Gangguan Psikologi pada Masa Kehamilan
Latar Belakang
Konsep ini terutama dianut oleh
para ahli di Jerman. Pada waktu ini peran dominan strukturalisme di Jerman
telah diambil alih oleh aliran Gestalt. Paham Gestalt menganggap struktur
pengorganisasian mental manusia adalah inherent. Struktur ini memungkinkan
manusia belajar dan mendapatkan isi mental itu sendiri. Dengan demikian,
Gestalt berfokus pada konsep mental yang aktif namun tetap empiris.
Psikoanalisa mengikuti keaktifan mental dari Gestalt (Freud dengan psikodinamikanya pada level kesadaran dan non kesadaran) namun tidak empiris. Tidak seperti aliran lainnya, psikoanalisa berkembang bukan dari riset para akademisi, tapi berdasarkan pengalaman dari praktek klinis.
Psikoanalisa mengikuti keaktifan mental dari Gestalt (Freud dengan psikodinamikanya pada level kesadaran dan non kesadaran) namun tidak empiris. Tidak seperti aliran lainnya, psikoanalisa berkembang bukan dari riset para akademisi, tapi berdasarkan pengalaman dari praktek klinis.
Gejala pertama kehamilan adalah berhentinya
siklus haid normal, kebanyakan ibu hamil akan mengalami mual dan muntah, akibat
mulai berpengaruhnya aktivitas hormon – hormon yang muncul dalam kehamilan.
Seperti Human Chorionic Gonadottropin ( HCG ), gejala lainnya adalah
berkurangnya nafsu makan, mengidam, kelelahan, frekuensi buang air kecil yang
meningkat, mengalami sembelit dan kemudian akan mengalami perdarahan berbercak
dalam kurun waktu sampai 5 minggu usia kehamilan.
Masa paling berat bagi beban psikis ibu hamil terjadi di trimester pertama, yaitu ketika perubahan aktivitas hormonal ibu sedang besar – besarnya. Perubahan inilah yang sering mempengaruhi stabilitas emosi ibu.
Masa paling berat bagi beban psikis ibu hamil terjadi di trimester pertama, yaitu ketika perubahan aktivitas hormonal ibu sedang besar – besarnya. Perubahan inilah yang sering mempengaruhi stabilitas emosi ibu.
Beban fisik dan mental yang di
alami ibu hamil biasa di sebabkan oleh karena perubahan fisik dan hormonnya,
seperti bentuk tubuh yang melebar dan kondisi ibu yang naik turun, beban ini
sering diperparah dengan munculnya trauma – trauma kehamilan, sehingga masalah
yang di hadapi ibu pun semakin kompleks.
Tujuan :
Tujuan pembuatan makalah gangguan
psikologi pada masa kehamilan agar kita dapat mempelajari dengan seksama
mengenai gangguan – gangguan psikologi pada ibu hamil sehingga kita dapat
memahami dan mengenal apa yang di rasakan,dibutuhkan dan di inginkan oleh
wanita hamil
Psikologi (dari bahasa Yunani
Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas psikologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental
itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi
pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa / mental tersebut yakni berupa tingkah
laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan
sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental.
Masa reproduksi merupakan masa yang terpenting bagi wanita dan berlangsung kira – kira 33 tahun. Haid pada masa ini paling teratur dan siklus pada alat genital bermakna untuk memungkinkan kehamilan. Pada masa ini terjadi ovulasi kurang lebih 450 kali, dan selama ini wanita berdarah selama 1800 hari. Biarpun pada umur 40 tahun keatas perempun masih dapat dihamilkan, fertilitas menurun cepat sesudah umur tersebut ( ilmu kandungan,2008).
Masa reproduksi merupakan masa yang terpenting bagi wanita dan berlangsung kira – kira 33 tahun. Haid pada masa ini paling teratur dan siklus pada alat genital bermakna untuk memungkinkan kehamilan. Pada masa ini terjadi ovulasi kurang lebih 450 kali, dan selama ini wanita berdarah selama 1800 hari. Biarpun pada umur 40 tahun keatas perempun masih dapat dihamilkan, fertilitas menurun cepat sesudah umur tersebut ( ilmu kandungan,2008).
Kehamilan merupakan episode
dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari
seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita menganggap
bahwa kehamilan adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian
wanita mengganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat menentukan kehidupan
selanjutnya. Perubahan fisik dan emosional yang kompleks, memerlukan adaptasi
terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi. Konflik
antara keinginan, kebanggaan yang ditumbuhkan dari norma-norma sosial kultural
dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri dapat merupakan pencetus berbagai
reaksi psikologis, mulai dari reaksi emosional ringan hingga ke tingkat gangguan
jiwa yang berat.
Hamil yang Tidak di Kehendaki / di Harapkan
1. Kalangan remaja
Hamil yang Tidak di Kehendaki / di Harapkan
1. Kalangan remaja
Remaja bisa bilang kalau seks
bebas pranikah itu aman untuk di lakukan. Akan tetapi, bila remaja melihat,
memahami ataupun merasakan akibat dari prilaku itu, ternyata hasilnya lebih
banyak merugikan. Salah satu resiko dari seks pranikah atau seks bebas itu
adalah kehamilan yang tidak di harapkan ( KTD ). Kehamilan yang tidak di
rencanakan sebelumnya bisa merampas “Kenikmatan“ masa remaja yang seharusnya di
nikmati oleh remaja laki – laki maupun perempuan. Walaupun kehamilan itu
sendiri dirasakan langsung oleh perempuan, tetapi remaja pria juga akan
merasakan dampaknya karena harus bertanggung jawab. Ada dua hal yang bisa dan
biasa dilakukan remaja jika mengalami KTD ( kartini, 1992 ) :
a. Memperahankan
Kehamilan
Semua dampak tersebut dapat membawa resiko baik fisik, psikis maupun sosial. Bila kehamilan di pertahankan resiko psikis yang timbul yaitu ada kemugkinan pihak perempuan menjadi ibu tunggal karena pasangan tidak mau menikahinya atau tidak mempertanggung jawabkan perbuatannya. Kalau mereka menikah, hal ini juga bisa mengakibatkan perkawinan bermasalah yang penuh konflik karena sama – sama belum dewasa dan belum siap memikul tanggung jawab sebagai orang tua. selain itu, pasangan muda terutama pihak perempuan akan sangat di bebani oleh berbagai perasaan yang tidak nyaman, seperti di hantui rasa malu yang terus menerus, rendah diri, bersalah atau berdosa, depresi atau tertekan, pesimis dan lain – lain.
b. Mengakhiri Kehamilan ( Aborsi )
Bila kehamilan di akhiri bisa mengakibatkan dampak negatif secara psikis. Oleh karena itu, itu pelaku aborsi sering kali mengalami perasaan – perasaan takut, panik, tertekan atau stres, trauma mengingat proses aborsi dan kesakitan, kecemasan karena rasa bersalah atau dosa akibat aborsi.
2. Wanita Dewasa / Ibu Yang Sudah Menikah
Seorang ibu yang tidak menghendaki kehadiran anak disebabkan karena mereka merasa akan menganggu karirnya karena akan membuatnya terikat atau karena ia sudah terlampau sibuk merawat anak – anak yang lain. Selain itu mereka merasa tidak dapat membagi waktu antara kesibukan pekerjaan dengan merawat anak. Penyebab terjadinya KDT pada wanita / ibu yang telah menikah antara lain karena kegagalan alat kontrasepsi yang di pakai.
2.3 Hamil Dengan Janin Mati
Ibu dari janin yang meninggal pada periode perinatal mengalami penderitaan. Selama kehamilan mereka telah mulai untuk mengenali dan merasa dekat dengan janinnya, ibu yang mengalami proses kehilangan / kematian janin dalam kandungan akan merasa kehilangan. Pada proses berduka ibu memperlihatkan prilaku yang khas dan merasa emosional tertentu. Hal ini di kelompokkan kedalam berbagai tahapan meliputi :
• Syok dan menyangkal, ketika di sampaikan janinnya mati reaksi orang tua / ibu pertama kali adalah syok, tidak percaya dan menyangkal.
• Marah dan bergeming, beberapa ahli menyebut ini sebagai tahap pencarian karena orang tua mencari alasan tentang kematian. Mereka biasanya mencari hal – hal yang mungkin meraka lakukan dengan berbeda
• Disorientasi dan depresi, emosi predominan pada fase ini adalah kesedihan berduka dibarengi dengan kehilangan, mereka menolak dan menarik diri, orang tua mungkin mengalami kesulitan untuk kembali ke kehidupan normal sehari – hari.
• Reorganisasi dan penerimaan, fase akhir berduka meliputi penerimaan rasa kehilangan dan kembali beraktivitas normal sehari – hari. Hal yang sangat individu ini mungkin membutuhkan waktu beberapa bulan. Energi emosional ditinggalkan dan di kurangi serta mengalami kembali hubungan baru serta aktivitas baru.
Semua dampak tersebut dapat membawa resiko baik fisik, psikis maupun sosial. Bila kehamilan di pertahankan resiko psikis yang timbul yaitu ada kemugkinan pihak perempuan menjadi ibu tunggal karena pasangan tidak mau menikahinya atau tidak mempertanggung jawabkan perbuatannya. Kalau mereka menikah, hal ini juga bisa mengakibatkan perkawinan bermasalah yang penuh konflik karena sama – sama belum dewasa dan belum siap memikul tanggung jawab sebagai orang tua. selain itu, pasangan muda terutama pihak perempuan akan sangat di bebani oleh berbagai perasaan yang tidak nyaman, seperti di hantui rasa malu yang terus menerus, rendah diri, bersalah atau berdosa, depresi atau tertekan, pesimis dan lain – lain.
b. Mengakhiri Kehamilan ( Aborsi )
Bila kehamilan di akhiri bisa mengakibatkan dampak negatif secara psikis. Oleh karena itu, itu pelaku aborsi sering kali mengalami perasaan – perasaan takut, panik, tertekan atau stres, trauma mengingat proses aborsi dan kesakitan, kecemasan karena rasa bersalah atau dosa akibat aborsi.
2. Wanita Dewasa / Ibu Yang Sudah Menikah
Seorang ibu yang tidak menghendaki kehadiran anak disebabkan karena mereka merasa akan menganggu karirnya karena akan membuatnya terikat atau karena ia sudah terlampau sibuk merawat anak – anak yang lain. Selain itu mereka merasa tidak dapat membagi waktu antara kesibukan pekerjaan dengan merawat anak. Penyebab terjadinya KDT pada wanita / ibu yang telah menikah antara lain karena kegagalan alat kontrasepsi yang di pakai.
2.3 Hamil Dengan Janin Mati
Ibu dari janin yang meninggal pada periode perinatal mengalami penderitaan. Selama kehamilan mereka telah mulai untuk mengenali dan merasa dekat dengan janinnya, ibu yang mengalami proses kehilangan / kematian janin dalam kandungan akan merasa kehilangan. Pada proses berduka ibu memperlihatkan prilaku yang khas dan merasa emosional tertentu. Hal ini di kelompokkan kedalam berbagai tahapan meliputi :
• Syok dan menyangkal, ketika di sampaikan janinnya mati reaksi orang tua / ibu pertama kali adalah syok, tidak percaya dan menyangkal.
• Marah dan bergeming, beberapa ahli menyebut ini sebagai tahap pencarian karena orang tua mencari alasan tentang kematian. Mereka biasanya mencari hal – hal yang mungkin meraka lakukan dengan berbeda
• Disorientasi dan depresi, emosi predominan pada fase ini adalah kesedihan berduka dibarengi dengan kehilangan, mereka menolak dan menarik diri, orang tua mungkin mengalami kesulitan untuk kembali ke kehidupan normal sehari – hari.
• Reorganisasi dan penerimaan, fase akhir berduka meliputi penerimaan rasa kehilangan dan kembali beraktivitas normal sehari – hari. Hal yang sangat individu ini mungkin membutuhkan waktu beberapa bulan. Energi emosional ditinggalkan dan di kurangi serta mengalami kembali hubungan baru serta aktivitas baru.
Hamil dengan Keteregantugan Obat
Pengertian
Ketergantungan obat adalah suatu keadaan kebutuhan fisik atau mental ( psikologis ) atau kedua – duanya yang terjadi sebagai akibat pemakaian abat secara terus – menerus atau secara periodik.
Ketergantungan obat adalah suatu keadaan kebutuhan fisik atau mental ( psikologis ) atau kedua – duanya yang terjadi sebagai akibat pemakaian abat secara terus – menerus atau secara periodik.
Dampak Hamil Dengan Ketergantungan
Obat
Pengunaan obat – obatan oleh wanita hamil dapat menyebabkan masalah baik pada ibu maupun janinnya. Janin akan megalami cacat fisik dan emosional. Setiap orang tentu menginginkan seorang bayi yang sehat dengan semua bagian badan terbentuk pada bagian yang tepat. Wanita hamil dengan ketergantungan obat umumnya takut melahirkan bayi cacat dan mencoba sebisa mungkin untuk menghindari zat – zat berbahaya yang mungkin membahayakan perkembangan bayi mereka. Banyak kebingungan dan kegelisahan tentang apa yang menyebabkan bayi cacat kerena pengaruh obat – obatan. Kalau terjadi keguguran dan ketidaknormalan bayi akan merasakan takut yang berlebihan, panik dan gelisah.
Salah satu tindakan pada ibu hamil dengan ketergantungan obat yaitu : mengadakan hubungan dengan keluarga. Keluarga merupakan lingkungan di mana ibu belajar menyesuaikan diri dalam menghadapi kehidupan.
Pengunaan obat – obatan oleh wanita hamil dapat menyebabkan masalah baik pada ibu maupun janinnya. Janin akan megalami cacat fisik dan emosional. Setiap orang tentu menginginkan seorang bayi yang sehat dengan semua bagian badan terbentuk pada bagian yang tepat. Wanita hamil dengan ketergantungan obat umumnya takut melahirkan bayi cacat dan mencoba sebisa mungkin untuk menghindari zat – zat berbahaya yang mungkin membahayakan perkembangan bayi mereka. Banyak kebingungan dan kegelisahan tentang apa yang menyebabkan bayi cacat kerena pengaruh obat – obatan. Kalau terjadi keguguran dan ketidaknormalan bayi akan merasakan takut yang berlebihan, panik dan gelisah.
Salah satu tindakan pada ibu hamil dengan ketergantungan obat yaitu : mengadakan hubungan dengan keluarga. Keluarga merupakan lingkungan di mana ibu belajar menyesuaikan diri dalam menghadapi kehidupan.
Hamil diluar Nikah
Kehamilan di luar nikah biasanya di akibatkan oleh pergaulan bebas yang diakibatkan oleh didikan dari keluarganya berupa :
• Kekurangan kasih sayang yang di berikan oleh keluarga terhadap anak perempuannya akibat orang tua sibuk kerja, perceraian dan broken home.
• Keluarga yang terlalu disiplin sehingga anak tersebut memberontak untuk menunjukkan kedewasaannya.
Kehamilan di luar nikah biasanya di akibatkan oleh pergaulan bebas yang diakibatkan oleh didikan dari keluarganya berupa :
• Kekurangan kasih sayang yang di berikan oleh keluarga terhadap anak perempuannya akibat orang tua sibuk kerja, perceraian dan broken home.
• Keluarga yang terlalu disiplin sehingga anak tersebut memberontak untuk menunjukkan kedewasaannya.
Pseudosiesis
Pengertian pseudosiesis adalah kehamilan amaginer atau palsu, gejala kehamilan ini secara psikis lebih berat gangguannya daripada peristiwa abortus. Biasanya gejala yang timbul seperti tanda hamil yang pasti yaitu :
• Berhentinya menstruasi
• Membesarnya perut
• Payudara jadi besar
• Pinggul jadi besar
• Perubahan – perubahan kelenjar endokrin, dll.
Pengertian pseudosiesis adalah kehamilan amaginer atau palsu, gejala kehamilan ini secara psikis lebih berat gangguannya daripada peristiwa abortus. Biasanya gejala yang timbul seperti tanda hamil yang pasti yaitu :
• Berhentinya menstruasi
• Membesarnya perut
• Payudara jadi besar
• Pinggul jadi besar
• Perubahan – perubahan kelenjar endokrin, dll.
Pada kehamilan pseudosiesis secara
psokologis ada sikap yang ambivalen terhadap kehamilannya yaitu ingin sekali
menjadi hamil, sekaligus di barengi ketakutan untuk merealisir keinginan punya
anak, sehingga terjadi proses inhibisi.
Keinginan – keinginan tersebut dibarengi rasa bersalah dan dorongan untuk menghukum diri sendiri yang kemudian di kompensasikan dalam bentuk agresivitas, secara simultan, berbarengan muncul kesediaan untuk tidak menyadari bahwa kehamilannya ilusi belaka. Oleh komponen yang kontradiktif ini biasanya wanita tidak mau ke dokter untuk memeriksakan dirinya.
Keinginan – keinginan tersebut dibarengi rasa bersalah dan dorongan untuk menghukum diri sendiri yang kemudian di kompensasikan dalam bentuk agresivitas, secara simultan, berbarengan muncul kesediaan untuk tidak menyadari bahwa kehamilannya ilusi belaka. Oleh komponen yang kontradiktif ini biasanya wanita tidak mau ke dokter untuk memeriksakan dirinya.
Keguguran
Reaksi wanita terhadap keguguran
kandungannya itu sangat bergantung pada kontitusi psikisnya sendiri. Maka tak
bisa di pungkiri, bahwa janin atau bayi yang di kandungnya itu di rasakan
sebagai bagian dari jasmani dan rohaninya sendiri. Dan berkepentingan terhadap
ego wanita yang mengandung embrio tersebut :
1. Faktor penyebab terletak pada psikis dan jiwa.
2. Wanita hamil yang bersangkutan, mencari bantuan pada faktor penyebab tersebut, melakukan abortus secara tidak sadar. Semua peristiwa berlangsung di luar keinginan sendiri, di dorong oleh harapan yang tidak di sadari.
Beberapa penyebab keguguran menurut pendapat psikiater :
1. Adanya penolakan dari ayah bayi
2. Adanya penolakan dari ibu bayi
3. Ketakutan untuk menjadi ibu
4. Kecemasan yang disebabkan dari stres pekerjaan atau perselisihan dengan suami maupun dengan anggota keluarga lain.
1. Faktor penyebab terletak pada psikis dan jiwa.
2. Wanita hamil yang bersangkutan, mencari bantuan pada faktor penyebab tersebut, melakukan abortus secara tidak sadar. Semua peristiwa berlangsung di luar keinginan sendiri, di dorong oleh harapan yang tidak di sadari.
Beberapa penyebab keguguran menurut pendapat psikiater :
1. Adanya penolakan dari ayah bayi
2. Adanya penolakan dari ibu bayi
3. Ketakutan untuk menjadi ibu
4. Kecemasan yang disebabkan dari stres pekerjaan atau perselisihan dengan suami maupun dengan anggota keluarga lain.
Kemandulan
Pengalaman membuktikan bahwa
ketakutan serta kecemasan yang berkaitan dengan fungsi reproduksi akan
menimbulkan dampak menimbulkan dampak yang merintangi tercapainya orgasme pada
coitus. Pendapat yang keliru tentang reproduksi akan diinternalisasikan
(dicernakan dalam pribadinya) oleh wanita yang bersangkutan dan lambat laun
akan menjadi pengaruh psikis.
Pengaruh psikis:
1. Ketakutan-ketakutan yang tidak disadari (dibawah alam sadar)
2. Ketakutan yang bersifat inflantile (kekanak-kanakan).
Pengaruh psikis:
1. Ketakutan-ketakutan yang tidak disadari (dibawah alam sadar)
2. Ketakutan yang bersifat inflantile (kekanak-kanakan).
Ketakutan tersebut tidak hanya
berkaitan dengan fungsi reproduksi saja, akan tetapi berhubungan dengan segala
aspek kegiatan seksual. Adapun sebab-sebab dari ketakutan tersebut biasanya
dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman sejak pubertas.
Contoh ketakutan tersebut berupa:
1. Ketakutan oleh fantasi-fantasi kehamilan, antara lain berupa gejala muntah-muntah dan perut menjadi kembung.
2. Ketakutan pada menstruasi hingga merasakan gejala nyeri dan sakit waktu mendapatkan menstruasi.
Contoh ketakutan tersebut berupa:
1. Ketakutan oleh fantasi-fantasi kehamilan, antara lain berupa gejala muntah-muntah dan perut menjadi kembung.
2. Ketakutan pada menstruasi hingga merasakan gejala nyeri dan sakit waktu mendapatkan menstruasi.
Sehingga faktor-faktor ketakutan
tersebut ialah rasa bersalah disadari dan mempengaruhi kehidupan psikis.
Faktor – Faktor yang Menimbulkan
Stres pada Wanita Hamil
Berdasarkan SSRS ( Sosial
readjusment Rating Scale ) kehamilan menduduki rangking ke 12 dari 43 kejadian
dalam kehidupan seorang yang dapat menimbulkan stres, dengan kata lain bahwa
kehamilan membawa konsekwensi pada wanita-wanita untuk melakukan penyesuaian
atau perubahan – perubahan yang terjadi pada dirinya.
Pada saat seorang wanita hamil, maka sejak saat itu sampai masa nifas berturut – turut akan mengalami perubahan baik fisik maupun psikis, perubahan – perubahan yang tejadi mencakup aspek – aspek sebagai berikut :
1. Frekuensi nafas meningkat ( lebih sering ) membuat wanita hamil akan menghirup lebih banyak ( oksigen ) udara
2. Perut semakin membuncit
Pada saat seorang wanita hamil, maka sejak saat itu sampai masa nifas berturut – turut akan mengalami perubahan baik fisik maupun psikis, perubahan – perubahan yang tejadi mencakup aspek – aspek sebagai berikut :
1. Frekuensi nafas meningkat ( lebih sering ) membuat wanita hamil akan menghirup lebih banyak ( oksigen ) udara
2. Perut semakin membuncit
Gambaran Kondisi Psikologis pada
Wanita Hamil
Selama kehamilan banyak wanita
yang mengalami perasaan – perasaan :
• Marah
• Tertekan
• Bersalah
• Bingung
• Was – was
• Kesal
• Pilu
• Khawatir
• Marah
• Tertekan
• Bersalah
• Bingung
• Was – was
• Kesal
• Pilu
• Khawatir
Hal ini biasanya di tandai dengan
gejala – gejala :
• Kehabisan tenaga atau kebanyakan gerak
• Tidak bisa tidur walaupun mempunyai kesempatan
• Menangis tidak tertahan dan mata terasa berlinang
• Menyadari bahwa perasaan amat cepat berubah
• Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan sentuhan
• Senantiasa berfikiran negatif
• Tanpa berwujud merasa tidak mampu
• Tiba – tiba takut atau gugup
• Tidak bisa memusatkan perhatian
• Lebih sering lupa
• Rasa bingung dan bersalah
• Makan amat sedikit atau amat banyak
• Asik dengan fikiran yang menghantui dan mengerikan
• Kehilangan kepercayaan dan harga diri
• Kehabisan tenaga atau kebanyakan gerak
• Tidak bisa tidur walaupun mempunyai kesempatan
• Menangis tidak tertahan dan mata terasa berlinang
• Menyadari bahwa perasaan amat cepat berubah
• Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan sentuhan
• Senantiasa berfikiran negatif
• Tanpa berwujud merasa tidak mampu
• Tiba – tiba takut atau gugup
• Tidak bisa memusatkan perhatian
• Lebih sering lupa
• Rasa bingung dan bersalah
• Makan amat sedikit atau amat banyak
• Asik dengan fikiran yang menghantui dan mengerikan
• Kehilangan kepercayaan dan harga diri
Apabila kondisi – kondisi ini
terjadi secara beruntun sedikitnya selama 2 minggu maka akan menimbulkan
kondisi psikologis yang bermasalah yang sifatnya memerlukan adanya pengobatan.
Faktor – faktor yang mempengaruhi
kondisi psikis pada masa hamil
1. Sudah punya banyak anak
Banyak anak sebagian orang merasakan sebagai beban finansial yang harus di tanggung, belum lagi di tambah kerepotan – kerepotan lainnya, apalagi jika dalam keluarga sudah ada anak dengan jumlah lebih dari cukup.
2. Khawatir berubah penampilan
Bagi sebagian perempuan, penampilan merupakan nilai jual, perubahan bentuk wajah dan tubuh akibat kehamilan dan persalinan di anggap akan mengurangi keindahan penampilan.
3. Kemampuan finansial dirasa tidak memadai
Jika si kecil lahir di saat kondisi keuangan keluarga tengah morat marit memang merepotkan, kondisi ini merupakan hal yang sangat menganggu kondisi psikologis seorang ibu hamil
4. keluhan sulit tidur
Sulit tidur di malam hari dapat membuat kondisi ibu hamil menurun, konsentrasi berkurang, mudah lelah, badan terasa pegal, tidak mood bekerja dan cenderung emosional. Keluhan tidur umumnya muncul saat usia kandungan memasuki trimester ketiga dimana janin sudah tumbuh sedemikian besar sehingga terasa menyesakkan.
1. Sudah punya banyak anak
Banyak anak sebagian orang merasakan sebagai beban finansial yang harus di tanggung, belum lagi di tambah kerepotan – kerepotan lainnya, apalagi jika dalam keluarga sudah ada anak dengan jumlah lebih dari cukup.
2. Khawatir berubah penampilan
Bagi sebagian perempuan, penampilan merupakan nilai jual, perubahan bentuk wajah dan tubuh akibat kehamilan dan persalinan di anggap akan mengurangi keindahan penampilan.
3. Kemampuan finansial dirasa tidak memadai
Jika si kecil lahir di saat kondisi keuangan keluarga tengah morat marit memang merepotkan, kondisi ini merupakan hal yang sangat menganggu kondisi psikologis seorang ibu hamil
4. keluhan sulit tidur
Sulit tidur di malam hari dapat membuat kondisi ibu hamil menurun, konsentrasi berkurang, mudah lelah, badan terasa pegal, tidak mood bekerja dan cenderung emosional. Keluhan tidur umumnya muncul saat usia kandungan memasuki trimester ketiga dimana janin sudah tumbuh sedemikian besar sehingga terasa menyesakkan.
Ditrimester pertama, kadar hormon
dalam tubuh ibu sedang mengalami perubahan drastis yang sering memunculkan
keluhan muntah – muntah, sehubungan dengan itu, keluhan sulit tidur biasanya
muncul karena sebab sebagai berikut :
• Stres
• Perubahan hormon
• Dihantui kecemasan
• Gangguan psikis
• Stres
• Perubahan hormon
• Dihantui kecemasan
• Gangguan psikis
Cara Mengatasi Gangguan Psikologis
Kehamilan
Ibu yang sedang hamil, pasti akan
mengalami berbagai macam perubahan bukan hanya perubahan secara fisik namun
juga secara psikologis. Jangan heran jika ibu yang hamil tiba-tiba menangis
atau marah. Ini terjadi karena adanya perubahan hormonal yang lazim dialami
oleh ibu-ibu yang sedang hamil.
Untuk itu ibu-ibu yang kini sedang
mengandung buah hati, harus selalu menjaga kondisi psikologisnya agar tetap
baik dan seimbang. Jika kondisi psikologis sang ibu baik pastinya sang ibu akan
lebih tenang atau rileks saat menjalani masa-masa kehamilannya. Berikut
beberapa cara yang dapat menyeimbangkan kondisi psikologis saat ibu sedang
mengandung:
1. Informasi
Carilah informasi seputar kehamilan terutama mengenai perubahan yang terjadi dalam diri ibu termasuk hal-hal yang perlu dihindari saat sedang mengandung agar janin tumbuh sehat. Pengetahuan atau informasi yang tepat akan membuat ibu merasa lebih yakin sekaligus bisa mengurangi rasa cemas yang sering muncul karena ketidaktahuan mengenai perubahan yang terjadi.
2. Komunikasi dengan suami
Bicarakanlah perubahan yang terjadi pada diri Anda selama hamil dengan sang suami, sehingga ia juga tahu dan dapat memaklumi perubahan yang terjadi pada diri Anda. Tidak jarang jika Anda mengkomunikasikan hal ini, sang suami akan memberikan dukungan psikologis yang dibutuhkan.
3. Rajin chek up
Periksakan kehamilan secara teratur. Cari informasi dari dokter atau bidan terpercaya mengenai kehamilan yang sekarang Anda jalani. Jangan lupa, ajaklah suami saat berkonsultasi ke dokter atau bidan.
4. Makan Sehat
Pahami benar pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat bagi perkembangan janin. Hindarilah mengonsumsi bahan yang dapat membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif, alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi ibu hamil. Jauhkan juga zat berbahaya seperti gas buang kendaraan yang mengandung timah hitam yang berbahaya bagi perkembangan kecerdasan otak janin.
1. Informasi
Carilah informasi seputar kehamilan terutama mengenai perubahan yang terjadi dalam diri ibu termasuk hal-hal yang perlu dihindari saat sedang mengandung agar janin tumbuh sehat. Pengetahuan atau informasi yang tepat akan membuat ibu merasa lebih yakin sekaligus bisa mengurangi rasa cemas yang sering muncul karena ketidaktahuan mengenai perubahan yang terjadi.
2. Komunikasi dengan suami
Bicarakanlah perubahan yang terjadi pada diri Anda selama hamil dengan sang suami, sehingga ia juga tahu dan dapat memaklumi perubahan yang terjadi pada diri Anda. Tidak jarang jika Anda mengkomunikasikan hal ini, sang suami akan memberikan dukungan psikologis yang dibutuhkan.
3. Rajin chek up
Periksakan kehamilan secara teratur. Cari informasi dari dokter atau bidan terpercaya mengenai kehamilan yang sekarang Anda jalani. Jangan lupa, ajaklah suami saat berkonsultasi ke dokter atau bidan.
4. Makan Sehat
Pahami benar pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat bagi perkembangan janin. Hindarilah mengonsumsi bahan yang dapat membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif, alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi ibu hamil. Jauhkan juga zat berbahaya seperti gas buang kendaraan yang mengandung timah hitam yang berbahaya bagi perkembangan kecerdasan otak janin.
5. Jaga
Penampilan
Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga kebersihan dan berpakaian yang sesuai dengan kondisi badan Anda yang sedang berbadan dua. Jangan lupa untuk melakukan latihan fisik ringan, seperti berenang atau jalan kaki ringan untuk memperlancar persalinan.
6. Kurangi Kegiatan
Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat hamil. Memasuki masa persalinan, Anda dan suami harus sudah siap dengan berbagai perubahan yang akan terjadi setelah kelahiran sang bayi.
7. Dengarkan Musik
Upayakan berbagai cara agar terhindar dari stres. Atasilah kecemasan maupun emosi negatif lainnya dengan mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan perhatian, berzikir, yoga atau relaksasi lainnya.
8. Senam Hamil
Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia kandungan menginjak usia 5-6 bulan. Jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan. Senam hamil tidak hanya bermanfaat melatih otot-otot yang diperlukan dalam proses persalinan, melainkan juga memberi manfaat psikologis. Pertemuan sesama calon ibu biasanya diisi dengan acara berbagi pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran positif. Melalui kegiatan itu pula secara perlahan kesiapan psikologis calon ibu dalam menghadapi persalinan menjadi semakin mantap.
9. Latihan Pernafasan
Lakukanlah latihan relaksasi dan latihan pernapasan secara teratur. Latihan ini bermanfaat untuk ketenangan dan kenyamanan sehingga kondisi psikologis bisa lebih stabil.
Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga kebersihan dan berpakaian yang sesuai dengan kondisi badan Anda yang sedang berbadan dua. Jangan lupa untuk melakukan latihan fisik ringan, seperti berenang atau jalan kaki ringan untuk memperlancar persalinan.
6. Kurangi Kegiatan
Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat hamil. Memasuki masa persalinan, Anda dan suami harus sudah siap dengan berbagai perubahan yang akan terjadi setelah kelahiran sang bayi.
7. Dengarkan Musik
Upayakan berbagai cara agar terhindar dari stres. Atasilah kecemasan maupun emosi negatif lainnya dengan mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan perhatian, berzikir, yoga atau relaksasi lainnya.
8. Senam Hamil
Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia kandungan menginjak usia 5-6 bulan. Jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan. Senam hamil tidak hanya bermanfaat melatih otot-otot yang diperlukan dalam proses persalinan, melainkan juga memberi manfaat psikologis. Pertemuan sesama calon ibu biasanya diisi dengan acara berbagi pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran positif. Melalui kegiatan itu pula secara perlahan kesiapan psikologis calon ibu dalam menghadapi persalinan menjadi semakin mantap.
9. Latihan Pernafasan
Lakukanlah latihan relaksasi dan latihan pernapasan secara teratur. Latihan ini bermanfaat untuk ketenangan dan kenyamanan sehingga kondisi psikologis bisa lebih stabil.
TINJAUAN KASUS
Contoh kasus kehamilan palsu /
Pseudosiesis
Seorang wanita berusia 30 tahun
bernama suhartin. Ia sudah lama ingin merasakan bagaimana rasanya hamil dan
menginginkan kehadiran seorang bayi. Ia dan suaminya telah melakukan segala
cara untuk mendapatkan keturunan, mulai dari segi medis, spiritual, terapi,
termasuk melakukan coitus yang teratur sesuai instruksi dokter namun hasilnya
tetap sama. Mereka belum juga mendapatkan momongan. Suaminya telah pasrah
dengan keadaan ini, namun keinginan suhartin untuk segera hamil membuatnya
mengalami proses inhibisi. Dia merasa bersalah kepada suaminya karena tidak
bisa memberikan keturunan. Ia seolah-olah menghukum dirinya sendiri yang
kemudian ia kompensasikan dalam bentuk agresivitas, secara simultan hingga ia
merasakan gejala yang mirip dengan kehamilan pasti. Ia tidak datang bulan,
payudara, pinggul dan perutnya membesar. Ia sangat bahagia dengan keadaan
tersebut karena ia menganggap dirinya telah hamil. Ketika suaminya mengajaknya
untuk memeriksakan diri kedokter, ia menolak. Ia lebih memilih menggunakan tes
HCG untuk memastikan kehamilannya. Namun diluar dugaannya, hasilnya negatif.
Belum begitu yakin, ia menerima ajakan suaminya untuk memeriksakan kehamilannya
ke Dokter. Dokter melakukan tes USG terhadapnya, namun tidak ada kantung
kehamilan disana. Suhartin semakin kecewa. Dokter dan suaminya mencoba
menenangkan dan memberikan pengertian kepada suhartin, namun depresi yang dihadapinya
lebih parah daripada peristiwa abortus.
PENUTUP
Kesimpulan
Ada berbagai macam depresi/ gangguan psikologi yang bisa terjadi pada masa kehamilan yaitu:
• Hamil yang tidak diinginkan
• Hamil Dengan Janin Mati
• Hamil dengan Keteregantungan Obat
• Hamil diluar Nikah
• Pseudosiesis
• Keguguran
• Kemandulan
Ada berbagai macam depresi/ gangguan psikologi yang bisa terjadi pada masa kehamilan yaitu:
• Hamil yang tidak diinginkan
• Hamil Dengan Janin Mati
• Hamil dengan Keteregantungan Obat
• Hamil diluar Nikah
• Pseudosiesis
• Keguguran
• Kemandulan
Adapun faktor yang mengakibatkan
gangguan psikologi pada masa kehamilan antara lain sebagai berikut:
• Sudah punya banyak anak
• Khawatir berubah penampilan
• Kemampuan finansial dirasa tidak memadai
• keluhan sulit tidur
• Sudah punya banyak anak
• Khawatir berubah penampilan
• Kemampuan finansial dirasa tidak memadai
• keluhan sulit tidur
Cara mengatasi gangguan psikologis
pada kehamilan; mengurangi stress, mengkomunikasikan perasaan terhadap
pasangan, memberikan support dari pihak keluarga, periksakan kehamilan secara
teratur, Makan Sehat, Jaga Penampilan, Kurangi Kegiatan, Dengarkan Musik, Senam
Hamil, Latihan Pernafasan, dll.
SARAN
1.Mencari informasi seputar kehamilan, perubahan yang terjadi
dalam diri ibu dan hal – hal yang perlu di hindari agar janin tumbuh sehat.
2. Bicarakanlah perubahan selama kehamilan dengan suami, sehingga ia juga tahu serta di harapkan bisa berempati dan mampu memberi dukungan psikologis yang di butuhkan
3. Periksa kehamilan secara teratur
4. Perhatikan penampilan fisik dengan menjaga kebersihan, melakukan latihan fisik ringan.
5. Upayakan dengan berbagai cara agar tehindar dari stres.
6. Lakukan latihan relaksasi dan latihan pernafasan secara teratur.
2. Bicarakanlah perubahan selama kehamilan dengan suami, sehingga ia juga tahu serta di harapkan bisa berempati dan mampu memberi dukungan psikologis yang di butuhkan
3. Periksa kehamilan secara teratur
4. Perhatikan penampilan fisik dengan menjaga kebersihan, melakukan latihan fisik ringan.
5. Upayakan dengan berbagai cara agar tehindar dari stres.
6. Lakukan latihan relaksasi dan latihan pernafasan secara teratur.
ibu hamil bisa mencari informasi
seputar kehamilannya dari majalah – majalah, buku tentang kehamilan. Tujuannya
untuk mengetahui perubahan – perubahan pada ibu hamil, tentang asupan gizi ibu
hamil, senam hamil, pemeriksaan kehamilan secara teratur, agar janin tumbuh
sehat.
Kehamilan merupakan transisi, yakni suatu masa antara
kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan
kehidupan nanti setelah anak tersebut lahir. Perubahan status yang radikal ini
dipertimbangkan sebagai suatu krisis disertai periode tertentu untuk menjalani
proses persiapan psikologis yang secara normal sudah ada selama kehamilan dan
mengalami puncaknya pada saat bayi lahir.
Secara umum, semua emosi yang dirasakan oleh wanita hamil
cukup labil, Ia dapat memiliki reaksi yang ekstrem dan suasana hatinya kerap
berubah dengan cepat. Reaksi emosional dan persepsi mengenai kehidupan juga
dapat mengalami perubahan. Ia menjadi sangat sensitif dan cenderung akan
bereaksi berlebihan.Wanita hamil memiliki kondisi sangat rapuh. Mereka sangat
takut akan kematian baik pada dirinya sendiri maupun pada bayinya.Mereka cemas
akan hal hal yang tidak dipahami karena mereka merasa tidak dapat mengendalikan
tubuhnya dan kehidupan yang mereka jalani sedang berada dalam suatu proses yang
tidak dapat berubah kembali. Hal ini membuat sebagian besar wanita menjadi
tergantung dan beberapa lainnya menjadi lebih menuntut.
A.
Psikologis
Kehamilan
1.
Perubahan dan
Proses Psikologis Selama Kehamilan
Permasalahan
psikologis selama masa kehamilan dan persalinan adalah suatu kondisi dimana
terjadi peningkatan atau pengurangan emosi, kepribadian, motivasi dan konsep
diri yang terjadi selama masa kehamilan dan persalinan
Peristiwa dan
proses psikologis dapat diidentifikasi sebagai berikut:
a. Trimester
Pertama
Trimester
pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian. Penyesuaian yang dilakukan
wanita adalah terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Penerimaan terhadap
kenyataan ini dan arti semua ini bagi dirinya merupakan tugas psikologis yang
paling penting pada trimester pertama kehamilan.
b. Trimester Kedua
. Pada trimester
ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya. Banyak ibu yang merasa terlepas
dari kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakan pada trimester
pertama. Pada trimester kedua relatif lebih bebas dari ketidaknyamanan fisik,
ukuran perut belum menjadi suatu masalah, lubrikasi vagina lebih banyak dan hal
yang menyebabkan kebingungan sudah surut, dia telah berganti dari mencari
perhatian ibunya menjadi mencari perhatian pasangannya, semua faktor ini
berperan dalam meningkatnya libido dan kepuasan seks.
c. Trimester Ketiga
Seorang ibu
mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya yang akan timbul pada
waktu melahirkan dan merasa khawatir akan keselamatannya. Rasa tidak nyaman
timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh,
berantakan, canggung dan jelek sehingga memerlukan perhatian lebih besar dari
pasangannya, disamping itu ibu mulai sedih karena akan terpisah dari bayinya
dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil, terdapat perasaan
mudah terluka (sensitif).
2.
Cara Mengatasi Masalah-Masalah
Psikologis Ibu pada saat Kehamilan
Ada beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah psikologis ibu pada
saat kehamilan, yaitu:
a. Bersikap terbuka
dengan pasangan
b. Konsultasi
dengan bidan atau tenaga kesehatan yang lain.
1) Menjelaskan
bahwa apa yang dirasakan ibu adalah sesuatu yang normal.
2) Mengungkapkan
bahwa setiap pengalaman kehamilan adalah unik.
3) Menjelaskan
tentang kebutuhan nutrisi, petumbuhan bayi, tanda-tanda kelahiran dan
tanda-tanda bahaya kehamilan.
4) Mendiskusikan
tentang ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu dan cara mengatasinya.
5) Mendiskusikan
tentang rencana persalinan
c. Curahkan isi
hati kepada pasangan atau sahabat.
d. Usahakan lebih
banyak istirahat
e. Jangan ragu
untuk meminta bantuan kepada suami, teman, ataupun keluarga.
f. Luangkan waktu,
untuk diri sendiri, manjakan diri dengan relaksasi, pijat atau apapun yang
dapat menghibur diri
g. Menciptakan
suasana yang nyaman dan tenteram bagi ibu.
h. Melakukan
antisipasi sejak awal bagi diri sendiri. Contohnya, ibu perlu mensyukuri
kehamilan tersebut sebagai anugerah yang Tuhan berikan.
3.
Permasalahan Psikologis Yang
Memerlukan Penanganan Khusus
Adapun beberapa gejala yang dapat
terjadi pada ibu beserta penanganannya, yaitu:
a. Pseudosyesis
Wanita tidak hamil yang percaya bahwa dirinya hamil,
diikuti dengan munculnya gejala dan tanda (dugaan) kehamilan
Lakukan anamnese terarah yang akurat (termasuk latar
belakang psikis), pemeriksaan fisik (khoasma/hiperpegmentasi, pelunakan dan
keunguan pada serviks, pembesaran uterus) dan pemeriksaan tambahan (USG dan uji
kehamilan)
Lakukan konseling bahwa kehamilan harus dipastikan
(perdarahan lucut dengan kombinasi estrogen-progesteron), akan dilakukan upaya
pemeriksaan dan pengobatan untuk kehamilan dan dukungan psikososial
b. Reaksi cemas
Gangguan ini ditandai dengan rasa cemas dan ketakutan
yang berlebihan
Kecemasan baru terlihat apabila wanita tersebut
mengungkapkannya karena gejala klinik yang ada, sangat tidak spesifik
(twitching, tremor, berdebar-debar, kaku otot , gelisah, dan mudah lelah,
insomnia)
Timbul gejala-gejala somatik akibat hiperaktifitas otonom
(palpitasi, sesak nafas, rasa dingin di telapak tangan, berkeringat, pusing,
rasa terganjal pada leher)
Tenangkan dengan psikoterapi. Walau kadang kadang upaya
ini kurang memberi hasil tetapi prosedur ini sebaiknya paling pertama dilakukan
Bila pasien tidak mampu untuk melakukan kegiatan
sehari-hari atau kekurangan asupan kalori /gizi maka harus dilakukan rawat inap
di rumah sakit.
c. Reaksi panik
Ditandai dengan rasa takut dan gelisah yang hebat,
terjadi dalam periode yang relatif singkat dan tanpa sebab-sebab yang jelas.
Pasien mengeluhkan nafas sesak atau rasa tercekik,
telinga berdenging, jantung berdebar, mata kabur, rasa melayang, takut mati,
atau merasa tidak tertolong lagi.
Pemeriksaan fisik menunjukan pasien gelisah dan
ketakutan, muka pucat, pandangan liar, pernafasan pendek, dan cepat dan
takhikardi.
Karena reaksi panik hanya berlangsung dalam waktu yang
relatif singkat, cukup diberikan dosis tunggal diazepam 5 mg IV.
d. Reaksi
obsesif-kompulsif
Gambaran spesifik dari gangguan ini adalah selalu
timbulnya perasaan, rangsangan, atau pikiran untuk melakukan sesuatu, tanpa
objek yang jelas, diikuti dengan perbuatan yang dilakukan secara berulang kali.
Pengulangan perbuatan tersebut dapat mencelakai dirinya,
bayi yang dikandung atau orang lain.
Adanya potensi gawat darurat pada wanita hamil dengan
reaksi obsesif-kompulsif menjadi alasan untuk dirawat dirumah sakit atau dalam
pengawasan tim medis yang memadai. Psikoterapi cukup membantu untuk
mengembalikan wanita ini pada status emosional yang normal.
Pada kasus yang berat diberikan diazepam 5 mg IV dan
observasi ketat
e. Depresi berat
Depresi pada wanita hamil, ditandai oleh perasaan sedih,
tidak bergairah, menyendiri penurunan berat badan, insomnia, kelemahan, rasa
tidak dihargai dan pada kasus yang berat, ada keinginan untuk melakukan bunuh
diri.
Penelitian di RS Dr. Sutomo Surabaya (1999) menunjukan
angka kejadian depresi pasca persalinan (Postpartum Blues) sebesar 15,2%
(persalinan fisiologis) dan 46,2% (persalinan patologis).
Sulit untuk melakukan komunikasi karena mereka cenderung
menarik diri, tidak mampu berkomunikasi, kurang perhatian dan sulit untuk
mengingat sesuatu.
f. Reaksi mania
Reaksi mania ditandai dengan rasa gembira yang berlebihan
(eforia), mudah terangsang, hiperaktif, banyak bicara (logore), mengganggu dan
rasa percaya diri yang berlebihan.
Reaksi mania dalam kehamilan merupakan masalah yang cukup
rumit karena obat lithium karbonat, dapat menimbulkan berbagai akibat yang
merugikan pada janin (Ebstein’s abnormality, kelemahan tonus otot dan
menurunnya kemampuan menghisap pada bayi yang baru dilahirkan).
Pasien-pasien yang terkontrol pada saat hamil, cenderung
mengalami episode mania pada 7-14 hari saat pasca persalinan.
g. Skizofrenia
Skizofrenia ditandai dengan gangguan proses berpikir,
persepsi dan realita. Pada tingkat tertentu, dapat dijumpai halusinasi, waham
kebesaran, gangguan bicara dan hilangnya asosiasi dan realita dan lingkungan
sekitarnya.
Obat
untuk penderita skizofrenia diekskresi melalui ASI sehingga tidak
dianjurkan untuk menyusui bayinya. Bila psikofarmaka tidak dapat digunakan,
dapat digunakan terapi kejut listrik (ECT)
h. Rasa kehilangan
Rasa kehilangan merupakan adaptasi dari kemarahan,
kekecewaan dan kesedihan yang harus dihadapi dan diatasi.
Lakukan konseling dan minta pasangan tersebut untuk
memutuskan apa yang terbaik bagi yang mereka (menyimpan hasil konsepsi,
menyaksikan cacat yang terjadi, mendekap janin yang telah dilahirkan, meminta
otopsi ) agar proses adaptasi terhadap berjalan baik.
Beri kesempatan (paling tidak 6 bulan) untuk resolusi,
sebelum memulai kehamilan berikutnya.
4.
Penanganan Masalah Kejiwaan Menurut
Tingkat Pelayanan Kesehatan
Tanda dan Gejala
|
Ibu hamil dengan masalah atau
gangguan kejiwaan yang dapat mempengaruhi kesehatan/keselamatan ibu maupun
janin yang dikandungnya
|
|||||
Dugaan
|
Kehamilan dengan gejala cemas,
panik, obsesif-kompulsif, depresi, mania atau skizofrenia
|
|||||
Kategori
|
Cemas
|
Panik
|
Obsesi
|
Depresi
|
Mania
|
Skizo
|
Tingkat
|
Upaya
|
|||||
Polindes
|
Kenali
Rujuk
Observasi
Pascaterapi
|
Kenali
Rujuk
Observasi
Pasca terapi
|
Kenali
Rujuk
Observasi
Pascaterapi
|
Kenali
Rujuk
Observasi
Pascaterapi
|
Kenali
Rujuk
Observasi
Pascaterapi
|
Kenali
Rujuk
Observasi
Pascaterapi
|
Puskesmas
|
Diagnosis
Terapi
Psikoterapi
Sedatif
Rujuk bila gejala tetap memburuk
Observasi
Pasca
Rujukan
|
Diagnosis
Terapi
Psikoterapi
Sedatif
Rujuk bila gejala tetap/ memburuk
|
Diagnosis
Terapi
Psikoterapi
Sedatif
Rujuk bila gejala yang berbahaya
bagi ibu dan janin/memburuk
|
Diagnosis
Terapi
Psikoterapi
Sedatif
Rujuk bila gejala tetap memburuk
|
Diagnosis
Terapi
Psikoterapi
Sedatif
Rujuk bila gejala tetap memburuk
|
Diagnosis
Terapi
Psikoterapi
Sedatif
Rujuk bila gejala tetap memburuk
|
Rumah Sakit
|
Diagnosis
Psikoanalis
Dan terapi
Sedatif
Konsultasi
Psikolog/psikiater
|
Diagnosis
Psikoanalis
Dan terapi
Sedatif
Konsultasi
Psikolog/psikiater
|
Diagnosis
Psikoanalis
Dan terapi
Sedatif
Konsultasi
Psikolog/psikiater
ANC/profil biofisik
|
Diagnosis
Psikoanalis
Dan terapi
Sedatif
AD trisiklik
ECT/TKL
Konsultasi
Psikolog/psikiater
|
Diagnosis
Psikoanalis
Dan terapi
Sedatif
Li-karbonat
Konsultasi psikolog/ psikiater
ANC/Profil biofisik
|
Diagnosis
Psikoanalis
Dan terapi
Sedatif
Psikofarmaka/ECT
Konsultasi
Psikolog/psikiater
|
B. Psikologis Ibu saat Persalinan
1.
Perubahan Psikologis Ibu saat
Persalinan
Fase Laten : Pada fase ini
ibu biasanya merasa lega dan bahagia karena masa kehamilannya akan segera
berakhir. Namun pada awal persalinan wanita biasanya gelisah, gugup, cemas dan
khawatir sehubungan dengan rasa tidak nyaman karena kontraksi. Biasanya ia
ingin berbicara, perlu ditemani, tidak tidur, ingin berjalan-jalan dan
menciptakan kontak mata. Pada wanita yang dapat menyadari bahwa proses ini
wajar dan alami akan mudah beradaptasi dengan keadaan tersebut.
Fase Aktif : saat kemajuan
persalinan sampai pada waktu kecepatan maksimum rasa khawatir wanita
menjadi meningkat. Kontraksi semakin kuat dan fekuensinya lebih sering sehingga
wanita tidak dapat mengontrolnya. Dalam keadaan ini wanita akan lebih serius.
Wanita tersebut menginginkan seseorang untuk mendampinginya karena dia merasa
takut tidak mampu beradaptasi dengan kontraksinya.
Kebutuhan ibu
selama persalinan:
a. Kebutuhan
fisiologis
b. Kebutuhan rasa
aman
c. Kebutuhan
dicintai dan mencintai
d. Kebutuhan harga
diri
e. Kebutuhan
aktualisasi diri
2.
Cara Mengatasi Masalah-Masalah
Psikologis Ibu Pada Saat Persalinan:
Adapun cara-cara
mengatasi masalah psikologis pada saat persalinan, yaitu:
a. Kegiatan
konseling pada ibu melahirkan merupakan pemberian bantuan kepada ibu yang akan
melahirkan. Adapun langkah-langkah konseling kebidanan pada ibu melahirkan
seperti:
1) Menjalin
hubungan yang mengenakan (rapport) dengan klien.
2) Bidan menerima
klien apa adanya dan memberikan dukungan yang positif.
3) Kehadiran
Merupakan bentuk
tindakan aktif keterampilan yang meliputi mengatasi semua
kekacauan/kebingungan, memberikan perhatian total kepada klien. Bidan dalam
memberikan pendampingan klien yang bersalin difokuskan secar fisik dan
psikologis.
4) Mendengarkan
Bidan selalu mendengarkan dan
memperhatikan keluhan klien.
5) Sentuhan dalam
pendampingan klien yang bersalin
Sentuhan bidan terhadap klien akan
memberikan rasa nyaman dan dapat membantu relaksasi.
Misalnya: ketika kontraksi pasien
merasakan kesakitan, bidan memberikan sentuhan pada daerah pinggang klien.
Sehingga pasien akan merasa nyaman.
6) Memberikan
informasi tentang kemajuan persalinan
Merupakan upaya untuk memberikan rasa
percaya diri pada klieb bahwa klien dapat menyelesaikan persalinanya.
7) Memandu
persalinan
Misalnya : bidan menganjurkan klien
meneran pasa saat his berlangsung
8) Mengadakan
kontak fisik dengan klien
Misalnya:
mengelap keringat, mengipasi , memeluk pasien, menggosok klien.
9) Memberikan
pujian kepada klien atas usaha yang telah dilakukannya
misalnya : bidan mengatakan: “bagus
ibu, pintar sekali menerannya”.
10) Memberikan ucapan selamat
kepada klien atas kelahiran anaknya dan mengatakan ikut berbahagia
b. Bila diperlukan
alternatif pilihan yaitu melahirkan tanpa rasa sakit dengan metode relaksasi
Hypnobrithing.
Hypnobrithing
adalah suatu hipnoterapi yang dilakukan dengan melakukan kontak langsung dengan
alam bawah sadar sehingga mencapai kondisi rileks yang mendalam dan stabil,
kita akan mampu menanamkan suatu program atau konsep baru yang secara otomatis
akan mempengaruhi kehidupan dan tindakan kita sehari-hari.
c. Menggunakan
media air guna mengurangi rasa sakit, seperti metode Water Birth
REFERENSI
1.
Varney H, dkk.
(2006). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 1. Jakarta: EGC. Halaman 501-04.
2.
Wulandari, Diah
(2009). Komunikasi dan Konseling dalam Praktik Kebidanan. Jogjakarta: Mitra Cendikia Offiset.
Halaman 86-95.
3.
Priyanto A,.
(2009). Komunikasi dan Konseling Aplikasi dalam Sarana Pelayanan Kesehatan
untuk Perawat dan Bidan. Jakarta: Salemba Medika. Halaman 49, 73-4
4.
Sumarah, dkk.
(2008). Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin).
Yogyakarta: Fitramaya. Halaman 55
5.
Andriana, E.
(2007). Melahirkan Tanpa Rasa Sakit. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer .
Halaman 25-9
6.
Sarwono, P.
(2002). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: JNPKKR-POGI. Halaman 327-31
Category:
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking