Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info

Dinsdag 30 April 2013

PEMBINA AKSEPTOR KB MELALUI KONSELING



PEMBINAAN AKSEPTOR KB MELALUI KONSELING PENGERTIAN :
Pembinaan
*    Poerwadarmita 1987
Pembinaan adalah suatu usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
*    Menurut Thoha (1989)
Pembinaan adalah suatu proses, hasil atau pertanyaan menjadi lebih baik, dalam hal ini mewujudkan adanya perubahan, kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, evaluasi atau berbagai kemungkinan atas sesuatu.
*    Menurut Widjaja (1988)
Pembinaan adalah suatu proses atau pengembangan yang mencakup urutan – urutan pengertian, diawali dengan mendirikan membutuhkan memellihara pertumbuhan tersebut yang disertai usaha – usaha perbaikan, menyempurnakan dan mengembangkannya.
Akseptor KB
§     Akseptor KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang salah seorang dari padanya menggunakan salah satu cara atau alat kontrasepsi dengan tujuan untuk pencegahan kehamilan baik melalui program maupun non program Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia (2001) dalam Setiawan dan Saryono (2010) Akseptor adalah orang yang menerima serta mengikuti dan melaksanakan program keluarga berencana.
Pembinaan Akseptor KB adalah suatu usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan kepada PUS untuk menggunakan alat kontrasepsi dengan mencegah kehamilan. Pada pelayanan tersebut melibatkan tenaga kesehatan dan klien yang menjadi sasaran nya .
Konseling
Konseling adalah proses pertukaran informasi dan interaksi positif antara klien-petugas untuk membantu klien mengenali kebutuhannya, memilih solusi terbaik dan membuat keputusan yang paling sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi.
Pembinaan akseptor KB melalui konseling
Pelayanan KB mencakup pelayanan alat kontrasepsi , penanggulangan efek samping dan komplikasi alat kontrasepsi . pada pelayanan tersebut terjadi keterlibatan secara utuh , baik dari tenaga pelayanan maupun klien yang menjadi sasaran . pedekatan pelayanan yang digunakan adalah pedekatan secara medic dan konseling.
1.            Kondom
A .Kondom pria
Kondom pria adalah salah satu alat kontrasepsi yang terbuat karet/lateks,berbentuk tabung tidak tembus cairan dimana salah satu ujungnya tertutup rapat dan dilengkapi kantung untuk menampung sperma. Kebanyakan kondom terbuat dari karet lateks tipis , tetapi ada yang membuatnya dari jaringan hewan ( usus kambing ) atau plastic ( polietilen ).
Sekarang banyak jenis kondom yang berbeda dalam hal .
a.   Bentuk
Ada yang ujungnya rata, ada juga yang ujungnya memiliki penampung untuk menampung sperma . pada saat ini yang banyak beredar dipasaran adalah bentuk kondom yang memiliki bundaran kecil diujungnya sebagai penampung sperma .
b.   Warna
Ada yang tidak tembus pandang , ada pula yang transparan , dengan berbagai macam warna , sekarang ini jelas transparan dengan berbagai macam warna sesuai aroma adalah yang banyak beredar dipasaran .
c.   Lubrikasi
Ada yang menggunakan minyak Silikon,Jelly , bedak atau yang kering . Jelly dan bedak saat ini jarang digunakan pada kondom yang beredar di Indonesia.
d.   Ketebalan
Kondom memiliki ketebalan standar dan tipis untuk kenyamanan dalam pemakaian .
e.   Permukaan
Hem ,bergelombang , tidak licin. Sekarang ini permukaan kondom semakin bervariatif . para produsen kondom lebih kreatif untuk menarik konsumen menggunakan kondom yang bergerigi,berulir,dll. Hal ini bertujuan untuk menambah sensasi dalam hubungan suami istri yang menggunakan kondom.
f.    Spermisida
Kondom yang beredar ada yang menggunakan spermisida , ada juga yang tidak spermisida yang digunakan biasanya nonoxyne – 9 atau menfegol. Spermisida berguna untuk membunuh sperma. Penggunaan spermisida untuk menambah efektifitas kondom sebagai alat kontrasepsi.
§     Jenis kondom
Pada umumnya kondom laki-laki terbuat dari karet yang disebut dengan lateks. Selain terbuat dari lateks,beberapa produsen kondom juga memproduksi kondom berbahan dasar plastic ( polyurethane ). Kondom berbahan plastic relative lebih mahal dan mudah rusak, namun kondom ini sering digunakan oleh mereka yang alergi terhadap lateks ada pula kondom yang terbuat dari bahan alami yakni membrane hewan, sayangnya kondom ini cukup mahal dan tidak efektif unutuk mencegah penularan penyakit.
§     Cara kerja
Kondom akan menghalangi sperma masuk ke dalam rahim, sehingga akan melindungi wanita dari kehamilan yang tidak diinginkan, karena sel sperma dan sel telur tidak bertemu.
§     Cara penggunaan kondom
*    Pegang bungkus kondom dengan kedua belah tangan,lalu dorong kondom dengan jari keposisi bawah . tujuannya agar tidak tersobek saat membuka bungkusnya.selanjutnya sobek bagian atas bungkus kondom.
*    Dorong kondom dari bawah agar keluar dari bungkusnya kemudian pegang kondom dan perhatikan bagian yang menggulung harus berada disebelah luar
*    Pencet ujung kondom dengan ibu jari dan telunjuk agar tidak ada udara yang masuk dan letakkan pada kepala penis
*    Pada saat kondom dipasang, penis harus dalam keadaan tegang( ereksi ) , pasanglah kondom dengan menggunakan telapak tangan untuk mendorong gulungan kondom hingga pangkal penis  ( jangan menggunakan kuku karena kondom dapat robek )
*    Setelah ejakulasi, cabut penis dari vagina ketika masih ereksi dan tahan kondom di pangkal penis dengan jari agar kondom tidak lepas dan meninggalkan air mani di vagina
*    Setelah menggunakan, ikat kondom agar cairan sperma tidak keluar. Kondom bekas langsung dibuang ke tempat yang seharusnya,untuk mencegah mengkontaminasi orang lain,terutama anak-anak.
Kondom wanita
Kondom wanita adalah suatu sarung poliuretan dengan panjang 15 cm dan garis tengah 7 cm yang ujungnya terbuka melekat ke suatu cincin poliuretan lentur. Cincin poliuretan ini berfungsi sebagai alat untuk memasang dan melekatkan kondom ke vagina.
Kondom wanita mengandung pelumas berdasarkan silicon dan tidak memerlukan pelumas spermisida serta hanya sekali pakai. Efektifitas di penggunaan kondom ini menunjukkan sama dengan efektifitas dari penggunaan diafragma . dengan angka kegagalan 5-21 %.
Cara penggunaan kondom pada wanita :
*    Cuci tangan menggunakan sabun sebelum memasang kondom
*    Tentukan posisi , apakah dengan berbaring ,jongkok, atau dengan 1x diatas kursi
*    Tekan cincin bagian dalam yang ditutupi oleh sarung diantara jempol dan jari lain,dan masukkan kondom ke dalam vagina seperti masukkan tempon
*    Setelah kondom berada di dalam vagina, dorong cincin dalam setinggi mungkin, sehingga cincin tersebut akan tetap diposisi tersebut selama berhubungan intim.
*    Cuci luar harus melekat erat di vulva
*    Segera setelah hubungan intim,pegang cincin luar dan tarik kondom secara hati-hati
*    Buang ke tempat sampah, dan jangan dimasukkan ke dalam toilet

2.          Kontrasepsi oral
Bentuk pemberian
Kontrasepsi oral biasanya dikemas dalam satu kotak yang berisi 21 atau 22 tablet tetapi ada juga yang 28 tablet dengan 6 atau 7 tablet terakhir yang berupa plabeco sehingga tidak perlu masa istirahat 6 atau 7 hari.
Jenis kontrasepsi
a.   Jenis
1.    Kombinasi sekuensial ( bifasik / infasik )
Pembuatan system bifasik berdasarkan pemikiran bahwa siklus haid seorang wanita normal adalah fase folikuler-proliferasi ( fase estrogen ) dan Luteal – Sekresi ( fase progesterone ) sehingga diharapkan pemberian hormone lintetik dimiripkan  dengan siklus haid yang normal.
2.  Kombinasi monofasik
Kombinasi monofasik adalah jenis kontrasepsi oral kombinasi yang tersedia secara umum dalam berbagai merek. Setiap tabletnya mengandung 20-100 mg etinilestradiol dan gestagen dosis tinggi ( 50 ug ) . Jenis estrogen yang dipakai pada kontrasepsi oral adalah etinil estradiol.
b.   Cara kerja kombinasi monofasik
1.    Menghambat ovulasi
Pada sediaan mono fasik ini estrogen dan progesterone bekerja bersama-sama sejak awal. Perlu kita ingat pada monofasik,bahwa progesterone mulai bekerja pada masa setelah ovulasi. Demikian pula dengan mekanisme feedback negative yaitu progesterone akan menekan produksi estrogen.
2.  Membuat endometrium tidak mendukung untuk implantasi
Proses proliferasi juga tidak akan optimal sehubungan dengan pemberian progesterone sejak pada awal pemakaian .
3.   Membuat lendir serviks tidak bisa ditembus sperma
Salah satu keuntungan pemberian progesterone sejak awal pemakaian adalah adanya pengentalan lendir serviks sehingga akan sulit ditembus sperma .
4.  Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi ovum terganggu
Kontrasepsi pil progesterone ( minipil ) / progestin only pill (POP )
Cara kerja :
Secara pasti cara kerja minipil belum diketahui berikut adalah pengaruh minipil terhadap organ-organ reproduksi yang berkaitan dengan cara kerja minipil :
1.    Terhadap ovarium
Meskipun tidak sekuat pil kombinasi tetapi minipil tetap saja bis menghambat sekresi gonadotropin dan sintesis steroin seks di ovarium. Penekanan gestagen terhadap ovulasi juga tidak terlalu kuat sehingga masih saja dimungkinkan terjadinya ovulasi.
2.  Terhadap endometrium
Minipil menghambat proliferasi dan menyebabkan terjadinya transformasi endometrium lebih awal. Minipil mempersulit implantasi blastosit di endometrium
3.   Terhadap serviks
Lebih kentalnya serviks sehingga penetrasi sperma menjadi terganggu
4.  Terhadap tuba fallopi
Pada penggunaan jangka panjang minipil dapat mempengaruhi mitilitas tuba ,fertilisasi,serta transportasi sperma.
Motilitas tuba beresiko terjadinya kehamilan ektropik menjadi lebih besar.
Waktu penggunaan minipil
1.    Mulai hari ke 1 s/d ke 5 siklus haid ( tidak diperlukaan pencegahan barier lain )
2.  Jika tidak ada dugaan kehamilan maka bisa diberikan setelah hari ke-5 siklus haid,tetapi akseptor diberitahu agar tidak melakukan hubungan atau menggunakan barier lain selama 2 hari saja.
3.   Bila ibu menyusui lebih dari 6 minggu post partum dapat mulai diberikkan minipil sewaktu-sewaktu ( asal tidak ada dugaan hamil ) tanpa perlu kontrasepsi tambahan lain
4.  Bila akseptor pindahan / ingin berganti dari hormonal lain. Maka saat pemberian adalah sesuai dengan jadwal kunjungan ulang untuk kontrasepsi sebelumnya dan tidak diperlukan tambahan barier . namun apabila akseptor dari non hormonal maka prinsip pemberian – pemberian sama dengan akseptor baru.
3.   KONTRASEPSI SUNTIKAN
Macam kontrasepsi suntikan antara lain Depo – Provera dan Noristrat ( Norigest )
* Depo -  Provera
adalah Depo Medroksi Progesteron Asetat ( DMPA ) yang di produksi oleh Upjohn , Amerika Serikat . Kemasan satu botol berisi 3 ml @ 50 mg  / ml

Cara kerja :
menghalangi ovulasi dengan jalan menekan pembetulan LHRF dan FSHRF , merubah lendir serviks menjadi kental sehingga menghambat penetrasi sperma, dan merubah kecepatan transportasi ovum melalui tuba .

Cara pemberian :
waktu pasca persalinan ( postpartum ) , dapat diberikan suntikan KB pada hari ke 3-5 postpartum , atau sesudah air susu ibu berproduksi atau sebelum ibu pulang dari rumah sakit , atau 6 -  8 minggu pasca bersalin , asal dipastikan bahwa ibu tidak hamil atau belum melakukan koitus.
Pada pasca keguguran ( post abortum ) , dapat diberikan segera setelah selesai kuratase atau sewaktu ibu hendak pulang dari rumah sakit , atau 30 hari pasca abortus , asal ibu belum hamil lagi.
Dalam masa interval diberikan pada hari 1 – 5 haid.
Depo-provera disuntikkan secara intramuskular pada otot bokong ( muskulus gluteus ) agak dalam . Sebelum diberikan , botol obat harus dikocok agak lama dulu sampai seluruh obat kelihatan betul –betul larut dan tercampur baik . Suntikkan diberikan sekali setiap 3 bulan
Noristrat ( Norigest )
adalah nor –etisteron cenanthate yang diproduksi oleh Schering AG , Berlin
cara kerja :
merubah lendir serviks menjadi kental seperti lem , sehingga penetrasi sperma tidak bisa sama sekali .
Cara pemberian :
norigest berupa ampul berisi 200 mg zat aktif , yang disuntikkan intramuskular agak dalam pada oto gluteus . Untuk 6 bulan pertama suntikan diberikan 8 minggu dan setelah itu setiap
12 minggu.
Efektifitas :
norigest menyebabkan siklus haid lebih stabil , amenorea lebih jjarang dan fertilisasi lebih cepat kembali setelah berhenti menjadi akseptor . Dikatakan bahwa efektifitas dan angka kegagalan sama dengan pil kombinasi
4.  ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT ( AKBK ) NORPLANT
Cara pemasangan ( insersi )
Langkah – langkah pemasangan norplant adalah sebagai berikut :
*    Letakkan lengan akseptor yang akan dipasangi Norplant ( biasanya lengan kiri,kecuali untuk akseptor yang kidal ) diatas meja operasi atau pada meja yang ditaruh disamping tempat tidur .
*    Pakailah sarung tangan .bukalah tempat alat-alat yang telah disterilkan dan aturlah alat-alat ini sedemikian rupa agar mudah dicapai .
*    Carilah daerah lengan tempat pasangan tersebut dengan sabun antiseptic dan berilah mertioloat atau betadine ( atau antiseptic lainnya )
*    Pasanglah kain steril yang biasa dipakai untuk operasi pada lengan bawah dan lengan atas. Kain tersebut harus mempunyai lubang yang cukup besar agar daerah di mana implant akan dipasang dapat terbuka dan terlihat .
*    Letakkan ke 6 kapsul berjejer seperti bentuk kipas. Insersi akan dilakukan sesuai dengan posisi tersebut. Bila norplant akan diletakkan dilengan bawah bagian muka, maka insersi dilakukan melalui bawah kulit kira-kira 8-10 cm dibawah lipatan siku. Bila insersi akan dilakukan dilengan atas , maka trokar akan dimasukkan 6-8 cm diatas lipatan siku. Pada kedua keadaan diatas , posisi ke 6 kapsul seperti kipas dimana kedua kapsul yang terujung akan membentuk sudut 90-100 dengan kapsul diujung yang lain.
*    isilah semprit ( spuit )  dengan zat anestasi lokal sebanyak ±2,5 cc.
*    suntikkan jarum semprit berisi anestesi lokal tadi hingga dibawah  kulit ( subdermal ) ditempat dimana Norplant akan dimasukkan dan lepaskan ± 0,5 cc anestesi tersebut . Kemudian , dengan tanpa mencabut jarum suntik ,lakukan anestesi pada daerah dimana norplant akan dipasang ( daerah seperti kipas ). Masukkan jarum suntik secara subdermal beberapa  kali  sejauh dimana keenam kapsul Norplant  akan diletakkan dan lepaskanlah zat anestesi lokal setiap kali diperlukan hingga habis.
*    buatlah insisi sepanjang  ± 0,5 cm dengan skalpel no 11 atau no 15 pada kulit bekas tempat suntikan anestesi lokal tadi . Masukkan trokar dengan sudut yang sempit kebawah kulit melalui luka insisi tersebut . Pastikan bahwa nomor  yang  tertera pada trokar menghadap keatas . Kemudian tekan dan putarlah perlahan-lahan agar alat tersebut lebih mudah  masuk.
*    Masukkan trokar sampai bagian yang terbuka berada dibawah kulit ( ± 2-3 mm ) jaringan ini lebih lunak daripada kulit.segera setelah trokar masuk sedalam 2-3 mm,arahkan trokar keatas agar norplant dapat diletakkan dekat permukaan kulit.
*    Setelah trokar masuk sampai batas yang ditentukan tadi,masukkan kapsul norplant yang pertama ke dalam trokar dan di doronglah kapsul tersebut hingga masuk sepenuhnya ke dalam trokar.
*    Setelah kapsul sepenuhnya berada dalam trokar, masukkan batang pendorong ( rod ) trokar kedalam trokar sampai menyentuh dan mendorong kapsul .kemudian tekanlah perlahan-lahan batang pendorong sehingga kapsul terdorong sampai ke ujung trokar dimana hal ini dirasakan,sebab tiba-tiba akan terasa ada tahanan
*    Tahanlah batang pendorong pada tempatnya dan tariklah perlahan-lahan tabung trokar kebelakang hingga tanda terbawah pada trokar terlihat.
Kapsul yang pertama sekarang sudah diletakkan. Rasakanlah hingga yakin bahwa kapsul telah benar-benar seluruhnya keluar dari trokar sebelum menggesernya untuk pemasangan yang kedua ( kalau tidak kapsul yang pertama dapat rusak ketika menginsersinya kapsul kedua ).
*    Ulangi langkah 9 sampai 12 sehingga semua kapsul norplant telah di letakkan pada tempatnya. Jangan mengeluarkan / mencabut trokar sebelum kapsul yang ke 6 selesai di insersi atau dengan mengeluarkan trokar kemudian memasukkannya kembali akan memperbesar kemungkinan resiko infeksi dan trauma jaringan.
*    Seperti telah disebutkan sebelumnya,pasanglah ke 6 kapsul norplant dalam bentuk kipas seperti yang telah digambarkan.
*    Setelah kapsul yang ke 6 selesai dipasang, keluarkan trokar .tekanlah luka insersi dengan kapas selama beberapa waktu untuk mengurangi kemungkinan perdarahan.
*    Bersihkan luka bekas insersi dengan antiseptic.kemudian tutuplah luka dengan plester kupu-kupu / plester biasa ( gunakanlah dua buah secara bersilang ) jahitan biasanya tidak perlu.kemudian balutlah dengan perban untuk memastikan tidak terjadinya perdarahan
*    Mintahlah perawatan untuk mengobservasi akseptor selama beberapa menit sebelum ia di ijinkan pulang untuk mengawasi kemungkinan terjadinya perdarahan atau sinkop.
Intruksi kepada akseptor
Sangat penting agar para dokter dapat menerangkan hal-hal berikut ini kepada para akseptor norplant :
-         Akseptor harus menjaga agar daerah insisi tetap kering selama tiga hari
Akseptor dapat mengambil penutup luka setelah satu hari.
-         Lengan akan sedikit membengkak selama ± 3 hari mungkin terasa sedikit sakit terangkan bahwa pembengkakan itu terjadi karena suntikan anastesi
-         Akseptor dapat langsung bekerja seperti biasa, hanya harus menjaga luka agar tidak terganggu
-         Sebaiknya akseptor kembali sewaktu mendapat menstruasi yang berikutnya untuk pemeriksaan rutin , bila dua bulan setelah di insersi tidak mendapatkan menstruasi , dianjurkan untuk datang ke klinik
-         Terangkan kepada akseptor mengenai kemungkinan adanya perubahan-perubahan dalam siklus menstruasi




5.   ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM ( AKDR ) = INTRA UTERINE DEVICE ( IUD )
Cara  pemasangan IUD
1.Sebelum periksa dalam dan pemasangan , sebaiknya IUD telah disiapkan dan dimasukkan dalam tabung penyalurnya , maksudnya supaya jangan kotor .
2.
Bilas kemaluan luar dengan kapas air lisol
3.
Pasanglah spekulum secara lege artis
4.
Jepit porsio depan dengan cunam ,kemudian bersihkan serviks dan vagina dengan larutan antiseptik
5.
Tariklah pelan-pelan cunam porsio sehingga kanalis serviks arahnya lurus . Jangan ditarik terlalu kuat , ibu akan merasa nyeri dan kesakitan .
6.
Masukkan sonde rahim sesuai dengan arah letak rahim untuk mengukur dalamnya rahim
7.
Kalau pembukaan kanali servikalis agak sempit , dapat dilebarkan dengan  dilatator hegar no 4 – 7
8.
Buatlah ancang-ancang bagaimana alat penyalur hams dimasukkan ke dalam rongga rahim
9.
Selagi serviks ditarik perlahan dengan cunam , tabung penyalur berisi IUD diamsukkan kedalam rahim.
10. Setelah dipastikan posisinya baik, IUD didorong dengan alat pendorong perlahan-lahan sampai keluar seluruhnya dari tabungnya
11.
Keluarkan pendorong terlebih dahulu , agar benang tidak terjepit , baru kemudian tabung penyalurnya .
12.
Akhirnya lepaskan cunam porsio , olesi bekas jepitan dengan jodium tinctur , dan lepaskan spekulum
13.
Pada umumnya IUD dipasang dengan teknik “ tarik dorong “ ( pull –
push technique ) kecuali pada IUD jenis Multiload dan Nova T.

6.   Tubektomi( Sterilisasi )
Tubektomi adalah suatu kontrasepsi permanen yang dilakukan dengan cara melakukan tindakan pada kedua saluran telur sehingga sehingga menghalangi  pertemuan sel telur ( ovum ) dengan sel mani (sperma).  
Mekanisme kerja :
*    Dengan mengklusi tuba falopii (mengikat dan memotong atau memasang cincin) sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.
Cara memotong tuba
*        cara pomeroy
Langkah 1 : jepit tuba pada 1/3 proksimal dengan klem bacock , angkat sampai tuba melengkung, tentukan daerah mesosalping tanpa pembuluh darah
Langkah 2
Tusukkan jarum bulat dengan benang catgut nomor 0 pada jarak 2cm dari puncak lengkungan dan ikat salah satu pangkal lenngkungan tuba.
Langkah 3
Ikat dua pangkal lengkungan tuba secara bersama-sama dengan menggunakan benang yang sama.
Langkah 4
Potong tuba tepat di atas ikatan 
Langkah 5
 periksa perdarahan pada tunggu tuba dan periksa lumen tuba untuk meyakinkan tuba telah terpotong.
Langkah 6
Potong benang catgut 1cn dari tuba dan masukkan kembali tuba kedalam rongga abdomen.
langkah 7
Lakukan tindakan yang sama pada tuba sisi yang lain.
Cara kroener
1.    cari tuba lalu angkat pada fimbria dengan klem
2.  Buatlah dua ikatan dengan benang sutera, satu pada bagian avaskulerme-sosalfing dibawah fimbria dengan dua kali lilitan, sebuah lagi pada bagian Proksimal dari ikatan pertama
3.   Lakukan fimbriektomi pada ujung yang tidak diikat
Cara madlener
1.    Cari tuba, angkat tuba pada pertengahannya  dan klem
2.  Bagian dibawhah klem diikat dengan benang yang tidak mudah diserap oleh jaringan, kemudian klem dilepas dan dibiarkan
Cara aldridge
1.    Buat insisi kecil pada peritoneum ligamentum latum, buka sedikit dengan klem.
2.  Tangkap fimbria, lalu tanamkan kedalam atau dibawah legamentum
3.   Luka jahit dengan beberpa jahitan
Cara irving
1.    Tuba diikat pada dua tempat dengan benang yang dapat diserap, lalu dilakuakan tubektomi diantara kedua ikatan
2.  Dibuat insisi kecil kedalam miometrium pada sudut tuba fundus uteri
3.   Ujung sebelah proksimal dibenamkan kedalam insisi miometrium tadi.
4.  Ujung bagian distal boleh pula dibenamkan ke ligamentum latum.
Cara uchida
1.    Tuba dicari dan dikait keluar, kemudian pada sekitar ampula tuba disuntikkan larutan salin-adrenalin pada lapisan supserosa sebagai vasokontriktor agar menyebabakan pasosalping membesar.
2.  Di daerah ini dilakukan insisi kecil, bebaskan serosa sepanjang 4-6 cm sampai tuba kelihatan, lalu klem
3.   Tuba diikat kemudian dipotong (tubektomi)
4.  Lakukan pada serosa, dijahit sedemikian rupa agar puntung tuba menonjol kearah rongga perut.
Menutup dinding abdomen
Langkah 1
periksa rongga abdomen (kemungkinan perdarahan atau laserasi usus) dan keluarkan kasa gulung.
Langkah 2
jahit pasia dengan jahitan simpul atau angak 8 memakai benanng chromic catgut nomor 1.
Langkah 3
jahit subkutis dengan simpul memakai benang plain catgut nomor 0.
Langkah 4
jahit kulit dengan jahitan simpul memakai benang sutera nomor 0.

Tindakan pascabedah
langkah 1
        berikan luka insisi dan dinding abdomen sekitarnya dengan alkohol atau betadin, tutup luka dengan kain steril dan plester
langkah 2
        bersikan luka insisi dan dinding abdomen sekitarnya dengan alkohol atau betadin, tutup luka dengan kain steril dan plester
langkah 3
        lepaskan tenakulum dan elevator uterus
langkah 4
        periksa tekanan darah, nadi dan pernapasa
n
langkah 5
        tanyakan pada klien tentang keluhan subjektif
langkah6
        pindahkan klien dari meja operasi keruang pulih untuk pengamatan selama 1 jam
langkah 7
        instruksi kepada prawat untuk memeriksa dan mengamati tensi, nadi, pernapasan dan perdarahan melalui luka oprasi dan vagina.


         
7.   Vasektomi
                Vasektomi adalah tindakan memotong dan penutup saluran mani (vas deferens) yang menyalurkan sel mani (sperma) keluar dari pusat produksinya di testis.
                vasektomi sebenarnya sudah dikenal orang sejak lama. Sejak abad 19, para ahli  bedah telah melakukan vasektomi untuk tujuan pengobatan : mencegah infeksi kelenjar prostat atau pada hipertrofi kelenjar prostat.
Teknil vasektomi  standar
Langkah 1
        celana dibuka dan baringkan pasien dalam posisi terlentang
Langkah 2
        daerah kulit skrotum, penis, supra pubis dan bagian dalam pangkal paha kiri, kanan diberikan dengan cairan yang tidak merangsang separti larutan Iodofor (betadine) 0,75% atau larutan klorheksidin (hibiscrub) 4%. Bila ada bulu perlu di cukur terlebih dahulu, sebaiknya di lakukan oleh pasien sendiri sebelum berangkat ke klinik.
Langkah3
        tutuplah daerah yang telah di bersihkan tersebut dengan kain steril berlubang pada tempat skrotum ditonjolkan keluar.


Langkah 4
        tepat di linea mediana diatas vas deferens, kulit skrotum diberi anestesi (prokain atau Novokain atau Xilokain 1%) 0,5ml,
Lalu jarum diteruskan sampai masuk dan didaerah distal serta proksimal vas deferens dideponir lagi masinng-masing 0,5ml
Langkah 5
        kulit skrotum diiris longitudinal 1 sampai 2cm, tepat di atas vas deferens yang telah dotonjolkan kepermukaan kulit
Langkah6
        setelah kulit dibuka, vas deferens dipegang dengan klem, disiangi sampai tampak vas deferens mengkilat seperti mutiara, perdarahan dirawat dengan cermat. Sebaiknya di tambah lagi obat anastesi  kedalam fasia vas deferens dan baru kemudian fasia disayat longitudinal  sepanjang 0,5cm. Usahakan tepi sayatan rata ,hingga memudahkan penjahitan kembali. Setelah fasia vas deferens dibuka terlihat vas deferens yang berwarna  putih mengkilat seperti mutiara. Selanjutnya vas deferens dan fasianya dibebaskan dengan gunting halus berujung runcing.
Langkah 7
        jepitlah vas deferens dengan klem pada dua tempat dengan jarak 1-2cm dan ikat dengan benang kedua ujungnya. Setelah diikat jangan dipotong dulu. Tariklah benang yang mengikat kedua ujung vas deferans untuk melihat kalau ada perdarahan,jangan terlalu banyak, karean dapat menjepit pembuluh darah yang lain seperti arteri testikulaisatau deferensialis yang berakibat kematian itu sendiri.
Langkah 8
        potonglah diantara dua ikatan tersebut sepanjang 1cm. Gunakan benang sutera no, oo atau 1 untuk mengikat vas tersebut.  Ikatan tidak boleh terlalu longgar tetepi juga jangan terlalu keras karena dapat memotong vas deferens.
Langkah 9
        untuk mencegah rekanalisasi spontan yang di anjurkan adalah dengan melakukan interposisifasia fasdeferens, yakni menjahit kembali fasia yang terluka sedemikian rupa, vas deferens bagian distal (sebelah ureteral dibenamkan dalam fasia dan vas deferens bagian proksimal (sebelah testis) terletak diluar fasia. Cara ini akan mencegah timbulnya kemungkinan rekanalisasi.
Langkah 10
        lakukan tindakan diatas (langkah 6-9)untuk vas deferens kanan dan kiri, dansetelah selesai, tutuplahkulit dengan 1-2 jahitan plain catgut No. 000 kemudian rawat luka operasi sebagaimana mestinya, tutup dengan kasa steril dan diplester.





DAFTAR PUSTAKA
*    Meilani Niken. Pelayanan Keluarga Berencana. Fitramaya . Yogyakarta ; 2010
*    Bari Saifuddin Abdul . Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirihardjo .Jakarta , 2006
*    Mochtar Rustam. Sinopsi Obstetri. EGC, Jakarta , 1998
*    Manuaba, Ida Bagus Gde . Ilmu Kebidanan , Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Kebidanan . EGC . Jakarta ; 1998
*    Suratun , dkk . Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi . Trans info Media , Jakarta ; 2008

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking