Pelayanan Kesehatan Pada Bayi Dan Balita
Pelayanan Kesehatan Pada Bayi Dan Balita
Pengertian Bayi Baru Lahir
Menurut
Saifuddin, (2002) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam
pertama kelahiran.
. Menurut
Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4
minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu.
Menurut
Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat
lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
Menurut
M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 –
4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan
congenital (cacat bawaan) yang berat.
Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir
Normal
Ø Berat badan 2500 - 4000 gram
Ø Panjang badan 48 - 52 cm
Ø Lingkar dada 30 - 38 cm
Ø Lingkar kepala 33 - 35 cm
Ø Frekuensi jantung 120 - 160
kali/menit
Ø Pernafasan ± - 60 40 kali/menit
Ø Kulit kemerah - merahan dan
licin karena jaringan sub kutan cukup
Ø Rambut lanugo tidak terlihat,
rambut kepala biasanya telah sempurna
Ø Kuku agak panjang dan lemas
Ø Genitalia : Perempuan labia
mayora sudah menutupi labia minora, Laki – laki testis sudah turun, skrotum
sudah ada
Ø Reflek hisap dan menelan sudah
terbentuk dengan baik
Ø Reflek morrow atau gerak memeluk
bila dikagetkan sudah baik
Ø Reflek graps atau menggenggan
sudah baik
Ø Eliminasi baik, mekonium akan
keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan
PELAYANAN KESEHATAN
PADA BAYI
Pelayanan kesehatan bayi adalah
pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada
bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai dengan 11 bulan setelah
lahir.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan bayi:
1.
Kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hari-2 bulan
2.
Kunjungan bayi satu kali pada umue 3-5 bulan
3.
Kunjungan bayi satu kali pada umur 6-8
4.
Kunjungan bayi satu kali pada umue 9-11 bulan
Pelayanan kesehatan kepada bayi
meliputi:
Asuhan bayi baru lahirPelaksanaan asuhan
bayi baru lahir mengacu pada pedoman AsuhanPersalinan Normal yang tersedia di puskesmas,
pemberi layanan asuhanbayi baru lahir dapat dilaksanakan oleh dokter, bidan atau perawat.Pelaksanaan asuhan bayi
baru lahir dilaksanakan dalam ruangan yangsama dengan ibunya atau rawat gabung
(ibu dan bayi dirawat dalam satukamar, bayi berada dalam jangkauan ibu selama
24 jam). Asuhan bayibaru lahir meliputi:
1.
Pelayanan neonatal esensial dan tatalaksana neonatal
meliputi:
meliputi:
b. Menjaga
tubuh bayi tetap hangat dengan kontak dini
c.
Membersihkan jalan nafas, mempertahankan bayi bernafas spontan
d.
Pemberian ASI dini dalam 30 menit setelah melahirkan
Inisiasi menyusui dini ( IMD ) adalah
proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan dimana bayi dibiarkan mencari
puting susu ibunya sendiri. Inisiasi menyusui dini (IMD ) akan sangat membantu
dalam keberlangsungan pemberian ASI ekslusif. Pemerintah Indonesia
mendukung kebijakan WHO dan UNICEF yang merekomendasikan inisiasi menyusui dini
sebagai tindakan penyelamatan kehidupan, karena IMD dapat menyelamatkan 22 %
dari bayi yang meninggal sebelum usia 1 bulan. Program ini dilakukan dengan
cara langsung meletakkan bayi baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi
mencari untuk menemukan putting susu ibun untuk menyusu. IMD harus dilaksanakan
langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dangan kegiatan menimbang atau
mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan hanya dikeringkan kecuali
tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu.
Menyusui 1 jam pertama kehidupan yang di awali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indicator global dan Ini merupakan hal baru bagi Indonesia, dan merupakan program pemerintah khususnya Departemen Kesehatan RI.
Menyusui 1 jam pertama kehidupan yang di awali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indicator global dan Ini merupakan hal baru bagi Indonesia, dan merupakan program pemerintah khususnya Departemen Kesehatan RI.
e.
Melakukan penilaian terhadap bayi baru lahir
• Apakah bayi menangis kuat dan/atau
bernafas tanpa kesulitan
• Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas
• Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap – megap atau lemah maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.
• Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas
• Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap – megap atau lemah maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.
f.
Membebaskan Jalan Nafas nafas
Dengan cara sebagai berikut yaitu bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut :
• Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
• Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
• Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril.
• Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar.
• Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen dengan selangnya harus sudah ditempat
• Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung
• Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama (Apgar Score)
• Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan.
Dengan cara sebagai berikut yaitu bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut :
• Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
• Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
• Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril.
• Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar.
• Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen dengan selangnya harus sudah ditempat
• Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung
• Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama (Apgar Score)
• Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan.
g. Merawat
tali pusat
• Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau jepitkan klem plastik tali pusat pada puntung tali pusat.
• Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klonin 0,5 % untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lainnya.
• Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi
• Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau kain bersih dan kering.
• Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang disinfeksi tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau steril). Lakukan simpul kunci atau jepitankan secara mantap klem tali pusat tertentu.
• Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat dan dilakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi yang berlawanan.
• Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klonin 0,5%
• Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup dengan baik..(Dep. Kes. RI, 2002)
• Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau jepitkan klem plastik tali pusat pada puntung tali pusat.
• Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klonin 0,5 % untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lainnya.
• Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi
• Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau kain bersih dan kering.
• Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang disinfeksi tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau steril). Lakukan simpul kunci atau jepitankan secara mantap klem tali pusat tertentu.
• Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat dan dilakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi yang berlawanan.
• Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klonin 0,5%
• Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup dengan baik..(Dep. Kes. RI, 2002)
h.
Pencegahan Kehilangan Panas
Mekanisme kehilangan panas
• Evaporasi
Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
• Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin, co/ meja, tempat tidur, timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas benda – benda tersebut
• Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin, co/ ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi, atau pendingin ruangan.
• Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda – benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi, karena benda – benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung)
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut :
• Keringkan bayi dengan seksama
Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernapasannya.
• Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban dengan selimut atau kain yang baru (hanngat, bersih, dan kering)
• Selimuti bagian kepala bayi
Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yg relative luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
• Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu (1) jam pertama kelahiran
• Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya, sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya enam jam setelah lahir.
Mekanisme kehilangan panas
• Evaporasi
Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
• Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin, co/ meja, tempat tidur, timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas benda – benda tersebut
• Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin, co/ ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi, atau pendingin ruangan.
• Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda – benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi, karena benda – benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung)
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut :
• Keringkan bayi dengan seksama
Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernapasannya.
• Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban dengan selimut atau kain yang baru (hanngat, bersih, dan kering)
• Selimuti bagian kepala bayi
Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yg relative luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
• Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu (1) jam pertama kelahiran
• Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya, sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya enam jam setelah lahir.
i.
Pencegahan Infeksi
• Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi
• Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan
• Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
• Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop.
• Memberikan vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin K per oral 1 mg / hari selama 3 hari, dan bayi beresiko tinggi di beri vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg IM.
• Memberikan obat tetes atau salep mata
Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual) perlu diberikan obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu pemberian obat mata eritromisin 0.5 % atau tetrasiklin 1 %, sedangkan salep mata biasanya diberikan 5 jam setelah bayi lahir.
Perawatan mata harus segera dikerjakan, tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai dengan perawatan tali pusat
• Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi
• Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan
• Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
• Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop.
• Memberikan vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin K per oral 1 mg / hari selama 3 hari, dan bayi beresiko tinggi di beri vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg IM.
• Memberikan obat tetes atau salep mata
Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual) perlu diberikan obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu pemberian obat mata eritromisin 0.5 % atau tetrasiklin 1 %, sedangkan salep mata biasanya diberikan 5 jam setelah bayi lahir.
Perawatan mata harus segera dikerjakan, tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai dengan perawatan tali pusat
j.
Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan untuk memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari normal.Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan. Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan dapat ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.
Prinsip pemeriksaan bayi baru lahir
• Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan
• Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan
• Pastikan pencahayaan baik
• Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan diperiksa (jika bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti kembali dengan cepat
• Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh
Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan untuk memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari normal.Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan. Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan dapat ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.
Prinsip pemeriksaan bayi baru lahir
• Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan
• Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan
• Pastikan pencahayaan baik
• Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan diperiksa (jika bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti kembali dengan cepat
• Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh
k.
Imunisasi BCG, hepatitis B dan polio oral
Bayi hingga usia kurang dari satu bulan
merupakan golongan umur yang paling rentan atau memiliki risiko gangguan
kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko
tersebut antara lain dengan melakukan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan dan
pelayanan kepada neonatus (0-28 hari). Dalam pelayanan kesehatan neonatus, petugas selain melakukan pemeriksaan
kesehatan bayi juga memberikan konseling perawatan bayi kepada ibu.
3.
Penyuluhan kepada ibu tentang pemberian ASI eksklusif untuk bayi dibawah 6 bulan
dan makanan pendamping ASI (MPASI) untuk bayi diatas 6 bulan;
dan makanan pendamping ASI (MPASI) untuk bayi diatas 6 bulan;
Petugas kesehatan sangat berperan dalam
keberhasilan proses menyusui, dengan cara memberikan konseling tentang ASI
sejak kehamilan, melaksanakan inisiasi menyusui dini
(IMD) pada saat persalinan dan mendukung pemberian ASI ekslusif
setelahnya.
4.
Pemantauan tumbuh kembang bayi untuk meningkatkan kualitas tumbuh kembang
anak melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang bayi
Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang mencakup
anak melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang bayi
Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang mencakup
a.
Aspek Pertumbuhan:
1) Timbang
berat badannya (BB)
2) Ukur
tinggi badan (TB) dan lingkar kepalanya (LK)
3) Lihat
garis pertambahan BB, TB dan LK pada grafik
b.
Aspek Perkembangan:
1)
Tanyakan perkembangan anak dengan KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)
2)
Tanyakan daya pendengarannya dengan TDD (Tes Daya Dengar)
3)
tanyakan daya penglihatannya dengan TDL (Tes Daya Lihat),
c.
Aspek Mental Emosional:
1) KMEE
(Kuesioner Masalah Mental Emosional)
2) CHAT
(Check List for Autism in Toddles = Cek Lis Deteksi Dini Autis)
3) GPPH
(Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
5.
Pemberian obat yang bersifat sementara pada penyakit ringan sepanjang sesuai
dengan obat-obatan yang sudah ditetapkan dan keperluan segera merujuk pada dokter.
Diantaranya bisa dengan:
dengan obat-obatan yang sudah ditetapkan dan keperluan segera merujuk pada dokter.
Diantaranya bisa dengan:
a.
Manajemen Terpadu Bayi Sakit (MTBS):
2) upaya
pemeriksaan kesehatan terpadu pada bayi muda dan balita
b.
Pelayanan Pengobatan
1)
pemeriksaan kejadian kesakitan (morbiditas)
2)
perawatan kesehatan dan penanganan medis
Pemberian dosis obat pada bayi sering
kali berbeda, mengingat anak masih dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan.
Pada anak yang lahir premature , penetapan dosis yang diberikan sangat sulit
karna fungsi organ belum berfungsi sempurna sehingga proses absorbs,distribusi,
metabolism dan eksresi tidak maksimal yang kadang menimbulkan efeksamping yang
lebih besar dibandingkan efek terapinya. Pada prinsipnya dosis ditentukan
dengan dua standar, yakni berdasarkan dengan luas permukaan rubuh dan berat
badan.
PERAWATAN KESEHATAN PADA BALITA
Beberapa faktor yang sangat erat hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan Balita, yaitu:
1.
Keluarga Berencana
Dalam mempersiapkan anak yang
berkualitas, maka sejak dari mulai terjadi pembuatan sampai dianya menjadi
dewasa haruslah dilakukan pemeliharaan dan penjagaan yang seksama agar tumbuh
kembang anak tersebut tidak mengalami kegagalan.
Faktor anak selama dalam kandungan akan sangat mempengaruhi dalam proses tumbuh kembang anak dikemudian hari. Sebagai contoh dari seorang ibu yang sehat dan memelihara kandungannya secara seksama, berarti ibu tersebut telah mempersiapkan sejak awal suatu keturunan yang dapat diharapkan sebagai generasi penerus yang berkualitas. Hal ini secara umum tidak akan sama bila sang Ibu sejak dini tidak terlibat dalam mempersiapkannya. Keikut sertaan ibu dalam keluarga berencana, sehingga proses persalinan yang ideal dapat dipenuhi dan ini akan sangat membantu kesehatan ibu dan anak yang akan dilahirkannya.
Faktor anak selama dalam kandungan akan sangat mempengaruhi dalam proses tumbuh kembang anak dikemudian hari. Sebagai contoh dari seorang ibu yang sehat dan memelihara kandungannya secara seksama, berarti ibu tersebut telah mempersiapkan sejak awal suatu keturunan yang dapat diharapkan sebagai generasi penerus yang berkualitas. Hal ini secara umum tidak akan sama bila sang Ibu sejak dini tidak terlibat dalam mempersiapkannya. Keikut sertaan ibu dalam keluarga berencana, sehingga proses persalinan yang ideal dapat dipenuhi dan ini akan sangat membantu kesehatan ibu dan anak yang akan dilahirkannya.
”Sebagai
contoh seorang ibu hendaklah jangan melahirkan terlalu dini, ataupun terlalu
lambat, begitu juga sebaiknya seorang ibu janganlah melahirkan terlalu sering
dan janganlaH mempunyai anak terlalu banyak.
2.
Pemberian Kebutuhan Nutrisi Yang Baik Pada Anak
Dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik seorang anak, pemberian makanan yang bergizi mutlak sangat diperlukan. Anak dalam pertumbuhan dan perkembangannya mempunyai beberapa fase yang sesuai dengan umur si anak, yaitu fase pertumbuhan cepat dan fase pertumbuhan lambat. Bila kebutuhan ini tidak dapat dipenuhi, maka akan terjadi gangguan gizi pada anak tersebut yang mempunyai dampak dibelakang hari baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik anak tersebut maupun gangguan intelegensia.
Untuk Tumbuh Kembang Anak Pesan Utamanya Adalah:
Dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik seorang anak, pemberian makanan yang bergizi mutlak sangat diperlukan. Anak dalam pertumbuhan dan perkembangannya mempunyai beberapa fase yang sesuai dengan umur si anak, yaitu fase pertumbuhan cepat dan fase pertumbuhan lambat. Bila kebutuhan ini tidak dapat dipenuhi, maka akan terjadi gangguan gizi pada anak tersebut yang mempunyai dampak dibelakang hari baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik anak tersebut maupun gangguan intelegensia.
Untuk Tumbuh Kembang Anak Pesan Utamanya Adalah:
Ø Asi saja (ASI ekslusif) adalah
makanan terbaik bagi kehidupan bayi 4-6 bulan pertama kehidupan.
Ø Pasca umur 4-6 bulan, bayi
memerlukan makanan lain disamping ASI
Ø Anak dibawah 3 tahun membutuhkan
5-6 kali sehari
Ø Anak dibawah 3 tahun membutuhkan
sejumlah/sedikit lemak atau minyak ditambahkan dalam makanannya
sehari-hari.
Ø Semua anak membutuhkan makanan
kaya Vitamin A
Ø Sesudah sakit, anak membutuhkan
extra meals untuk mengejar (catch up) kehilangan pertumbuhan selama sakit
3.
Pemberian Kapsul Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata ( agar dapat melihat dengan baik ) dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh, jaringan epitel, untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan infeksi lain.
Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak mengalami kekurangan terhadap Vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun. (Depkes RI, 2007)
Vitamin A terdiri dari 2 jenis :
• Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang berusia 6-11 bulan satu kali dalam satu tahun
• Kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU ) diberikan kepada balita
Kekurangan vitamin A disebut juga dengan xeroftalmia ( mata kering ). Hal ini dapat terjadi karena serapan vitamin A pada mata mengalami pengurangan sehingga terjadi kekeringan pada selaput lendir atau konjungtiva dan selaput bening ( kornea mata ).
Pemberian vitamin A termasuk dalam program Bina Gizi yang dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan setiap 6 bulan yaitu bulan Februari dan Agustus, anak-anak balita diberikan vitamin A secara gratis dengan target pemberian 80 % dari seluruh balita. Dengan demikian diharapkan balita akan terlindungi dari kekurangan vitamin A terutama bagi balita dari keluarga menengah kebawah.
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata ( agar dapat melihat dengan baik ) dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh, jaringan epitel, untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan infeksi lain.
Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak mengalami kekurangan terhadap Vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun. (Depkes RI, 2007)
Vitamin A terdiri dari 2 jenis :
• Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang berusia 6-11 bulan satu kali dalam satu tahun
• Kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU ) diberikan kepada balita
Kekurangan vitamin A disebut juga dengan xeroftalmia ( mata kering ). Hal ini dapat terjadi karena serapan vitamin A pada mata mengalami pengurangan sehingga terjadi kekeringan pada selaput lendir atau konjungtiva dan selaput bening ( kornea mata ).
Pemberian vitamin A termasuk dalam program Bina Gizi yang dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan setiap 6 bulan yaitu bulan Februari dan Agustus, anak-anak balita diberikan vitamin A secara gratis dengan target pemberian 80 % dari seluruh balita. Dengan demikian diharapkan balita akan terlindungi dari kekurangan vitamin A terutama bagi balita dari keluarga menengah kebawah.
4.
Pencegahan Muntah Dan Menceret
Penyakit ini paling sering menyerang
Balita. Muntah menceret pada bayi dan anak dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu:
·
Infeksi pada saluran cerna sendiri
·
Intoleransi terhadap makanan yang diberikan dan
·
Infeksi lainnya diluar saluran cerna.
Pada saat ini penanganan muntah menceret
haruslah dilaksanakan sesegera mungkin, yaitu dimulai pemberian terapi sejak
dari rumah. (therapy begin at home), seperti pemberian oralit, tablet zinc,
dll.
5.
Pencegahan Infeksi Saluran Nafas Akut
Penyakit ini merupakan penyakit yang tersering dijumpai pada anak Balita, baik yang hanya berupa untuk pilek biasa sampai dengan adanya infeksi pada saluran nafas bawah, yaitu infeksi yang mengenai paru-paru.
Penyakit ini merupakan penyakit yang tersering dijumpai pada anak Balita, baik yang hanya berupa untuk pilek biasa sampai dengan adanya infeksi pada saluran nafas bawah, yaitu infeksi yang mengenai paru-paru.
6.
Vaksinasi Atau Imunisasi
Pada saat sekarang ini vaksin yang dapat digunakan dalam pencegahan penyakit telah banyak beredar di Indonesia, dan hasil daya lindung yang ditimbulkannya juga telah terbukti bermanfaat.imunisasi wajib.
Pada saat sekarang ini vaksin yang dapat digunakan dalam pencegahan penyakit telah banyak beredar di Indonesia, dan hasil daya lindung yang ditimbulkannya juga telah terbukti bermanfaat.imunisasi wajib.
Adapun jenis pelayanan yang
diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup :
1) Penimbangan berat badan
2) Penentuan status pertumbuhan
3) Penyuluhan
4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang, apabila ditemukan kelainan, segera ditunjuk ke Puskesmas
1) Penimbangan berat badan
2) Penentuan status pertumbuhan
3) Penyuluhan
4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang, apabila ditemukan kelainan, segera ditunjuk ke Puskesmas
PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG BAYI DAN
BALITA/ DETEKSI DINI
1.
Pemantauan tumbuh kembang bayi, balita dan anak prasekolah/ deteksi dini
Deteksi dini tumbuh kembang bayi, balita
dan anak prasekolah adalah kegiatan pemeriksaan untuk menemukan secara dini
adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah.
Ada tiga jenis deteksi dini tubuh
kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga kesehatan di tingkat puskesmas dan
jaringannya, berupa:
Deteksi dini penyimpangan
pertumbuhan,meliputi:
Pengukuran berat badan terhadap tinggi
badan (BB/TB)
Pengukuran lingkar kepala
2. Deteksi
dini penyimpangan perkembangan, meliputi:
a. Skrining
/ pemeriksaan perkembangan anak menggunakan kuesioner pra skrining perkembangan
(KPSP)
b. Tes
daya dengar
c.
Tes daya lihat
3. Deteksi
dini penyimpangan mental omosional
Deteksi dini penyimpangan mental
emosional adalah kegiatan / pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya
masalah mental emosional, autism dan gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera dilakukan tindakan intervensi. Bila
penyimpangan mental emosional terlambat diketahui, maka intervensinya akan
lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
v Defenisi
Imunisasi berasl dari kata imun,kebal atau resisiten.Anak di
iminisasi berarti di berikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu.Anak
kebal atau resisiten terhadap suatu penyakit,tetapi belum tentu kebal terhadap
penyakit yang lain.
(Notoadinojo,1997:37)
(Notoadinojo,1997:37)
Kata imun berasal dari kata latin(imunitas)Romawi selama masa
jabatan mereka terhadap kewajiban sebagai warganegara biasa dan terhadap
dakwaan.Dalam sejarah istilah ini kemudian berkembang sehingga pengertiannya
berubah menjadi perlindungan terhadap penyakit menular(THEOPHILVS,2000,meni dan
madrona,2001)
Indonesia telah melaksanakan pengembangan program
iminisasi(PPI)sejak tahun 1977, yang bertujuan antara lain
·
Eradikasi Polro(Erapo)
·
Eliminasi tetanus neonatal(ETN)dan maternal
·
Reduksi campak,dll.
Pekan iminisasi nasional telah dilaksanakan
Indonesia dan berlangsung dengan baik,merupakan pekan di mana setiap anak
balita umur 0-59 bulan yang tinggal di Indonesia pada saat tersebut mendapat 2
tetes faksin polio/oral tanpa melihat setatus imunisasi dan kewarganegaraanya
.Vaksin Polio di berikan 2 kali dengan selang waktu sekitar 4 minggu yang telah
dilakukan berturut-turut pada tahun 1995,1996,1997,dan 2002.
v Tujuan umum
a.
Tujuan/manfaat imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya
penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu di dunia.
b.
Untuk melindungi dan mencegah penyakit-penyakit menular yang
sangat berbahaya bagi bayi dan anak.
c.
Diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat
menurunkan angka morbinitas dan mortalitas serta dapat menggurangi kecacatan
akibat penyakit.
d.
Untuk menurunkan morbiditas,mortalitas dan cacat serta bila
munggkin di dapat eradikasi suatu penyakit dari suatu daerah atau negeri.
v Tujuan Khusus
Untuk mengurangi anggka penderita suatu penyakit yang sangat
membahayakan bagi kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian,penyakit yang
dapat dihindari yaitu:campak,polio,dipteri,tetanus,batuk,rejan-hepatitis
B,gondongan,cacar air,TBC,dll.
v Sasaran
Program imunisasi di
Indonesia mewrupakan program unggulan untuk mencegah anggka kematian pada
bayi,anak bawah 3 tahun,bawah 5 tahun,program ini akan mencakub berapa jenis
imunisasi,sementara sasaran dari program itu sendiri antara lain mencakup:bayi dibawah umur 1 tahun(0-11
bulan),ibu hamil(awal kehamilan 8 bulan ).Wanita usia subur(calon mempelai
wanita),anak sekolah dasar(kelas I-VI).
v Indikasi
w Bayi
dan anak balita, anak sekolah, remaja
w Orang
tua, manula
w Top
management / Executive perusahaan
w Calon
jemaah haji/umroh
w Orang
yang akan bepergian ke luar negeri
v Jenis kekebalan
Kekebalan terhadap suatu penyakit menular dapat di golongkan
menjadi 2,yakni:
1)
Kekebalan tidak spesifik(non spesifik resistence).
Artinya pertahanan tubuh pada manusia yang secara alamia dapat
melindungi badan dari suatu penyakit.Misalnya kulit air mata,cairan-cairan
khusus yang keluar dari perut(Usus),adanya refleks-refleks tertentu,biasnya
batuk,bersin dsb.
2)
Kekebalan spesifik(spesific resisitence),dapat di peroleh oleh 2
sumber,yakni:
Genetik,kekebalan yang berasal dari sumber genetik ini buasanya
berhubungan denagn ras(warna kulit dan kelompok-kelompok etnis,misalnya orang
kulit hitam(NEGRO)cenderung lebih resisten terhadap penyakit malaria jenis
vivak.Contoh lain,orang yang mempunyai Hb 5 resisiten terhadap penyakit
plasmodium flaciparum dari pada orang yang mempunyai Hb AA.
3)
Kekebalan yang di peroleh(Acquird Imuniti).
Kekebalan ini di peroleh dari luar tubuh anak atau orang yang
bersangkutan.Kekebalan dapa bersifat aktif dan dapat bersifat pasif.Kekebalan
aktif dapat di peroleh setelah orang sembuh dari penyait tertentu.Misalya anak
yang telah sembuh dari penyakitnya campak ia akan kebal terhadap
penyakit-penyakit campak.
4)
Kekebalan masyarakat(Heart imuniti)kekebalan yang terjadi pada
tinggkat komunitas di sebut herat iminiti.Apabila heart imuniti di masyarakat
rendah,masyarakat akan mudah terjadi wabah.Sebaiknya apabila heart iminiti
tinggi maka wabah jarang terjadi pada masyarakat tersebut.
v Faktor-faktor yang mempengaruhi kekebalan
Banyak faktor yang
mempengaruhi kekebalan antara lain umur,seks,kehamilasn,gizi dan trauma.
Ø Umur
Untuk beberapa penyakit tersebut pada bayi(anak balita)dan orang
tua dan mudah terserang dengan lain orang pada
usia sangat mudah terserang.Dengan kata lain pada usia sangat mudah atau
usia tua lebih rentan,kurang kebal terhadap penyakit-penyakit menular tertentu.
Hal ini mungkin disebabkan karena kedua kelompok umur tersebut
daya tahan tubuhnya rendah.
1.
Seks
Untuk penyalit-penyakit menullar tertentu seperti polio dan
bifeleria lebih parah terjadi pada wanita dari pada peria.
2.
Kehamilan
Wanita sedang hamil pada umumnya lebih rentan terhadap
penyaki-penyakit menular tertentu misalnya penyakit
polio,friemonia,malaria,serta amubiasis.Sebaikya untuk penyakit tipoit dan
menginitis jarasng terjadi pada wanita hamil.
3.
Gizi
Gizi yang baik pada umumnya akan meningkatkan resistensi tubuh
terhadap penyakit-penyait infeksi tetapi sebaiknya kjekurangan gizi berakibat
kerentananterhadap penyakit infeksi.
4.
Tauma.
Stres salah satu bentuk trauma adalah merupakan penyebab
kerentanan seseorang terhadap suatu penyakit infeksi tertentu.
5.
Masa inkubasi
Yakni jarak waktu dari mulai terjadinya infeksi didalam diri
orang sampai dengan munculnya gejala-gejala atau tanda-tanda penyakit pada
orang tersebut.
Tiap-tiap penyakit infeksi mempuyai masa inkubasi
berbeda-beda,mulai dari beberapa jam sampai beberapa tahun.
v Macam-Macam Imunisasi
Imunisasi atau kekebalan
asal misalnya dibagi dalam 2[dua] hal yaiyu aktif dan pasif.
Aktif adalah bila tubuh
anak ikut menyelenggarakan terbentuknya imunitas,sedangkan pasif adalah tiba
tubuh anak tidak berkerja membentuk kekebalan,tetapi hanya menerimanya saja.
Imunisasi terbagi dua
macam,yaitu imunisasi aktif dan pasif
A.
Imunisasi Aktif
Pemberian kuman atau
racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan denagn tujuan untukmerangsang
tubuh memperoduksi anti bodi sendiri.
Contoh:Imunisasi polio
atau campak
Imunisasi aktif ini
dilakukan dengan paksin yang mengadung:
§ kuman-kuman mati
(misalnya :vaksin cholera-thypoid/typus abdominalis-paratypus ABC,vaksin
pertusis batuk rejan)
§ Kuman-kuman hidup
diperlemah (misalnya:vaksin BCG terhadap tuberclosis)
§ Virus-virus hidup
diperlemah(miasalnya bibit cacar,vaksin poliomyelitis)
§ Toxoid(=toksin=racun dari
pada kuman yang dinetrilisasi=toxoid diferi,toxoid tetanus)
Vaksin diberikan dengan
cara disuntikan atau peroral melalui mulut.Terhadap vaksin tersebut,maka tubuh
membuat zat-zat terhadap penyakit bersangkutan (oleh karna itu dinamakan
imunisasi aktif),oleh zat-zat dapat di ukur denagan pemeriksaan darah,oleh
karna itu imun (kebal)tehadap penyakit tertentu.
Dalam imunisasi aktif ini
terdapat 4 macam kandungan terdapatterdapat setiap vaksinnya antara lain:
o
Antigen merupakan bagian dari vaksin yanrbagaig berfungsi
sebagai zat atau mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan
o
pelarut dapat berupa air steril atau berupa cairan kultur
jaringan
o
Preservatif,stbilizer dan antibiotika untuk menghindari
tumbuhnya mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi antigen
o
Adjuvan yang terdiri dari garam almunium untuk meningkatkan
imunogenitas antigen.
Keperluan imunisasi aktif
antara lain:
o Vaksin BCG(Basilus
Celmette-Guerin untuk tubercolosis)
o Vaksin DPT
o Vaksin poliomielitis
o Vaksin Campak
o Vaksin Typa
o Toxoid tetanus
o Dll
Namun,pemerintah tidak mewajibkan
berbagai jenis imunisasi tersebut harus
dilakukan semua.Hanya 5(lima) jenis imunisasi pada anak dibawah 5 tahun yang
harus di lakukan:
o BCG
o DPT
o Polio
o Campak
o Hepatitis B
B.Imunisasi Aktif
Ø Imunisasi aktif adalah
zat anti yang didapat dari luar tubuh,misalnya dengan suntikan bahan atau serum
yang mengandung zat anti atau zay anti yang terdapat dari ibunya selama dalam
kandungan.Kekebalan diperoleh dengan imunisasi pasif tidak bertahan lama.
Ø Imunisasi pasif adalah
penyuntikan sejumlah antibodi ,sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat.
Imunisasi pasif terdiri
dari dua macam yaitu
Ø Imunisasi pasif bawaan
Merupakan imunisasi pasif
dimana zat antinya berasal dari ibunya selama dalam kandungan.Misalnya terdapat
pada neonatus(BBL) samapai bayi berumur 5 bulan.Neonatus mendapatkan imunitas
sewaktu dalam kandungan yang berupa zatb antibodi yang melalui jalan darah
membus plasenta.
Ø Imunisasi Pasif
Zat antinya didapat dari
tubuh,misalnya dengan suntik bahan atau serum yang mengandung zat anti.Serum
anti tetanus ini biasanya dibuat dari darah seekor kuda yang lebih dulu di
imunisasi terhadap tetanus.Imunisasi aktif melindungi anak 2-3 minggu.
v Jenis-Jenis Imunisasi
1.Imunisasi Dasar
Adalah imunisasi pertama
yang perlu diberikan pada semua orang,terutama bayi dan anak sejak lahir untuk
melindungi tubuhnya dari penyakit-penyakit
yang berbahaya.
Lima jenis imunisasi dasr
yang wajib diperoleh bayi sebelum usia setahun:
o Imunusasi BCG yang
dilakukan 1xpada bayi usia 0-11 bulan
o Imunisasi DPT yang
dilakukan 3x pada bayi usia 2-11 bulan dengan interval minimal 4minggu
o Imunisasi Polio yang
dilakukan 4x pada bayi 0-11 bulan dengan inerval minimal 4minggu
o Imunisasi campak yang
dilakukan 1x pada bya usia 9-11bulan
o Imunisasi hepatitis B
yang diberikan 3x pada bayi usia 1-11bulan denagan interval 4minggu
![Description: C:\Users\Acer\Documents\KUMPULAN IMUNISASI\Jadwal-Imunisasi-Terbaru-Ikatan-Dokter-Anak-Indonesia-IDAI.jpg](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image005.jpg)
Imunisasi
yang diwajibkan dan Booster
Vaksinasi
|
Jadwal pemberian-usia
|
Booster/Ulangan
|
Imunisasi untuk melawan
|
BCG
|
Waktu lahir
|
--
|
Tuberkulosis
|
Hepatitis B
|
Waktulahir-dosis I
1bulan-dosis 2
6bulan-dosis 3
|
1 tahun-- pada bayi yang lahir dari ibu dengan hep B.
|
Hepatitis B
|
DPT dan Polio
|
3 bulan-dosis1
4 bulan-dosis2
5 bulan-dosis3
|
18bulan-booster1
6tahun-booster 2
12tahun-booster3
|
Dipteria, pertusis, tetanus, dan polio
|
Campak
|
9 bulan
|
--
|
Campak
|
Imunisasi
Wajib
v Imunisai BCG
Adalah imunisasi BCG yang diberikan untuk menimbulkan
kekebalan aktif terhadap penyakit tubercolosis (TBC) yaitu penyakit paru-paru
yang sangat menular.
Ø Pemberian Imunisasi
Frekuensi pemberian
imunisasi BCG adalah satu kalidan tak perlu diulang(Booster) sebab vaksin BCG
berisi kuman hidup sehingga anti bodi yg dihasilkan tinggi terus.
Ø Usia pemberian Imunisasi
Sedini mungkin atau
secepatnya,tetapi pada umumnya dibawah dua bulan,disarankan dilakukan tes
Mantoux(tuberkulin),terlebih dahulu untuk mengetahui apakah bayi sudah
kemasukkan mycobacterium tubercolosis atau belum.Vaksinasi dilakukan hasil
tesnya (-) jika penderita yang tinggal serumah atau sering bertandang
kerumah,segera setelah lahir bayi di imunisasi BCG.
Ø Cara pemberian imunisasi
Cara pemberian imunisasi
BCG adalah melalui intradermal dengan lokasi penyuntikan pada lengan kanan atas
(sesuai anjuran WHO)atau penyuntikan pada paha.
Ø Tanda kebersihan
Timbul Indurasi
(benjolan)kecil dan eritema (merah) didaerah bekas suntikan setelah satu atau
dua minggu kemudian,yang berubah menjadi pustula,kemudian pecah menjadi ulkus
(luka).Tidak menimbulkan nyeri dan tidak di iringi panas (demam).Luka ini
sembuh sendiri dan meninggalkan parut .Jika benjolan tidak timbul,hal ini tidak
perlu di khawatirkan.Karena kemunkinan cara penyuntikan yang salah dan antibodi
akan tetap terbentuk.
Ø Efek sampaing Imunisasi
Umumnya tidak ada
namun,beberapa anak timbul pembengkakan kelenjar getah beninng di ketiak atau
leher bagian bawah (diselangkakangan bila penyuntikan dilakukan di paha)
biasanya akan timbul sendiri.
Ø Kontra indikasi
Imunisasi BCG tidak dapat
diberikan pada anak yang berpenyakit TB atau menunjukkan uji Mantoux posif atau
pada anak yang mempunyai penyakit kulit yang berat/menahun.
Ø KEMASAN
- Khusus bayi £
1 tahun ampul vaksin disertai 4 cc pelarut (Na Cl 0,9%)
Catatan:
Vaksin yang sudah dilarutkan hrs dipakai
dlm waktu 3 jam dan hrs selalu di suhu 2 – 8 0C, bila ada sissanya jgn dipakai lagi.
Gambar vaksin BCG
![Description: D:\vaksin bcg.jpg](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image007.jpg)
Gambar parut imunisasi BCG
![Description: D:\gambr parut vaksin bcg.jpg](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image009.jpg)
v Imunisasi DPT
Ø Def:Imunisasi yang
digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit diferi,pertusis dan tetanus.
·
Penyakit diferi :radang tenggorokkan yang berbahaya karena
menimbulkan tenggorokkan tersumbat dan kerusakkan jantung yang menyebabkan
kematian dalam beberapa hari saja.
·
Penyakit pertusis :yaitu radang paru (pernafasan) ,yang disebut
juga batuk rejan atau batuk 100 hari karena penyakitnya bisa mencapai 100 hari
atau 3 bulan lebih gejala penyakit ini sangat khas,yaitu batuk yang
bertahap,panjang dan lama disertai bunyi “whoop” atau berbunyi dan diakhiri
dengan muntah,mata dapat bengkak atau penderita dapat meninggal karena
bernafas.
·
Penyakit tetanus :Penyakit kejang otot seluruh tubuh dengan
mulut terkunci/terkencing hingga mulut tidak bisa dibuka atau membuka.
Ø Penberian:yaitu 3x (pling
sering dilakukan) yaitu pada usia 2 bulan,4 bulan dan 6 bulan.Namun bisa juga
ditambahkan 2 kali lagi yaitu 1 kali di usia 18 bulan dan 1 kali di usia 12
tahun diberikan imunisasi TT
Ø Cara pemberian imunisasi
Cara pemberian
imunisasi melalui IM
Ø Efek samping imunasasi
Biasanya,hanya
gejala-gejala ringan seperti demam (sumeng)saja dan rewel selama 1-2
hari,kemerahan,pembengkakan,agak nyari atau pegal-pegal pada tempat suntikan
,yang akan hilang sendiri dalam beberapa hari atau bila masi demam dapat
diberikan obat penurun panas bayi atau bisa juga dengan memberikan minum cairan
yang lebih banyak dan tidak memakai pakaian yang terlalu banyak.
Ø Kontra Indikasi Imunisasi
Imunisasi DPT tidak dapat
di berikan pada anank-anak yang mempunyai penyakit atau kelainan saraf baik
bersifat keturunan atau bukan seperti epilepsy.Menderita kelainan saraf yang
betul-betul berat atau habis dirawat karena infeksi otak,anak-anak yang sedang
demam/sakit keras yang mudah mendapat kejang dan mempunyai sifat elergi,seperti
eksim atau asma.
Ø PENYIMPANAN
(pada suhu 2 – 8 0C)
Ø DALUWARSA
( 2 tahun)
Ø DOSIS
& CARA
- Imunisasi dasar 0,5 cc diberikan 3 kali / IM dgn interval waktu 4 – 6
minggu
- Booster 12 bulan kemudian 0,5 cc/IM
Gambar vaksin DPT
![Description: D:\VAKSIN DPT.jpg](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image011.jpg)
v Imunisasi Polio
Def:Imunisasi yang
digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit Poliomelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak .(kandunagan
vaksin polio adalah virus yang dilemahkan)
Ø Pemberian
Bisa lebih dari jadwal
yang ditentukan ,mengingat adanya imunisasi polio Masal atau PiN.Tetapi jumlah
dosis yang berlebihan tidak ada istilah overdosis dalam imunisasi.
Ø Usia Pemberian
Waktu pemberian polio
adalah umur bayi 0-11 bulan atau saat lahir (0 bulan),dan berikutnya pafda usia
2 bulan,bayi 4 bulan dan 6 bulan kecuali saat lahir ,pemberian vaksin polio
selalu dibarengi dengan vaksin DPT.
Ø Cara Pemberian
Caranya melalui
oral/mulut(oral polio Myliitis Vaccine/Opv)Diluar negeri cara pemberian
imunisasi polio ada melalui suntikan.
Ø Efek Samping
Hamper tidak ada efek
samping hanya sebagian kecil saja yang mengalami pusing,diare ringan dan sakit
otot.Kasusnya pun sangat jarang.
Ø Kontra Indikasi
Sebaiknya pada anak
dengan diare berat atau sedang sakit parah,seperti demam tinggi(diatas 80
c)ditangguhkan.Pada anak yang menderita penyakit gangguan kekebalan tidak
diberikan imunisasi polio.Demikian juga penyakit HIV/AIDS,penyakit kanker atau
keganasan sedang menjalani pengobatan steroid dan pengobatan radiasi umum,untuk
tidak diberikan imunisasi polio.
Ø KEMASAN
Vial berisi 1 CC (10 dosis) dan 2 cc ( 20 dosis)
Ø DALUWARSA
- tgntg dari penyimpanan, disimpan di – 20 oC
tahan sampai 2 tahun, suhu 2 – 8 0C tahan spi 6 bulan
Ø DOSIS
& CARA
- Satu dosis 2 tts (0,1 cc) utk imunisasi
dasar diberikan 3- 4 kali /dosis dg masa 4 – 6 mg , imunisasi ulangan 1 & 3
th kemudian 1 dosis
Gambar vaksin polio
![Description: D:\GAMBAR VAKSIN POLIO.jpg](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image013.jpg)
Cara pemberian polio
![Description: D:\CARA PEMBRIAN POLIO.jpg](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image015.jpg)
v Imunisasi Campak
Def:Imunisasi yang
diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit campak
(morbili/measles).(kandunagan vaksin campak ini adalah virus yang dilemahkan).
Ø Pemberian Imunisasi
Frekuensi pemberian
imunisasi campak adalah 1kali
Ø Usia Peberian Imunisasi
Imunisasi campak
diberikan 1kali pada usia 9bulan dianjurkan pemberiannya sesuai jadwal.Selain
karena antibody dari ibu sudah menurun diusia bayi 9 bulan,penyakit campak pada
umumnya menyerang pada anak usia balita jika sampai usia 12 bulan anak belum
mendapatkan imunisasi campak,maka pada usia 9 bulan ini anak harus imunisasi
MMR (Measles Mumps Rubella).
Ø Cara pemberian
Melalui subkutan
Ø Efek Samping
Biasa tidak terjadi reaksi
akibat imunisasi.Mungkin terjadi demam ringan dan terdapat efek
kemerahaan/bercak merah pada pipi bawah telinga pada hari ke 7-8 hari setelah
penyuntikan.Kemungkinan juga terdapat pembengkakan pada tempat penyuntikan.
Ø Kontra indikasi
o Dengan penyakit akut yang
disertai demam
o Dengan penyakit gangguan
kekebalan
o Dengan penyakit kekebalan
o Denagan penyakit TBC
tanpa kekebalan
o Denagan kekurangan gizi
berat
o Dengan penyakit keganasan
o Dengan kerentahan tinggi
terhadap protein telur,kenamisin dan eritromisin(antibiotik)
Ø PENYIMPANAN
(Dlm lemari es 2 – 8 0C lebih baik di suhu - 200C vaksin harus dihindari dari
sinar matahari
Ø DALUWARSA
( 2 tahun)
Ø DOSIS
DAN CARA (diberikan pada anak mulai umur 9 bulan dg dosis 0,5 cc / SC setelah
dilarutkan, Pada keadaan wabah imunisasi dapat diberikan mulai umur 6 bulan dan
diulang 6 bln kemudian dg dosis 0,5 cc/S
Ø REAKSI
SAMPING
Diare, Ruam, Konjungtivitis, walaupun jarang mungkin timbul kejang
demam, ensefalitis,
Ø KONTRA
INDIKASI
-Infeksi akut yg disertai demam
-Defisiensi imunologi
-Mdpt pengobatan intensif yg
bersifat imunosupresif
Ø KEMASAN
(berisi 10 dosis dg pelarut 5 ml)
Gambar vaksin campak
![Description: D:\GAMBR VAKSIN CAMPAK.jpg](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image017.jpg)
Cara penyuntikan imunisasi campak
![Description: D:\CARA PBRIN CAMPK.jpg](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image018.jpg)
v Hepatitis B
Ø SUSUNAN
Setiap I ml mgd Hept B antigen (HBsAg) DNA
rekombinan 10,0mcg, Alumunium Hidroksida gel 0,5 mcg, thiomersal/pengawet
0,01%, lar natrium Klorida isotonik 1 ml
Ø DOSIS
& CARA
Imunisasi dasar Bln ke 0, 1 dan 6 atau 0,1 dan 2 dosis 0,5 ml
(0-10 thn) dan 1 ml( > 10 thn) jarak HB 2 ke 3 minimal 1 bulan. Penyuntikan
I M
Imunisasi ulangan : setiap tahun .
Ø Kontra indikasi
Secara umum (berlaku
untuk semua vaksin):
alergi terhadap vaksin (setelah vaksinasi pertama
timbul reaksi alergi, bahkan sampai syok),
alergi terhadap zat lain yang terdapat di dalam
vaksin (antibiotika yang terdapat di dalamvaksin, pengawet , dll),
sakit sedang atau berat,
dengan atau tanpa demam (sakit akut ringan dengan atau tanpa demam bukan
indikasi kontra imunisasi)
Gambar Vaksin hepatitis B
![Description: D:\VAKSIN HEPATITIS B.jpg](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image020.jpg)
Jadwal Pemberian Imunisasi Wajib
|
|
UMUR
|
VAKSIN
|
1 bulan
|
Hepatitis B-1, BCG, OPV-1
(oral polio vaccine)
|
2 bulan
|
Hepatitis B-2, DPT-1, OPV-2
|
3 bulan
|
DPT-2, OPV-3
|
4 bulan
|
DPT-3, OPV-4
|
7 bulan
|
Hepatitis B-3
|
> 6 bulan
|
Campak
|
Imunisasi yang dianjurkan:
Vaksinasi
|
Jadwal pemberian-usia
|
Booster/Ulangan
|
Imunisasi untuk melawan
|
MMR
|
1-2 tahun
|
12 tahun
|
Measles, meningitis, rubella
|
Hib
|
3bulan-dosis 1
4bulan-dosis 2
5bulan-dosis 3
|
18 bulan
|
Hemophilus influenza tipe B
|
Hepatitis A
|
12-18bulan
|
--
|
Hepatitis A
|
Cacar air
|
12-18bulan
|
--
|
Cacar air
|
Imunisasi Anjuran
v MMR
a.
Iminisasi MMR(Measles,mamps,rubela)
Imunisasi MMR adalah
imunisasi yang diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit
campak(measles).Parotis epidemika(mups,gondongan),campak jerman(rubella)
1)
Penyakit campak
Campak adalah penyakit virus akut yang di sebabkan oleh virus
campak,yang penyebaran infveksinya terjadi dengan perantara droplet,dengan masa
inkubasi 10-14 hari di tandai denganruam campak,demam,batuk
2)
Parotis epidemika(mumps,gondongan)
Penyakit yang di sebabkan oleh infeksi para myxo virus dan
penyebaranya terjadi melalui doplet,dengan masa inkubasi 12-25 hari dengan
gejala tidak khas seperti anoreksia dan mielgia,malaise,nyeri kepala,dan demam
ringan ,yang kemudian timbul pembengkakan kelenjar parotis unilateral atau
bilateral penyakit ini gterutama terjadi pada anka usia anak 5-9 tahun.
3)
Rubela(campak jerman)
Suatu penyakit infeksi melalui udara droplet,dengan gejala
klinis yang mencolok adalah timbulnya nam makulopapular bersifat sementara,limpahdenofatih
semantara di sertai artoritis dan arthralgia
- Virus campak Schwarz hidup yang dilemahkan dalam embrio ayam
- Virus gondong Urabe dibiak dalam telur ayam
- Virus rubela Wistar dibiak pada sel deploid manusia
- Penyuntikan dilakukan secara subcutan atau intramuscular
- Direkomendasikan pada usia 12-18 bulan
- Serokonversi pada >95% kasus
- Kontraindikasi : imunodepresi, hamil, pasca imunoglobulin, transfusi darah (tunda 6-12 minggu).
- Tetap diberikan pada anak yang pernah campak, gondongan ataupun rubella
- Tidak ada bukti sahih berkaitan dengan autisme
Ø Diberikan
umur 15-18 bulan’
Dosis
satu kali 0,5 ml sub cutan
Diberikan
minimal 1 bln sebelum atau setelah imunisasi lain
Jika
anak tlh mendapatkan imunisasi MMR 12 – 18 bln, imunisasi campak ke 2 tdk
diberikan
MMR
ulangan 10 – 12 tahun atau 12 – 18 th
Ø Secara khusus (untuk
beberapa vaksin)
w Imunodefisiensi
(keganasan darah atau tumor padat, imunodefisiensi kongenital, terapi dengan
obat-obatan yang menurunkan daya tahan tubuh seperti kortikosteroid
(prednisone, metal prednisolon) jangka panjang.--> imunisasi polio oral,
MMR, varisela
w Infeksi HIV (polio oral
dan varisela) atau kontak HIV serumah (polio oral)
w Imunodefisiensi (gangguan
kekebalan tubuh) penghuni rumah à polio oral
w Kehamilan à MMR, Varisela (tapi bila ibunya yang hamil, tidak apa-apa bila
anaknya diimunisasi)
v HiB
Vaksin
Influenza-1
- Virus tidak aktif dalam prefilled syringe (PFS)
- Bahan lain : telur, neomisin, formaldehid
- Penyimpanan pada suhu 2-8ᴼC , jangan terkena sinar matahari maupun beku
- Tiap tahun starin dapat berbeda berdasarkan rekomendasi WHO : selatan dan utara
- Strain 2004 untuk daerah selatan
- H1N1 (new Caledonia/20/99)
- H3N2 (Fujian/411/2002)
- Hongkong/330/2001
- Penyuntikan dilakukan secara intramuscular atau subcutan
6-35
bulan dosis 0,25 ml, >36 bulan dosis 0,5 ml, <8 tahun perlu booster 4
minggu kemudian
- Vaksinasi diulang tiap tahun
Vaksin
kombinasi (tetract-Hib dan Infantrix-Hib)
- Tetract-Hib : kombinasi DPwT+Hib
- Infanrix-Hib : kombinasi DPaT+Hib
DPwT/DpaT
dalam vial, Hib dalam PFS (prefilled syringe)
- Sebelum disuntikan, dicampur dengan menyedot DPwT/DpaT ke dalam PFS Hib
- Kontra indikasi
Sama
dengan komponen masing-masing vaksin
Vaksin
Pneumokokkus (Prevenar)
- Terdiri dari 7 sakarida yang berbeda (serotipe 4, 6B, 9V, 14, 18C, 19F, 23F)
- Konjugasi dengan 20 ug dari masing-masing 6 serotipe
- Bebas pengawet dan bebas thimerosal
- Dosis 0,5 ml diberikan secara intramuscular
- Manfaat : mengurangi resiko invasive pneumococcal disease (IPD), radang paru (pneumonia), radang telinga tengah dan pengobatannya, pembawa kuman (nashoparyngeal carriage), Occult becteremia, dan mungkin efektif pada anak yang tak responsif dengan vaksin pneumokokkus polisakarida (PPV)
Ø 2
jenis vaksin : Act Hib dan Pedvax Hib
Ø Imunisasi
dasar untuk Act Hib diberikan umur 2,4, dan 6 bln, untuk Pedvax Hib diberikan
pd umur 2 dan 4 bln, dosis ke 3 ( 6 bln ) tidak diperlukan.
Ø Jika
anak datang diatas 1 th, Vaksin Hib hanya diberikan 1 kali
Ø Satu
dosis 0,5 ml, diberikan secara IM
v Hepatitis A
Hepatitis A adalah masuknya virus
Hepatitis A ke dalam tubuh, terutama menyerang hati, sehingga bisa menimbulkan
gejala-gejala hepatitis. Virus Hepatitis A sangat mudah menular dan menyebabkan
20% – 40% dari semua infeksi hepatitis. Waktu pemberian dimulai umur 2 tahun.
Satu kali suntikan pertama, dan 6 bulan berikutnya suntikan penguat (booster)
dapat memberikan perlindungan sekurang-kurangnya 10 tahun.
- Virus inaktif dalam formaldehid
- Indikasi : anak usia > 2 tahun, endemis, sering transfusi (hemofilia), tinggal di panti asuhan
- Indikasi kontra : demam, infeksi akut, hipersensitif terhadap komponen vaksin
- Diberikan secara intramuscular
- Protektif pada 95-100%
v Thypoid
Demam Typhoid adalah penyakit yang
disebabkan oleh bakteri Salmonela thypi. Dari lambung manusia, kuman ini
kemudian menyebar ke seluruh organ tubuh lainnya. Penderita infeksi bakteri
typhoid akan mengalami gejala awal berupa demam, badan mengiggil, sakit kepala,
nyerit otot, anoreksia, mual, muntah diare dan aneka gangguan perut lainnya.
Komplikasi demam typhoid dapat
menyebabkan penyakit serius dan kematian. Pemberian vaksinasi atau merupakan
cara efektif untuk mencegah derita demam typhoid. Vaksin typhoid dapat
diberikan pada anak usia 2 tahun. Satu kali suntikan menjamin perlindungan
terhadap Salmonella paratyphi A dan B, dan melindungi penyakit ini
sekurang-kurangnya 3 tahun.
- Komposisi terdiri dari polisakarida kapsul VI Salmonella typhi, Fenol, Nacl, NaHPO3H
- Diberikan secara intramuscular, pada usia > 2 tahun
- Imunitas 2-3 minggu pasca vaksinasi
- Imunogenitas rendah pada umur < 2 tahun
- Perlindungan 3 tahun
- Tidak melindungi terhadap Salmonella paratyphi A dan B
v
Varisella
Cacar air disebabkan oleh virus
varicella-zoster merupakan penyakit sangat menular. Infeksi akibat cacar air
ringan dan tidak berakibat fatal, tetapi pada sejumlah kasus, penyakit bisa
sangat serius sehingga penderitanya dirawat dan diantaranya meninggal.
Imunisasi varisella berfungsi memberikan perlindungan terhadapa cacar air. Suntikan diberikan pada anak yang berumur 10-12 tahun dan belum pernah menderita cacar air. Suntikan varisella sebelum berumur 13 tahun hanya memerlukan 1 dosis vaksin.
Imunisasi varisella berfungsi memberikan perlindungan terhadapa cacar air. Suntikan diberikan pada anak yang berumur 10-12 tahun dan belum pernah menderita cacar air. Suntikan varisella sebelum berumur 13 tahun hanya memerlukan 1 dosis vaksin.
Kepada anak-anak yang berumur 13 tahun
atau lebih, yang belum pernah mendapatkan vaksinasi varisella dan belum pernah
menderita cacar air, sebaiknya diberikan 2 dosis vaksin dengan selang waktu 4-8
minggu.
- Virus hidup dilemahkan, strain Oka
- Diberikan secara subcutan
- Kontra indikasi : demam, sakit akut
- Jangan diberikan bersama vaksin hidup lain
- Jangan hamil dalam 2 bulan
- Tidak efektif bila transfusi gamma globulin
- Diberikan pada anak usia 1-13 tahun
- Rekomendasi IDAI muali usia 5 tahun
- Serokonversi : 94% (2 minggu setelah vaksinasi), 100% (6 minggu setelah vaksinasi)
- Aman, efektif dan ekonomi
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
w KIPI
: semua kejadian sakit & kematian yg terjadi dlm masa 1 bulan stlh
imunisasi
w Pada
keadaan tertentu, lama pengamatan mencapai masa 42 hari.
w Etiologi KIPI
w Kesalahan
program/teknik pelaksanaan
–
Dosis antigen
–
Lokasi & cara penyuntikan
–
Sterilisasi semprit & jarum suntik
–
Jarum bekas pakai
–
Tindakan aseptik & antiseptik
–
Kontaminasi vaksin & alat Suntik
–
Penyimpanan vaksin
–
Pemakaian vaksin sisa
–
Jenis & jumlah pelarut
–
Tidak memperhatikan petunjuk produsen
Etiologi KIPI (2)
w Reaksi
suntikan
–
Trauma tusukan jarum suntik
–
Reaksi langsung: Rasa sakit, bengkak
& Kemerahan pada daerah suntikan
–
Reaksi tidak langsung : rasa takut,
mual, pusing sampai sinkope
w Reaksi
Vaksin
w Faktor
kebetulan
w Penyebab
tidak diketahui
Etiologi KIPI (3)
w Reaksi
Vaksin
–
Bisa diprediksi terlebih dahulu
–
Tercantum dlm kemasan vaksin
–
Biasanya ringan
–
Reaksi berat: Anafilaksis sistemik dg
resiko kematian Imunisasi pada kelompok resiko
w Anak
yg mendapat reaksi simpang pada imunisasi terdahulu
w laporkan
pada Pokja KIPI untuk penanganan segera
w Bayi
berat lahir rendah
–
Minimal berat bayi yang akan di
imunisasi adalah 2500 gram
w Pasien
imunokompromais
v Imunisasi TT
Pengertian
Vaksin
tetanus toksoid
adalah vaksin yang mengandung toksoid tetanus yang telah dimurnikan dan terabsorbsi
ke dalam 3 mg/ml alumunium fosfat. Thimerosal 0,1 mg/ml digunakan sebagai
pengawet.
Dosis
Kemasan
Manfaat
- Mencegah tetanus pada bayi baru lahir (diberikan pada wanita usia subur atau ibu hamil).
- Mencegah tetanus pada ibu bayi.
- Dapat digunakan oleh siapa saja yang terluka seperti terkena benda berkarat, jatuh di jalan raya.
Indikasi
Kontra
Indikasi
Efek Samping
Efek
samping jarang terjadi dan bersifat ringan. Gejala-gejalanya seperti lemas dan kemerahan pada lokasi
penyuntikan dan bersifat sementara. Terkadang terjadi demam.
Jadwal
Pemberian
- TT 1, diberikan dengan dosis 0,5 cc.
- TT 2, jarak pemberian 4 minggu setelah TT 1, dapat memberikan perlindungan selama 3 tahun, dosis pemberian 0,5 cc.
- TT 3, jarak pemberian 6 bulan setelah TT 2, masa perlindungan 5 tahun, dosis pemberian 0,5 cc.
- TT 4, jarak pemberian 1 tahun setelah TT 3, masa perlindungan 10 tahun, dosis pemberian 0,5 cc.
- TT 5, jarak pemberian 1 tahun setelah TT 4, masa perlindungan 25 tahun, dosis pemberian 0,5 cc.
Cara Pemberian
- Vaksin dikocok terlebih dahulu sebelum digunakan. Tujuannya agar suspensi menjadi homogen.
- Penyuntikkan vaksin TT untuk mencegah tetanus neonatal terdiri dari 2 dosis primer yang disuntikkan secara intramuskular atau subkutan dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml dengan interval 4 minggu. Dilanjutkan dengan dosis ketiga setelah 6 bulan berikutnya. Untuk mempertahankan terhadap tetanus pada wanita usia subur, maka dianjurkan diberikan 5 dosis. Dosis ke empat dan ke lima diberikan dengan interval minimal 1 tahun setelah pemberian dosis ke tiga dan ke empat.
- Imunisasi TT dapat diberikan secara aman selama masa kehamilan bahkan pada trimester pertama.
- Di unit pelayanan statis: vaksin TT yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu, dengan ketentuan: vaksin belum kadaluawarsa, vaksin disimpan dalam suhu 2 dan 8 derajat Celcius, tidak pernah terendam air, terjaga sterilitasnya, tidak beku, VVM masih dalam kondisi A atau B.
- Di posyandu: vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi.
JADWAL IMUNISASI ANAK REKOMONDASI MENURUT IDAI
periode 2004(revisi September, 2003)
Umur pemberian imunisasi
|
|||||||||||||||||
Bulan
|
Tahun
|
||||||||||||||||
Lahir
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
9
|
12
|
15
|
18
|
2
|
3
|
5
|
6
|
10
|
12
|
|
Program
Pengembangan Imunisasi (PPI, diwajibkan)
|
|||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
2
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0
|
|
1
|
|
2
|
|
3
|
|
|
|
4
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
|
1
|
|
2
|
|
3
|
|
|
|
4
|
|
|
5
|
|
|
6 dT atau TT
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
Program
Pengembangan Imunisasi Non PPI (non PPI, dianjurkan)
|
|||||||||||||||||
|
|
1
|
|
2
|
|
3
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Ulangan, tiap 3 tahun
|
||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
diberikan 2x, interval 6-12 bulan
|
||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan jadwal imunisasi rekomendasi IDAI, periode 2004:
Umur
|
Vaksin
|
Keterangan
|
Saat lahir
|
Hepatitis B-1
|
§ HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir,
dilanjutkan pada umur 1 dan 6 bulan. Apabila status HbsAg-B ibu positif,
dalam waktu 12 jam setelah lahir diberikan HBlg 0,5 ml bersamaan dengan
vaksin HB-1. Apabila semula status HbsAg ibu tidak diketahui dan ternyata
dalam perjalanan selanjutnya diketahui bahwa ibu HbsAg positif maka masih
dapat diberikan HBlg 0,5 ml sebelum bayi berumur 7 hari.
|
1 bulan
|
Hepatitis B-2
|
§ Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval HB-1 dan HB-2
adalah 1 bulan.
|
0-2 bulan
|
§ BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCG akan diberikan
pada umur > 3 bulan sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu dan
BCG diberikan apabila uji tuberkulin negatif.
|
|
2 bulan
|
DTP-1
|
§ DTP-1 diberikan pada umur lebih dari 6 minggu, dapat
dipergunakan DTwp atau DTap. DTP-1 diberikan secara kombinasi dengan Hib-1
(PRP-T)
|
Hib-1
|
§ Hib-1 diberikan mulai umur 2 bulan dengan interval 2 bulan.
Hib-1 dapat diberikan secara terpisah atau dikombinasikan dengan DTP-1.
|
|
Polio-1
|
§ Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DTP-1
|
|
4 bulan
|
DTP-2
|
§ DTP-2 (DTwp atau DTap) dapat diberikan secara terpisah atau
dikombinasikan dengan Hib-2 (PRP-T).
|
Hib-2
|
§ Hib-2 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan
DTP-2
|
|
Polio-2
|
§ Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-2
|
|
6 bulan
|
DTP-3
|
§ DTP-3 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan
Hib-3 (PRP-T).
|
Hib-3
|
§ Apabila mempergunakan Hib-OMP, Hib-3 pada umur 6 bulan tidak
perlu diberikan.
|
|
Polio-3
|
§ Polio-3 diberikan bersamaan dengan DTP-3
|
|
Hepatitis B-3
|
§ HB-3 diberikan umur 6 bulan. Untuk mendapatkan respons imun
optimal, interval HB-2 dan HB-3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan.
|
|
9 bulan
|
Campak-1
|
§ Campak-1 diberikan pada umur 9 bulan, campak-2 merupakan
program BIAS pada SD kelas 1, umur 6 tahun. Apabila telah mendapatkan MMR pada
umur 15 bulan, campak-2 tidak perlu diberikan.
|
15-18 bulan
|
§ Apabila sampai umur 12 bulan belum mendapatkan imunisasi
campak, MMR dapat diberikan pada umur 12 bulan.
|
|
Hib-4
|
§ Hib-4 diberikan pada 15 bulan (PRP-T atau PRP-OMP).
|
|
18 bulan
|
DTP-4
|
§ DTP-4 (DTwp atau DTap) diberikan 1 tahun setelah DTP-3.
|
Polio-4
|
§ Polio-4 diberikan bersamaan dengan DTP-4.
|
|
2 tahun
|
Hepatitis A
|
§ Vaksin HepA direkomendasikan pada umur > 2 tahun, diberikan
dua kali dengan interval 6-12 bulan.
|
2-3 tahun
|
Tifoid
|
§ Vaksin tifoid polisakarida injeksi direkomendasikan untuk umur
> 2 tahun. Imunisasi tifoid polisakarida injeksi perlu diulang setiap 3
tahun.
|
5 tahun
|
DTP-5
|
§ DTP-5 diberikan pada umur 5 tahun (DTwp/DTap)
|
Polio-5
|
§ Polio-5 diberikan bersamaan dengan DTP-5.
|
|
6 tahun.
|
§ Diberikan untuk catch-up immunization pada
anak yang belum mendapatkan MMR-1.
|
|
10 tahun
|
dT/TT
|
§ Menjelang pubertas, vaksin tetanus ke-5 (dT atau TT) diberikan
untuk mendapatkan imunitas selama 25 tahun.
|
Varisela
|
§ Vaksin varisela diberikan pada umur 10 tahun.
|
PENYIMPANAN
VAKSIN
![](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image022.gif)
![](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image024.gif)
KERUSAKAN
VAKSIN PADA SUHU DI BAWAH 0oC
Hep B, DPT-Hep B
|
-0,5 oC
|
Maks ½ Jam
|
DPT, TT, & DT
|
-5 oC s/d -10 oC
|
Maks 1,5 s/d 2 jam
|
(Thermo
Stability of Vaccines, WHO, 1998)
STABILITAS
VAKSIN DILUAR RANTAI DINGIN
Kategori
|
+37 oC
|
+25 oC
|
+5 oC
|
Polio
|
2 Hari
|
-
|
225 Hari
|
DPT
|
14 Hari
|
90 Hari
|
3 Tahun
|
Hep B & TT
|
30 Hari
|
193 Hari
|
4 Tahun
|
Campak & BCG
|
7 Hari
|
45 Hari
|
2 Tahun
|
Hal-Hal yang perlu diperhatikan:
- Pengaruh Suhu: Dapat menurunkan potensi dan efikasi vaksin, jika disimpan pada suhu yang tidak sesuai.
- Pengaruh Sinar Matahari: Usahakan agar vaksin tidak terkena sinar Matahari langsung, khususnya untuk vaksin BCG.
- Pengaruh Kelembaban: Apabila kemasannya sudah baik, maka pengaruh kelembaban sangat kecil, misalnya menggunakan botol atau ampul yang tertutup kedap.
PENYIMPANAN VAKSIN
- Cold Room: suhu 2 oC s/d 8 oC untuk vaksin BCG, Campak, DPT, TT, dan lain-lain.Suhu -20 oC untuk vaksin Polio
- Pemantauan Suhu secara berkala
- Pengaturan Stok (Inventory Control)
- Diterapkan aturan system First In First Out (FIFO System), Expire Date, dan VVM System
- Sebagai control pengeluaran digunakan formulir Batch Delivery Record
- Pengeluaran barang berdasarkan permintaan pengiriman dan Kapasitas gudang penerima.
PEMBEKUAN SAAT PENYIMPANAN
1.
Kesalahan Pada Perawatan
- Thermostat pada lemari es yang tidak berfungsi dengan benar
- Thermometer pengukur suhu pada lemari es tidak valid
2.
Ketidaktahuan Petugas (Human Error)
- Paradigma petugas bahwa lebih dingin akan lebih baik
- Sering merubah posisi thermostat
- Petugas Baru:
-
Ketidaktahuan sifat vaksin
- Ketidaktahuan tata cara penyimpanan vaksin
- Ketidaktahuan packaging vaksin
- Ketidaktahuan tata cara penyimpanan vaksin
- Ketidaktahuan packaging vaksin
3. Penyimpanan vaksin yang padat sehingga
tidak mempunyai ruang sirkulasi.
PEMBEKUAN SAAT PENGEPAKAN PADA VAKSIN
DTP, TT, DT, dan HB
Terjadi
karena tidak mengikuti petunjuk, bahwa Cold Pack harus dikeluarkan dulu dari
freezer dan tunggu selama 30 menit sampai 1 jam baru kemudian masuk ke dalam
box vaksin.
Yang
terjadi di lapangan:
•
Dengan alasan karena waktu mendesak, tidak sempat melakukan aturan yang
dianjurkan sehingga cold pack dari freezer langsung masuk ke dalam box vaksin.
•
Sehingga aturan penggunaaan Cold Pack untuk Freeze Sensitive Vaccine di rubah
menjadi Cool Pack.
MENCEGAH PEMBEKUAN VAKSIN
1.
Lemari Es dengan Buka Atas
- Selalu letakkan vaksin yang peka pembekuan (DTP, TT, DT, Hep B, DTP-HB jauh dari evaporator.
- Beri jarak 1- 2 cm antar kotak vaksin untuk sirkulasi udara
- Letakkan termometer dan Freeze-Tag di antara kotak vaksin yang peka pembekuan.
2.
Lemari Es Rumah Tangga (Tidak direkomendasikan)
- Selalu letakkan vaksin yang peka pembekuan (DTP, TT, DT, Hep B, DTP-HB) jauh dari evaporator.
- Jangan letakkan vaksin di pintu.
- Beri jarak 1-2 cm antar kotak vaksin untuk sirkulasi udara.
- Letakkan termometer dan freeze tag diantara kotak vaksin yang peka pembekuan.
- Selalu letakkan botol berisi air (cool pack) di bagian bawah lemari es.
PEMELIHARAAN LEMARI ES/FREEZER
Perawatan Harian
- Periksa dan catat suhu lemari 3 x sehari pagi, siang, dan sore.
- Periksa kondisi Freeze-Tag.
- Hindarkan seringnya buka tutup pada lemari es.
- Bila suhu sudah stabil antara 2-8 oC pada lemari es atau -15 s/d -25 oC pada freezer. Posisi termostat jangan diubah-ubah dan agar diberi selotip.
Perawatan Mingguan
- Periksa kestabilan bunga es pada dinding bagian dalam lemari es.
- Bersihkan bagian luar lemari es untuk menghindari karat.
- Periksa steker listrik pada stop kontak, jangan sampai kendor.
Perawatan Bulanan
- Bersihkan bagian dalam lemari es.
- Bersihkan kerapatan karet pintu.
- Bersihkan engsel pintu, bila perlu diberi pelumas.
- Bersihkan karet pintu, bila perlu beri bedak.
PENCAIRAN BUNGA ES
- Dilakukan apabila ketebalan bunga es mencapai 0,5 cm.
- Pindahkan vaksin ke dalam kotak vaksin atau lemari es lain.
- Cabut stop kontak lemari es/freezer (jangan mematikan lemari es/freezer dengan memutar termostat).
- Selama pencairan bunga es, pintu lemari es/freezer harus tetap terbuka.
- Biarkan posisi tersebut sampai bunga es mencair semuanya.
- Pencairan dapat dipercepat dengan menyiram air hangat ke dalam lemari es. Jangan menggunakan pisau atau benda tajam lainnya untuk mencongkel bunga es. Setelah cair, bersihkan embun/uap air yang menempel pada dinding bagian dalam lemari es.
PENANGANAN VAKSIN BILA LISTRIK PADAM
• Jangan membuka pintu lemari
es/freezer.
• Periksa termometer, pastikan suhu
masih diantara 2 oC s/d 8 oC untuk lemari Es (chiller)
atau -15o s/d -25 oC untuk freezer.
• Hidupkan generator.
• Apabila suhu lemari es/chiller
mendekati +8 oC masukkan coolpack secukupnya.
• Apabila suhu freezer mendekati -15 oC
masukkan cold pack secukupnya.
• Tindakan ini hanya berlaku 2 x 24 jam.
• Selanjutnya setelah 2 x 24 jam
selamatkan vaksin dengan mengirim ke tempat lain yang bisa menyimpan vaksin.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
PENANGANAN VAKSIN
1. Vaksin tidak boleh dikeluarkan dari
refrigerator/freezer kecuali untuk pemakaian atau pengiriman.
2.
Pintu refrigerator jangan terlalu sering dibuka (WHO menganjurkan maksimum 4 x
sehari).
3.
Vaksin harus disimpan di refrigerator /freezer segera setelah diterima.
4.
Setiap personil/staf yang bertanggung jawab terhadap penanganan vaksin harus
mengetahui cara penyimpanan yang benar.
5.
Refrigerator/freezer hanya dipergunakan untuk penyimpanan vaksin saja.
6.
Proses defrost harus dilakukan jika terjadi penumpukan es lebih dari 1 cm, dan
selama proses pendefrosan vaksin harus disimpan pada vaccine carrier box dan
dimonitor suhunya.
7.
Harus ditunjuk seorang personil dan cadangan untuk bertanggung jawab terhadap
penanganan vaksin.
8.
Setiap penyimpanan vaksin harus mempunyai alat pengukur suhu yang disertifikasi
dan dikalibrasi.
9.
Seluruh pengukur suhu tersebut harus tersambung pada sistem alarm.
10.
Suhu harus dicatat 3x sehari untuk memastikan suhu yang sesuai dengan
persyaratan dan setiap personil yang menangani vaksin harus mengetahui batas
rendah & tinggi suhu yang diisyaratkan.
11.
Setiap personil tersebut harus mendapatkan training tentang pentingnya penanganan
& transportasi vaksin yang baik.
12.
Penyimpanan vaksin harus memungkinkan aliran sirkulasi udara yang baik untuk
setiap produk.
13.
Diluent harus disimpan pada suhu kamar.
14. Seluruh vaksin jerap harus disimpan
di tempat yang terhindar dari suhu beku dan kontak langsung dengan es.
Untuk Bayi Yang Lahir Di Rumah Sakit
|
|||
Umur / Bulan
|
Antigen / Vaksin
|
||
0
|
Hb 1
|
BCG
|
Polio 1
|
2
|
Hb 2
|
DPT 1
|
Polio 2
|
3
|
|
DPT 2
|
Polio 3
|
4
|
|
DPT 3
|
Polio 4
|
9
|
Hb 3
|
campak
|
|
Untuk Bayi Yang Lahir di Rumah, Imunisasi di lakukan di
Posyandu/ puskesmas
|
|||
Umur / bln
|
Antigen / vaksin
|
||
2
|
BCG
|
DPT 1
|
Polio 1
|
3
|
Hb 1
|
DPT 2
|
Polio 2
|
4
|
Hb 2
|
DPT 3
|
Polio 3
|
9
|
Hb 3
|
campak
|
Polio 4
|
IMUNISASI
Imunisasi adalah suatu prosese untuk
membuat sistem pertahanan tubuhkebal terhadap infasi mikroorganisme (bakteri
dan virus). Yang dapatmenyebabkan infeksi sebelum mikroorganisme tersebut
memiliki kesempatanuntuk menyerang tubuh kita. Dengan imunisasi tubuh kita akan
terlindungi dariinfeksi begitu pula orang lain. Karena tidak tertular dari kita
Tujuan
Imunisasi
Tujuan dari imunisasi adalah untuk
menguranggi angka penderitaan suatupenyakit
yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkankematian pada
penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat di hindari denganimunisasi
yaitu:
1.
Hepatitis.
2.
Campak.
3.
Polio.
4.
Difteri.
5.
Tetanus.
6.
Batuk Rejan.
7.
Gondongan
-
Cacar air
-
-TBC
Macam-Macam Imunisasi
Imunisasi
Aktif.
Adalah kekebalan tubuh yang di dapat
seorang karena tubuh yangsecara aktif membentuk zat antibodi, contohnya:
imunisasi polio ataucampak . Imunisasi aktif juga dapat di bagi 2 macam:
1.
Imunisasi aktif alamiahAdalah kekebalan tubuh yang secara ototmatis di peroleh
sembuhdari suatu penyakit.
2.
Imunisasi aktif buatanAdalah kekebalan
tubuh yang di dapat dari vaksinasi yang diberikan untuk mendapatkan
perlindungan dari sutu penyakit.
Imunisasi
Pasif
Adalah
kekebalan tubuh yang di dapat seseorang yang zat kekebalantubuhnya di
dapat dari luar.Contohnya Penyuntikan ATC (Anti tetanusSerum).Pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contah lain adalah:Terdapat
pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerimaberbagi jenis antibodi
dari ibunya melalui darah placenta selama masakandungan.misalnya antibodi terhadap
campak. Imunisasi pasif ini dibagi yaitu:
Imunisai pasif alamiahAdalah
antibodi yang di dapat seorang karena di turunkan olehibu yang merupakan orang
tua kandung langsung ketika beradadalam
kandungan.
Imunisasi pasif buatan.Adalah kekebalan
tubuh yang di peroleh karena suntikan serumuntuk mencegah penyakit tertentu
![*](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
·
Imunisai
BCG adalah prosuder memasukkan vaksin BCG yang bertujuanmemberi kekebalan tubuh
terhadap kuman mycobakterium tuberculosisdengan
cara menghambat penyebaran kuman.
·
Imunisasi
hepatitis B adalah tindakan imunisasi dengan pemberianvaksin hepatitis B ke
tubuh bertujuan memberi kekebalan dari penyakithepatitis.
·
Imunisasi
polio adalah tindakan memberi vaksin poli (dalam bentuk oral)atau di kenal dengan
nama oral polio vaccine (OPV) bertujuan memberikekebalan dari penyakit
poliomelitis.Imunisasi dapat di berikan empatkali dengan 4-6 minggu.
·
Imunisasi
DPT adalah merupakan tindakan imunisasi dengan memberivaksin DPT (difteri
pertusis tetanus) /DT (difteri tetanus) pada anak yang bertujuan memberi
kekebalan dari kuman penyakit difteri,pertusis,dantetanus. Pemberian vaksin
pertama pada usia 2 bulan dan berikutnya dengan interval 4-6 minggu.
·
Imunisasi
campak adalah tindakan imunisasi dengan memberi vaksin campak pada anak yang
bertujuan memberi kekebalan dari penyakit campak. Imunisasi dapat di berikan
pada usia 9 bulan secara subkutan,kemudian ulang dapat diberikan dalam waktu
interval 6 bulanatau lebih setelah suntikan pertama . ( Asuhan neonatus bayi dan balita :98-101)
![REFERENSI](file:///C:\Users\win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image025.gif)
·
Asuhan neonates bayi dan anak balita.2010
·
Theophilus, 2000 ; mehl dan madrona. 2001
·
Asuhan kebidanan askeb V (kebidanan komunitas). 2011
·
http//jurnalbidandiah. Blogspot.
Com/2012/06/pelayanan-kesehatan-pada-bayi dan balita
·
pemantauan tumbuh kembang neonates, bayi dan balita
anak balita. Sri rezeki, 2005
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking