. Jika anda berpandangan bahwa anak harus dilatih untuk makan semeja dengan bapak/ibu dan saudaranya yang lain, tanamkanlah hal itu secara halus dengan diberi pengertian–pengertian, tetapi kalau anak masih bersikeras ingin makan sendiri, berikan kesempatan itu. Sebab akan tiba sendiri waktunya di mana ia merasa lebih enak makan bersama-sama. Tidak ada salahnya jika orang tua berinisiatif mengundang teman–temannya sebaya untuk makan bersama–sama.
c)      Peralatan makan bagi anak sebaiknya disediakan secara khusus, misalnya kursi dan meja di buat lebih kecil, di cat dengan warna merah meriah dan diberi gambar–gambar yang menyenangkan bagi anak–anak, hal ini penting untuk merangsang nafsu makannya. Namun demikian tidaklah terlalu mutlak benar.
d)     Anak–anak biasanya tidak menyukai makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin, makanan hangat lebih cocok baginya.
e)      Anak–anak harus dibiasakan makan tiga kali sehari. Di antara waktu makan tersebut diberikan makanan selingan (jajanan). Tetapi jika anak menginginkan maka kitapun bisa memberikannya makan lebih dari tiga kali, misalnya empat atau lima kali. Terutama jika anak hanya mampu menghabiskan makanan sedikit setiap kali makan.
f)       Penyajian makan harus dibuat semenarik mungkin. Dalam hal ini kreasi orang tua memang memegang peranan penting.
g)      Perkenalkan bermacam–macam bahan makanan padanya. Kalau memang memungkinkan olahlah bahan tersebut masakan/makanan kegemarannya. Mula–mula berikan sedikit dahulu sampai kemudian ia merasa benar-benar sudah mengemarinya.
h)      Ketika anak sedang makan pembicaraan mengenai makanan yang disukai dan yang tidak disukai sebaiknya dihindarkan. Apalagi jika hal itu menyangkut selera makan anak kita. Dan satu hal yang patut diperhatikan, jangan memberikan makanan yang kurang menyenangkan terhadap makanan yang disukai anak kita.
i)        Latihan bagi anak kita agar ia mempunyai kebiasaan makan yang baik sangatlah diperlukan. Baik sekali jika orang tua membiasakan diri tidak memberikan makanan bergula terlalu berlebihan, selain dapat merusak gizi makanan bergula akan menghilangkan nafsu makan.
j)        Jika anak sudah bisa menentukan sendiri seberapa banyak makanan yang diinginkan (dan bisa dihabiskan ) biarkanlah ia mengambilnya sendiri.
Banyak orang tua bingung memutuskan pola asuh makan ynag bagaimana yang baik untuk anak–anaknya. Informasi gizi sebenarnya kini sudah banyak tersebar melalui berbagai media massa. Oleh karena itu orang tua bisa menilai dirinya sendiri apakah pola makan mereka saat ini sudah memenuhi anjuran gizi seimbang. Kalau jawabannya sudah, maka mereka tinggal menerapkan pada anaknya yang masih balita. Kebiasaan makan yang baik yang ditanamkan sejak anak masih kecil akan berpengaruh terhadap status gizi anak tersebut (Khomsan, 2002).

2.4. Menu Pemberian Makanan
Amalia mengatakan, Sebelum menyusun menu harus dipertimbangkan berbagai persyaratan makanan untuk si kecil, sebagai berikut :
1.      Cukup Energi dan Zat Gizi
          Susunan makanan yang cukup energi dan zat gizi untuk tumbuh kembang   optimal si kecil adalah susunan hidangan seimbang  yang terdiri atas tiga golongan bahan makanan yaitu sumber zat pembangun, sumber zat pengatur tubuh, dan makanan sumber tenaga.
2.      Pola Menu Seimbang
          Pola menu seimbang adalah pengaturan makanan yang sehat dengan susunan hidangan menu sesuai dengan kebutuhan gizi esensial dalam jumlah yang ideal serta disesuaikan dengan daya toleran si anak.
Menurut Lie 1985, menu yang seimbang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Menghasilkan cukup energi yang diperlukan tubuh
b.      Memenuhi kebutuhan protein untuk pertumbuhan, mekanisme pertahanan, perbaikan jaringan yang rusak, dan pemeliharaannya
c.       Mengandung cukup lemak untuk mamberikan asam lemak esensial dan melarutkan vitamin yang larut lemak
d.      Memberikan vitamin dan mineral dalam jumlah yang ideal.
3.      Porsi Makanan
Porsi makanan pada Balita harus mempunyai kandungan air dan serat yang sesuai dengan daya toleransi, tekstur makanannya agak lunak (mudah dicerna), porsinya kecil dan sering. Pembagian waktu pemberian makanan pada Balita dalam satu hari sebagai berikut :
a.       Makan pagi
b.      Selingan pagi
c.       Makan siang
d.      Selingan sore
e.       Makan malam
f.       Sebelum tidur
          Makanan selingan sangat diperlukan, terutama jika porsi makanan yang utama yang dikonsumsi si kecil pada saat makan pagi, siang, malam belum mencukupi.Pemberian makanan selingan tidak boleh berlebihan, karena dapat menyebabkan nafsu makan si kecil pada saat menyantap makanan utamanya berkurang akibat kekenyangan oleh makanan selingan. Pemilihan menu  makanan selingan juga perlu diperhatikan. Pemilihan makanan harus sesuai dengan fungsinya, yaitu sebagai berikut:
(1)   Mencukupi asupan nutrisi yang mungkin kurang pada saat pemberian makan pagi, siang, atau sore.
(2)   Memperkenalkan aneka ragam jenis makanan yang terdapat dalam makanan selingan.
(3)   Mengatasi masalah pada anak yang sulit makan nasi
(4)   Untuk mencukupi kebutuhan kalori terutama pada anak-anak yang banyak melakukan aktivitas.
Makanan selingan diberikan pada si kecil hanya pada waktu antara makan pagi dan makan siang (sekitar pukul 9.00 – 10.00) dan antara pemberian makan siang dan makan malam (antara pukul 15.00 – 16.00).
4.      Memilih Bahan Makanan
Bahan makanan untuk usia balita harus dipililh yang tidak merangsang, rendah serat, dan tidak mengandung gas. Dlam merencanakan menu untuk si kecil, terdapat tujuh golongan makanan untuk  yang dapat digunakan, antara lain :
a.       Nasi dan penggantinya sebagai sumber
b.      Lauk hewani sebagai sumber protein hewani
c.       Kacang-kacangan sebagai sumber protein nabati
d.      Sayur-sayuran sebagai sumber zat pengatur
e.       Buah-buahan sebagai sumber zat pengatur
f.       Susu sebagai sumber  tenaga, protein, dan pengatur
g.      Minyak dan lemak sebagai sumber tenaga.

2.4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Makanan bagi Balita
Faktor-faktornya dipengaruhi oleh:
1.      Umur
2.   Berat badan
3.     Diagnosis dari penyakit dan stadium (keadaan)
4.   Keadaan mulut sebagai alat penerima makanan
5.     Kebiasaan makan, kesukaan, dan ketidaksukaan, akseptabilitas terhadap jenis makanan dan toleransi anak terhadap makanan yang dilberikan
6.     Jenis dan jumlah makanan yang diberikan
7.     Kapan saan yang tepat pemberian makanan
Faktor makanan balita juga disebabkan oleh gangguan atau kelainan nafsu makan:
1. Anoreksian
Anoreksian adalah keadaan nafsu makan atau sama sekali tidak ada. Merupakan keluhan yang sering dikemukakanoleh banyak orang tua mengenai anaknya.
Anoreksia disebabkan oleh berbagai factor, berupa penyakit organis, psikologis atau pengaturan makanan yang kurang baik. Keluhan anoreksia tanpa penyakit organis yang nyata lebih sering ditemukan pada tunggal, anak yang umurnya banyak berbeda dengan kakaknya dan pada anak yang orang tuanya telah berusia lanjut. Anoreksia yang menyertai penyakit organis akan menghilangkan bila anak telah sembuh dari penyakit primernya.
Berbagai penyakit infeksi baik yang mendadak maupun yang menahun, kelainan bawaan misalnya pada jantung dan saluran pencernaan serta mungkin pula karena defisiensi gizi sendiri, misalnya defisiensi besi sering kali menjadi penyebab anoreksia pada anak. Gangguan psikologis terdapat anak keluarga yang sedang mengalami kesulitan rumah tangga, suasana makan yang kurang menyenangkan, tidak pernah makan bersama dengan orang tua, dipaksa makan-makanan yang tidak disukai. Anoreksia perlu segera mendapat perhatian karena mungkin merupakan segala sesuatu penyakit yang harus segera diobati. Anoreksi mungkin hanya bersifat sementara, sebagai variasi normal dalam nafsu makan sehari-hari. Anoreksia munkin bersifat sesungguhnya, yaitu bila anak sebenarnya masih menyukai jenis makanan yang lain. Kadang-kadang terdapat anak yang hanya menyukai jenis makanan tertentu dan tudak bernafsu untuk mencoba makanan baru, lebih-lebih pola makanan yang baru tersebut berbeda banyak dalam hal warna, bentuk, konsistensi dibandingkan dengan makanan yang disukainya.
Pengobatan terhadap anoreksia terdiri dari:
a.   Memperbaiki faktor pnyebabnya, baik karena gangguan organis maupun psikolosis.
b.     Memperbaiki defisiensi gizi yang telah terjadi dengan pengaturan makanan yang sesuai dan pemberian preparat vitamin.
c.     Obat-obat perangsang nafsu makan misalnya Cyproheptadine, Pizotifen dan sebagainya hanya diberikan bila perlu dan jelas tidak ditemukan penyebab yang nyata dari anoreksia tersebut.
2. Pika
Pika ialah nafsu makan yang aneh, yaitu penderita menunjukkan nafsu makan terhadap berbagai atau salah satu obyek yang bukan tergolong maka, misalnya tanah, pasir, rumput, bulu, selimut wol, pecahan kaca, kotoran hewan, cat keing, dingding tembok dan sebagainya. Terdapat golongan anak dibawah umur 3 tahun, biasanya diatas 1 tahun, sebab bayi yang sedang belajar merangkak dan anak sapihan wajar bila suak memasukan benda-benda yang dipegangnya kedalam mulutnya.
Keadaan tersebut merupakan gejqala normal, sebagai suatu tahap perkembangan oral dalam usaha memperoleh pengalaman keputusan dan mengadakan eksporasi dunia luar dengan jalan menggunakan mulutnya. Pada penderita pika, tingkah laku demikian sering disertai kesukaan untuk bermain dengan benda-beda kotor termasuk eksterna. Pika mungkin terdapat penderita yang menderita defisiensi gizi, mungkin pula pada penderita retardasi mental. Tetapi pika terdiri pengawasan yang ketat agar penderita tidak memakan benda-benda yang mungkin berbahaya untuk kesehatannay, misalnya mengakibatkan keracunan dan infeksi. Selain itu kepada penderita diberikan obyek yang tidak berbahaya, yang dapat digunakan untuk menggigit, mengunyah dan dipermainkan dengan mulutnya. Bila terdapat defisiensi izi, hendaknya diberikan terapi yang sesuai.
3. Diare
Diare dapat disebabkan oleh berbagai sebab, baik kelainan usus maupun diluar usus, tetapi mungkin pula karena makanan yang kurang cocok komposisinya. Diare juga lebih sering ditemukan pada bayi dan balita yang minum susu botol karena kontaminasi.
4.Kolik
Kolik ialah suatu kumpulan gejala, terutama berupa serangan paroksiamal dari perasaan nyeri perut yang dapat disertai dengan wajah kemerahan atau kebiruan. Kelaiana ini dapat terjadi pada masa bayai muda, biasanya dibawah 3 bulan. Penyebabnya mungkin terlalu banyak mengandung karbohidrat, gangguan emosi an lain-lain.
Dengn memperhatikan dan memperhitungkan faktor-faktor tersebut diatas, umumnya tidak akan terjadi banyak kekeliruan dalam mengatur makanan untuk seorang bayi maupun anak balita.
2.5. Pengaruh Status Gizi Seimbang Bagi Balita
Pertumbuhan dan perkembangan anak ditntukan sebagian oleh faktor keturunan, akantetapi lingkungan mempunyai peran yang besar. Faktor-faktor lingkungan berperan dalam tumbuh kembang anak ialah masukan makanan (diet), sinar matahari, lingkungan yang bersih, latihan jasmani, keadaan kesehatan.
Bagi pertumbuhan bagi yang penting tentunya pemberian makanan yang kualitas maupun kuantitasnya baik hingga bayi dapat tumnuh normal, tidak terlalu kurus akan terjadi juga tidak kegemukan. Penting pula perawatan bayi itu harus sedemikian, hingga tetap sehat. Tiap kali bayi menderita sakit, seperti penyakit infeksi, nafsu makannya akan berkurang sedangkan kebutuhan energi dan zat-zat meningkat pada tiap infeksi, baik yang ringan maupun yang berat.
Pengaruh status gizi dapat dilihat dari segi:
1.) TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA
Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih memahami makanan dan memiliki makanan yang baik untuk anak balita.
2.) SOSIAL BUDAYA
Ada sebagian masyarakat yang mempunyai adat istiadat tertentu terutama tentang pemberian makanan yang boleh dan tidak boleh. Misalnya, tidak boleh makan telur jika ada luka, karena akan menyebabkan terjadinya pembusukan pada luka dan lain sebagainya. Seharusnya telur merupakan sumber gizi yang tnggi kadar protein dan baik untuk penyembuhan luka.
3.) SERAT MAKANAN
Serat baik untuk kesehatan pencernaan. Anak-anak yang diberi makanan yang berserat akan baik untuk untuk kesehatan dan pertumbuhannya.
4.) KEMUDAHAN CERNA
Nutrient dalam bahan makanan yang lazim tersedia biasanya mudah dicerna. Persentase nutrien yang dapat diasimilasi dalam sebagian besar bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari cukup tinggi, misalnya untuk karbohidrat 97% dan lemak 95%. Walaupun demikian beberapa faktor dapat dipengaruhi proses kemudahan cerna tersebut, diantaranya cara menyimpan, mengolah dan memasak bahan makanan, serta terdapatnya bahan senyawa lain secara bersamaan. Misal, susunannya menjadi lebih kecil; buah yang dikupas atau disimpan terlalu lama akan kehilangan vitamin C; absorpsi besi akan meningkat bila diperlukan vitamin C dan merendah bila ada susu atau teh.
5.) RASA KENYANG
Selain terhadap kepuasan dan terpenuhnya rasa kenyang, pemberian makanan harus dapat pula memenuhi persyaratan segi kesehatan. Beberapa jenis makana mempunyai nilai rasa kenyang yang tinggi, berarti cepat memberikan rasa kenyang, seperti susu, telur, makanan yang berlemak. Sedangkan roti, kentang, daging tanpa lemak, ikan, sayur buah mempunyai nilai rendah. Nasi, gula, atau jenis karbohidrat lain yang banyak dikonsumsi di Indonesia, akan menyebabkan bertambahnya sekresi getah lambung
6.) SUMBER MAKANAN
Tersedianya makanan sangat mempengaruhi status gizi seseorang. Semakin sulit atau jauh mendapat makanan yang mengandung gizi akan semakin sulit juga bagi seseorang untuk mendapatkan makanan yang mengandung cukup gizi atau gizi yang baik.
7.) AUTOSINTESIS VITAMIN
Ada beberapa jenis vitamin ternyata dapat dalam tubh individu sendiri. Misalnya sintesis vitamin K, biotin dan asam pantotenat hanya mungkin berlangsung bila terdapat bakteri flora usus. Tetapi belum diketahiu dengan pasti mekanisme pembentukan vitamin ini dikaitkan dengan jumlah kebutuhan tubuh sendirdi. Jenis makanan atau keadaan flora usus tertentu dapat mempengaruhi pembentukan vitamin, seperti kejadian beri-beri pada beberapa kelompok penduduk di Kobe, Jepang, sebagai akibat adanya bakteri usus jenis lain yang dapat menghancurkan vitamin.
8.) PENGRUH OBAT
Beberapa jenis antimikroba dapat mempengaruhi status gizi anak, walaupun tidak sampai tahap MEP. Perubahan status gizi ini biasanya terjadi melalui mekanisme adanya kelainan dasar berupa kelainan struktur salura cerna, misalnya hiportropi mikrovilus atau stomatitis, yang kemudian dapat mengakibatkan malabsorbsi, nafsu makan berkurang atau diare. Secara unum telah dikenal bahwa pemberian antibiotik berspektrum luas untuk waktu yang cukup lama dapat menyebabkan stomatitis, diare, atau berkurangnya sintesis vitamin K (Derivat ampisilin, Kloramfenikol). Pemberian INH dapat menimbulkan gejal defisiensi piridoksin.
















BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Balita masih sangat rawan terhadap berbagai macam penyakit. Hal ini terjadi karena sistem kekebalan tubuhnya belum benar-benar terbentuk. Oleh karena itu anak harus diberikan asupan gizi yang cukup. Gizi tersebut akan membantu membentuk sistem kekebalan tubuh yang kuat, sehingga anak tidak mudah sakit. Untuk menyediakan gizi yang cukup bagi balita, hanya diperlukan menu sehat seimbang yang dikenal dengan nama 4 sehat 5 sempurna yang terdiri atas nasi,lauk-pauk,sayuran,buah-buahandansusu.

1.      Anak yang sehat akan tumbuh dan berkembang dengan normal.
2.   Anak yang sehat akan terus bertambah cerdas, perasaan bertambah pekat dan dapat bersosialisasi dengan baik.
3.     Kesehatan seorang anak sangat dipengaruhi oleh gizi yang diserap didalam tubuhnya.
4.   Gizi bukan hanya mempengaruhi kesehatan tubuh, tetapi dapat juga mempengaruhi kecerdasan.
5.     Asi merupakan merupakan sumber gizi pertama dan yang paling alami.
6.     Asi mengandung kolostrum yakni suatu zat kekebalan tubuh yang khusus dan tidak pernah terdapat pada jenis makanan yang lain.
7.     Anak dibawah lima tahun (balita) merupakan kelompok yang menunjukan pertumbuhan badan yang peset sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram setiap badannya.
8.    Balita yang mengalami gizi buruk maka perkembangan otaknya akan berkurang dan akan berpengaruh pada kehidupannya di usia sekolah.
3.2. Kritik dan Saran
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah inijauh dari sempurna. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Adapun saran yang bisa penulis sampaikan yakni kita kususnya calon bidan harus bisa memberikan pengetahuan tentang gizi kepada para orang tua supaya orang tua bisa memberikan gizi yang cukup bagi anak-anaknnya. Terutama, memberikan pengertian kepada mereka bahwa ASI merupakan sumber fizi pertama dan yang paling alami bagi anaknya.













DAFTAR PUSTAKA
Santosa, Sugeng. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT. Rieneka Cipta.

Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Akhyar, M.Salman. 2004. Biologi SMA Kelas XI. Jakarta: Grafindo


Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking